Cinta atau Kasih Sayang?
Aku sama sekali tidak bisa mendefinisikan keduanya dengan benar. Entah apa yang mereka maksud dengan cinta. Entah bagaimana mereka mengungkapkan perasaan kasih dan sayang.
Tapi ketimbang kata cinta, aku lebih menyukai kata kasih sayang.
Ini hanya pendapatku. Cinta..rasanya terlalu egois. Seolah cinta bisa menguasai dan mendominasi seseorang. Mereka mengatasnamakan cinta untuk mengikat hati seseorang yang sesungguhnya sudah tak mengarah padanya lagi.
Bagiku, kebahagiaannya adalah yang utama. Bodoh? Memang terdengar bodoh. Buta? Cinta memang buta, oleh karenanya cinta membutuhkan logika sebagai mata.
Tapi cinta yang merelakan bukanlah sebuah kebodohan. Cinta yang melepaskan bukanlah sebuah kebutaan. Cinta yang tidak memiliki bukanlah sebuah pengorbanan.
Walaupun kesannya amatlah dalam, cinta.. rasanya terdengar terlalu berlebihan untukku.
Saat kasihmu kau berikan dengan setulusnya, sepenuhnya tanpa kau berharap siapapun itu membalasnya, maka kau sudah mengasihinya, sekaligus mengasihi dirimu sendiri. Tanpa sadar kau sedang melindungi dirimu sendiri dari luka yang mungkin menanti saat kau lupa diri dan kembali berharap terlalu tinggi.
Bukannya aku tidak pernah terjatuh.
Hampir setiap kali aku melihatnya, keegoisan dalam diriku tumbuh. Seakan menarikku dan membuatku menjatuhkan diri secara sengaja. Seolah tak peduli luka lama yang masih jelas terasa, aku membiarkan diriku kembali menerima luka.
Aku masih belajar untuk terus terjaga. Seolah tak peduli apa kata dunia, aku pernah terus terluka sampai rasanya tak ada lagi yang tersisa.
Tapi terluka atau tidak, itu tergantung bagaimana kau memposisikan dirimu dalam menyikapi sesuatu yang sering disebut sebagai cinta. Cinta tidak bisa melukai. Kasih hanya bisa melindungi. Kalau kau terluka, itu ulahmu sendiri, yang sengaja tak ingin terbebas darinya yang menyayat hatimu sebegitu dalam dan seringnya..
Aku tidak bilang dia melukaiku.. Aku hanya belum memahami caranya mengasihiku..
Teruntuk Aidenku.
Jujur saja.. sampai sekarang, aku belum bisa memahamimu sepenuhnya. Apa yang kau pikirkan. Apa yang kau inginkan. Apa yang kau harapkan dariku.
Sampai sekarang, kau masih menjadi tanda tanya besar bagiku. Seolah aku lebih mengenal orang asing ketimbang aku mengenalmu.
Dewasa? Saat kata-kata yang tak terucap tak mampu kucerna, apa berarti aku masih kekanakan?
Hei, sayang. Kau terlalu sunyi. Aku bukan cenayang yang bisa membaca pikiranmu atau melihat masa depanmu..
Entahlah..
Mungkin cintaku masih payah, karena kasih yang sesungguhnya tidak pernah lelah..
Tapi apa lagi yang bisa dilakukan hujan saat orang-orang berlari mencari tempat teduh untuk menghindarinya? Hujan hanya bisa terus terjatuh, atau berhenti untuk kemudian pergi menjauh...
Ah.. sudahlah.. mungkin duniaku terlalu suram bagi matahari sepertimu..
(Maaf hari ini update tulisan singkat dulu ya.. selamat membaca.. semoga mood author segera membaik dan bisa melanjutkan sampai tamat dan kegajeannya berkurang.. terima kasih sudah berkunjung... salam literasi. Author - Sansa)
![](https://img.wattpad.com/cover/171708470-288-k671584.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
[ E N D ] Bandung dan Kenanganku Tentangmu
RomancePertama dan terakhir kali. Waktu tidak bisa berdetak mundur. Hari itu memang tidak akan pernah terulang. Tidak akan. Tapi kenangan hari itu tidak akan pernah hilang. . Jam 20.15 Dia berdiri dan menarik tanganku. "Ayo pulang. Kamu harus udah sampe ko...