Bagian 13

150 11 5
                                    

"Aku pulang dulu ya, cantik." Pamit Willdan sambil menepuk bahuku pelan.

"Hm, ati-ati."

"Iya, besok jangan kesiangan ya." katanya lagi. Aku cuma mengangguk dan dia berjalan pergi.

Aku tetap berdiri di depan pagar sampai Willdan menghilang saat berbelok di ujung persimpangan jalan.

Malam ini berakhir dengan santai.  Entah bagaimana besok. 

***

Keesokan harinya.

Jam 8 pagi.. Willdan menelponku. 

"Baru bangun?" tanyanya begitu aku bilang halo.

"Hm." gumamku mengiyakan.

"Ya udah, aku jemput kamu jam 11 ya."

"Oke" 

Tidak ada perbincangan lain. Aku juga masih malas berbicara.  Di sebelahku, Karin juga masih terlihat nyenyak. Aku malas bangun.

Begitu Willdan menutup telpon, aku langsung membuka whatsapp. Ada pesan dari Aiden.

"Selamat Hari Minggu De"

Aku tersenyum membaca pesan paginya. Aku segera membalas. "Selamat Hari Minggu juga , sayang"

Aku tidak menyangka dia langsung membalas. Ini masih jam 8 lewat dan setahuku prosesi ibadah masih berlangsung.

"Udah selesai kebaktian?" tanyanya

"Aku belum berangkat malah a."  jawabku singkat.

"Tumben de, biasanya kamu ke gereja pagi kan."

"Iya, hari ini ke gereja siang."

"Kenapa? Sakit?"

"Engga, aku janjian sama temen mau ke gereja siang." 

dia langsung membaca tapi tidak langsung membalas. Aku cuma menatap layar ponselku dan memperhatikan tulisan Typing di bawah namanya.

"Oh.. ya udah. Jaga kesehatan. Jangan tidur lewat tengah malem terus."

"Iya."

Hanya Read. Ya sudah. Toh dia sudah menjawabku. Dia tidak bertanya dengan siapa aku pergi nanti siang. 

Aku kembali mengetikan pesan untuk Aiden "Kangen.. Aa ga bisa ke bandung ya?"

Tak lama dia membalas "Iya de, banyak kerjaan di sini."

Aku hanya menatap layar ponselku. Tidak berniat membalas pesannya. 

Entah apa yang kupikirkan sekarang.. entah apa yang kurasakan sekarang.. Saat aku merindukannya, rasanya semakin lama semakin hampa. Diriku seolah hilang sebagian. Bertanya-tanya apakah dia merindukanku. Bertanya-tanya apakah dia merasakan hal yang sama denganku.

Apa ini hanya rasaku saja? Apakah keinginan bertemu ini hanya milikku saja?

Teruntuk Aidenku. 

Sayang, aku rindu. 

Entah sudah berapa kali kutuliskan hal ini untukmu. Mungkin kau bosan dan akhirnya menjauhiku. Aku tidak peduli. Aku hanya ingin bertemu denganmu. Tidakkah kau juga merasa begitu?



(Author putus asa.... hahaha - Maaf kalau makin lama tulisannya makin absurd.. Selamat membaca... Salam Literasi...)

[ E N D ] Bandung dan Kenanganku TentangmuTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang