"Good evening, Miss Erica Lee. May we come in?"
Bukan orang yang pertama kali kulihat saat mendengar suara itu, tapi—pistol? Sedetik kemudian, wajah seorang wanita muncul sebagai background.
"Roa, jangan main-main." Suara seorang pria terdengar bersamaan dengan benda yang kuyakini sebagai pistol itu ditarik turun.
"Selamat Malam, Miss Lee, hehe..—woah! Are you okay????"
◎◎◎
turtle neck
◎◎◎Aku memandangi dua orang yang sekarang duduk santai di sofa ruang tamu—berhadapan denganku. Hell, mereka bahkan bertingkah seperti berada di rumah sendiri.
"You're not allowed to make any calls, Miss Lee," tegur wanita yang tadi menodong ku dengan pistol—sekarangpun dia masih memutar-mutar pistolnya seolah itu mainan anak-anak.
"Ini pertemuan rahasia, oke?" Lanjutnya.
Aku berdehem lalu memasukkan kembali ponselku ke dalam saku kardigan ku.
"Kalian bahkan belum mengatakan identitas kalian.." kataku lirih. Takut, jelas. Siapa yang tidak panik ketika tiba-tiba sebuah pistol ditodongkan di depan muka? Untung aku tidak terkena serangan jantung.
"Oke, perkenalkan, aku Chris, dan ini Roa," kata pria yang duduk di seberangku ini memperkenalkan diri.
"Kami agen—aku dari CIA dan dia FBI," lanjutnya sambil terkekeh. "Jadi mohon maaf kalau dia agak—eumm.. yah, maaf karena tiba-tiba menodongkan pistol padamu, hehe.. Aku tahu seharusnya aku gak datang kesini sama dia."
Aku diam sebentar lalu tertawa hambar. Omong kosong macam apa lagi ini?
"Kami punya tanda pengenal kalau kamu gak percaya," kata Roa sambil memperlihatkan tanda pengenalnya.
"Kami datang kesini baik-baik, kok," ujar Chris. "Asalkan kamu bisa diajak kerja sama."
"Maaf Mr. Chris—"
"Chris aja cukup," potong Chris. "Kita seumuran."
"Ah, oke." Aku mengangguk. "Tapi aku bukan tipe orang yang bisa diajak bekerja sama."
"Oke kalo gitu.." Roa mengangkat pistolnya.
"Roa!"
"Ahhh iya, cuma bercanda." Roa berdecak lalu menyimpan pistolnya. "Lagian juga gak ada isinya."
Aku meremas bajuku bagian dada. Mungkin pistol itu tidak berbahaya—karena Roa bilang tidak ada isinya. Tapi mereka ini berkali-kali membuatku terkejut dan takut. Bisa-bisa aku mati konyol karena jantungku tidak kuat berdetak lagi.
"Jadi, Ms. Lee—"
"Erica," potongku. "Kita seumuran."
Chris melepaskan senyum kecil lalu melanjutkan, "Mengenai Doyoung.."
Aku mendongak, menatap Chris dengan mata melebar. Doyoung?
"Sorry, seharusnya kami jemput Doyoung lebih cepat. Tapi kami malah ngebiarin dia tinggal disini tanpa perlindungan, dan akhirnya malah adikmu yang kena imbas," sesal Chris.
"Jadi, Doyoung—"
"Iya, persis sama yang dibilang Mark, Doyoung itu buronan." Chris tersenyum kecut. "Tapi bukan buronan yang kayak gitu!"
Aku mengernyit.
"Ngg.. gimana ya ngomongnya?" Chris bertumpu pada kedua lututnya sambil sebelah tangannya mengetuk-ngetuk dagunya sendiri.
KAMU SEDANG MEMBACA
[1] Turtle Neck ; Kim Doyoung ✔
Fiksi Penggemar[ bahasa | completed ] "He hides something behind his turtle neck." ©crayonhaechan 2018 was #18 in au 01/29/2019 #9 in suju 01/29/2019 #5 in jeffrey 01/29/2019 #4 in jeffrey 01/30/2019 #5 in henrylau 01/30/2019 #2 in jeffrey 02/16/2019 #1 in henryla...