Hujan turun lagi, tepat saat kami bertiga masuk ke dalam rumah—aku, Haechan dan Doyoung.
"Kok baru pulang sih?" Mark yang sedang tiduran di sofa ruang tamu menyambut kamu bertiga dengan pertanyaan yang lebih mirip sebuah protes. Dia bangun, menyandarkan punggungnya ke sofa.
"Kak Erica pantatnya lengket, gak mau lepas dari kursi," jawab Haechan.
Sialan.
Aku mendengus lalu ikut duduk di samping Mark.
"Loh, Doyoung mana?"
Haechan menoleh ke belakang, "Lah, tadi perasaan jalan di belakang?"
Aku mau berdiri dan memeriksa dimana Doyoung, tapi Mark menahanku.
"Aku aja yang nyari, kak," kata Haechan, langsung keluar dari rumah begitu saja.
"Usah sejauh mana Kak Erica terlibat?" Tanya Mark.
Aku mengernyit, "Terlibat apa?"
"Teribat sama masalahnya Doyoung."
"Kamu tau sesuatu?" Tanyaku. "Kasih tau aku."
Mark menghela nafas, "Kak Erica gak tau dia itu siapa?"
Aku menggeleng, "Gak ada yang mau ngasih tau," kataku jengkel. Sangat jengkel. Doyoung tidak bisa diandalkan dan Joshua yang kukira bisa memberi sedikit pencerahan malah menghilang.
Sekali lagi Mark menghela nafas panjang, "Dia itu buronan, Kak."
"What?"
"Sebentar lagi pasti lokasi dia ketahuan. Jadi sebaiknya kita gak usah terlibat, for the sake of our own safety," lanjutnya.
"Guerriero?"
"FBI, CIA—ah, itu juga, guerriero," terang Mark.
"Kamu tau dari mana?"
"Itu gak penting—"
"Penting," tukasku. "Kalo kamu tau sesuatu, bilang. Jangan tiba-tiba ngomong kalo Doyoung itu buronan. Kasih bukti biar aku percaya."
Mark menggosok wajahnya frustasi, "Aku gak tau harus ngasih bukti apa biar Kak Erica percaya."
Ya. Pada dasarnya mendapatkan kepercayaan dariku itu sulit. Aku tidak tahu kenapa, tapi yang jelas seperti apa kata Mark, for the sake of my own safety.
"Aku pernah lihat dia punya tato yang mirip sama punya Papa," ujar Mark setelah beberapa saat dia diam.
Aku mengernyit. Tato apa? Aku bahkan tidak tahu Papa pernah punya tato.
"Tato itu.. tanda kalo dia milik UnderGround."
"UnderGround?"
Mark mengangguk.
Jadi.. Doyoung ada kaitannya dengan UnderGround? Berarti Joshua juga? Tapi kenapa Papa—
"Mungkin Doyoung emang gak berbahaya, tapi aku udah bilang kan, something after him is dangerous. And it's UnderGround."
"Sebentar." Aku menyerongkan dudukku menghadap Mark. "UnderGround itu apa?"
"Company—I think," jawab Mark ragu. "Aku juga gak tau, tapi mereka—kita harus jaga jarak dari semua yang berbau UnderGround, termasuk Doyoung."
Mark menghela menarik nafas panjang lalu melanjutkan, "Kita udah ditanamkan keyakinan kalo di dunia ini ada dua pihak yang berlawanan. Black, something we trust as the demon, and white, something we have to trust as the right—as the savior. Tapi di sini itu gak berguna, because the white can be more than a demon to smack down another demon, paham?"
KAMU SEDANG MEMBACA
[1] Turtle Neck ; Kim Doyoung ✔
Fanfiction[ bahasa | completed ] "He hides something behind his turtle neck." ©crayonhaechan 2018 was #18 in au 01/29/2019 #9 in suju 01/29/2019 #5 in jeffrey 01/29/2019 #4 in jeffrey 01/30/2019 #5 in henrylau 01/30/2019 #2 in jeffrey 02/16/2019 #1 in henryla...