Jam 12 siang, waktunya beristirahat setelah setengah hari bergelut dengan kalimat-kalimat memusingkan yang sebenarnya menjadi sumber penghasilanku.
Tapi sial, berbeda dengan mataku yang terpejam rapat, otakku malah dengan aktifnya mengulang kejadian tadi pagi di dapur. Berkali-kali.
"Aku nih kenapa, sih?" Aku meraih remote AC dan menyetelnya hingga suhu terendah. Kali aja otakku gak bisa diajak tidur karena kepanasan.
Tapi hasilnya sama saja. Justru aku memikirkan hal yang lain.
Baju Doyoung belum ganti semenjak aku meminjamkannya sweater model turtle neck milik Mark. Udah berapa hari, ya? Itu dia gak kepanasan make sweater di musim panas begini?
"Hiss!" Aku duduk lalu melempar selimutku asal.
Oke, daripada aku tidak bisa tidur, lebih baik aku melakukan sesuatu.
◎◎◎
turtle neck
◎◎◎"Turun," kataku pada Doyoung. Dia tidak merespon, matanya lekat memandang dashboard mobil. Entah apa yang dia pikirkan, tapi aku merasa kalau dia sedang ketakutan.
"Kenapa?" Tanyaku.
Dia memandangku lama sebelum menjawab, "Aku gak mau keluar."
"Terus? Kita mau pulang gitu aja?"
Doyoung mengangguk.
Astagaaa ini udah nyampek di mall dan dia tiba-tiba ngajak pulang? Tolak dari tadi kek kalo gak mau ikut?! Buang-buang bensin.
"We're going in."
Tapi Doyoung malah meremas seatbelt yang dari tadi dia pegang erat.
"Kamu takut?" Akhirnya aku bertanya. Dan tebakanku benar, Doyoung memberiku sebuah anggukan-yang terkesan ragu-ragu.
"Takut apa?" Tanyaku lagi. Kali ini dia diam, matanya beralih menatap sekitar. Was-was, itu yang bisa aku simpulkan melihat sikapnya saat ini.
"Hey." Aku menepuk pundak Doyoung, tapi reaksinya sangat berlebihan. Terkejut, matanya membulat, hampir menangis.
"Ngagetin!" Protesnya, dan aku jadi tidak bisa membendung tawaku.
Aku mengambil tisu di dashboard mobil dan menghapus airmataku yang sudah membanjiri pipiku. Maaf, cara tertawaku aneh. Tapi aku juga tidak tahu bagaimana mengubahnya.
Aku memeriksa soft lens ku di spion. Oke, aman. Lalu aku beralih pada Doyoung lagi.
"Ayo keluar, kita cari baju yang cocok buat kamu."
"Ini cocok kok," katanya sambil menarik sweater yang dipakainya dengan dua jari.
"Bau."
"Aku tadi pagi mandi," sahutnya sambil mencium bau badannya sendiri. "Gak bau," sambungnya.
KAMU SEDANG MEMBACA
[1] Turtle Neck ; Kim Doyoung ✔
Fiksi Penggemar[ bahasa | completed ] "He hides something behind his turtle neck." ©crayonhaechan 2018 was #18 in au 01/29/2019 #9 in suju 01/29/2019 #5 in jeffrey 01/29/2019 #4 in jeffrey 01/30/2019 #5 in henrylau 01/30/2019 #2 in jeffrey 02/16/2019 #1 in henryla...