» 7

6.2K 1.2K 199
                                    

"Masih sakit?" Aku menarik tangan Doyoung untuk menepi dan mencari tempat duduk seadanya. Sejak aku menepuk dadanya-tidak sengaja-tadi, wajahnya berubah menjadi pucat.

To be honest, aku takut terjadi apa-apa.

Doyoung hanya mengangguk. Sebelah tangannya memegangi bagian tubuhnya yang, mungkin, terasa sakit. Aku jadi semakin merasa bersalah.

"Maaf, aku gak sengaja." Aku memberinya isyarat untuk duduk di kursi yang terletak di depan salah satu toko baju wanita.

Lagi-lagi, Doyoung hanya mengangguk.

"Tunggu sebentar, ya. Aku beli air dulu."

Doyoung menahan tanganku, "Buat apa?"

"Diminum, masa mau disiramin ke kamu?"

Sekilas aku melihat kalau dia tidak setuju, tapi akhirnya dia melepaskan tanganku.

"Cepet balik," katanya.

"Tunggu aja di sini, jangan kemana-mana."

Dia mengangguk.

"Makan ini dulu." Aku memberikan eskrim yang tadi ku beli padanya. Just in case aku sedikit lama, agar dia tidak terlalu bosan. Dan setelah itu aku meninggalkannya sendirian.

Plakk

Baru saja beberapa langkah aku meninggalkan Doyoung, suara benda terjatuh dan orang berlari membuatku menghentikan langkah dan menoleh ke belakang.

"Doyoung?"

Kursi yang tadi diduduki kosong. Cup eskrim yang tadi aku berikan padanya pun tergeletak di lantai dengan isinya yang tumpah kemana-mana.

Aku menoleh sekitar, tapi tidak menemukan tanda-tanda keberadaan Doyoung.

"Ah, permisi." Aku menghampiri salah satu staf toko yang kebetulan keluar untuk memasangkan baju di salah satu manekin.

"Iya? Ada yang bisa saya bantu?"

"Kamu tau pria yang tadi duduk di sini?" Tanyaku sambil menunjuk kursi dimana tadi Doyoung duduk.

Staf itu menoleh ke belakang, aku pun ikut melihat ke mana dia melihat. Tapi bukannya Doyoung yang kudapati, melainkan..

"Jeffrey?"

Yang kupanggil menoleh, lalu tersenyum kaku.

"Erica? Kamu ngapain di sini?" Tanya nya.

"Kamu yang ngapain di sini?"

"Aku? Hanya melihat-lihat." Dia membolak-balik baju wanita yang tergantung di sampingnya.

"Ini toko baju wanita."

"Iya emang," katanya. "Kamu tadi belum jawab, kamu ngapain di sini?"

Aku tidak menjawab. Pikiranku masih bergelut dengan pertanyaan 'apa yang Jeffrey lakukan di toko baju wanita?'

Fyi, Jeffrey hidup sendirian. Ibu dan ayahnya tinggal di Korea, dan dia tidak dekat wanita manapun selain aku dan—

"Jeff?"

—Rosé.

Ooh, jadi ini alasannya berada di sini?

"Oh, hai Erica." Rosé tersenyum padaku. Sangat manis, tapi entah kenapa aku ingin menampar mukanya.

"Maaf aku gak minta ijin lebih dulu, tapi mumpung kita sekarang ketemu, aku sekalian ijin, ya? Aku pinjam Jeffrey."

What the hell dia bilang 'pinjam'? Memangnya Jeffrey mainan?

[1] Turtle Neck ; Kim Doyoung ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang