[COMPLETE] The boss that sucks | VJOY

38 : I'm happy to see your smile (tae)

"Dia adalah wanita yang memiliki senyum paling indah yang pernah aku lihat"

-taehyung brameswara-

Gue masih dalam keadaan yang sama tanpa sosoknya. Gue berusaha baik-baik aja karena emang sejatinya dari awal gue selalu melepaskan seseorang yang gue cintai. Mencintai menurut gue bukan berarti harus memiliki tapi melepaskan. Gue percaya bahwa benang merah diantara gue dan joy masih terhubung. Gue gak bakalan berusaha merebut dia atau apapun itu. Gue hanya ingin melindungi dan melihat dia bahagia walaupun ini sakit buat gue. Gak apa-apa gue udah biasa hidup dengan semua rasa sakit ini dan gue egois karena dari awal, gue gak pernah berjuang dalam kisah cinta kami. Menurut gue sosok agatha joy davine udah jadi kenangan paling manis dalam hidup gue yang kelam.

Gue memilih tersakiti paling akhir dan joy bakalan bahagia sama daniel, pilihannya. Dia udah milih daniel dan dia gak akan memilih gue di kesempatan ini. Gue bahagia liat dia ketawa setiap hari saat dia bareng daniel di butiknya. Gue emang penguntit yang tidak tahu diri. Gue selalu menyempatkan melihat dia dari jauh dan malamnya gue balik lagi mau mastiin keadaan dia. Kami udah cerai beberapa hari yang lalu dan tepatnya gue yang gugat cerai dia karena paksaan bang ceye yang gak suka sama gue.

Gue gak masalah sama hal itu karena gue maklumin semuanya. Emang siapa sih orang gila yang biarin adiknya tersakiti dan hidup sama orang yang hampir membunuhnya. Semuanya kesalahan gue dan gue pantas disalahkan. Dia setidaknya bisa senyum lagi dan gak tersisa sedikitpun kesedihan di wajah cantik dia. Gue rasanya pengen ngasih tau dia keadaan keanu kami. Anak gue sama dia, Joy adalah mommy keanu sampai kapan pun itu walaupun keanu gak lahir dari rahim dia.

"Mas bara sampai kapan lo berlaku bodoh kayak gini?" Yeri yang ada disamping gue nanya. Dia sejak tadi diam waktu gue merhatiin joy yang lagi masukin bunga pemberian daniel ke vas bunga. Ternyata joy suka mawar merah dan juga lili. Gue liat senyuman dia. Liat dia dari jauh aja udah cukup bikin gue bahagia.

"Sampai gue capek" balas gue. Yeri di samping gue cemberut. Dia kayaknya pengen ngomong sesuatu tapi gak jadi.

"Lo kenapa dek?" Gue nanya karena penasaran.

"Gak apa-apa" balas di jutek. Yeri akhir-akhir ini kelihatan jaga jarak dari joy tanpa gue tahu alasannya. Semenjak dia pertama kali ke rumah sakit jenguk joy, dia jadi beda dan gak cerita banyak ke gue.

"Cerita ke gue. Lo pasti mau tau banyak hal" kata gue tanpa melepas pandangan gue dari sosok agatha joy davine.

"Gue gak bisa walaupun gue pengen" lirih yeri dan seperti biasa gue milih gak peduli.

"Kak joy kelihatan bahagia tanpa lo dan gak merasa kehilangan sedikitpun. Gue kasian sama lo bang, bukan nya lo cinta sama dia bang?" Gue senyum denger pertanyaan yeri.

"Tentu, gue cinta sama dia. Gue sangat mencintai dia" jawab gue. Gue gak bisa nyembunyiin perasaan cinta gue.

"Dan sangking cintanya lo sama dia. Lo malah biarin dia nikah sama daniel, besok hari pertunangan mereka dan seminggu lagi kak wendy nikah sama bang ceye. Cuman gue yang belum taken! Bang lo jangan nikah lagi ya? Gue gak mau ditinggal jomblo sendirian" kesal yeri. Gue bingung sama adek gue yang gak bisa diam. Gue lagi menikmati pemandangan paling indah dan dia masih aja cerewet.

"Gue tahu itu kalo dia bakalan tunangan dan gue gak masalah. Gue cuman mau dia bahagia dan daniel satu-satunya orang yang bisa bikin dia bahagia" balas gue. Gue udah capek tegasin sama yeri kalo gue gak masalah sama hal itu. Kebahagiaan joy udah jadi prioritas utama gue saat ini.

"Bego banget sih! Harusnya lo ketemu sama joy dan bikin dia sadar kalo lo sama keanu masih butuh dia. Jangan bersikap menyedihkan gini!" gue ketawa denger kata-kata yeri yang terdengar lucu menurut gue. Keanu udah gede sekarang dan dia pasti bakalan ngerti suatu saat nanti. Gue juga tahu, gue pria yang paling menyedihkan.

"Gue pengen dia bahagia dan ada saat dimana gue akan ketemu sama dia tapi bukan saat ini"

"Kesel gue sama lo! Gue harap lo berubah pikiran dan segera mengejar kebahagiaan lo sendiri. Jangan terlalu kejam sama diri lo bang. Ada saatnya lo mengejar sesuatu itu walaupun pada akhirnya lo gak dapatin dia, setidaknya lo pernah berjuang" yeri nasihatin gue. Dia emang betul tapi gue gak bisa. Gue selalu ragu melangkah dan menyapa dia lagi. Gue gak pengen liat ekspresi sedih di wajah dia saat dia lihat gue padahal gue tinggal langkahin kaki gue masuk ke butik dia dan nanya kabar dia. Hal yang sederhana tapi susah di lakukan.

"Gak ada yang perlu di kejar. Gue udah berhenti di ujung jalan kisah kami dan gue gak akan pernah melangkah maju lagi untuk mengejar bayangan dia" balas gue sambil senyum tipis.

"Capek gue nasihatin lo. Gak ada gunanya ngomong sama orang yang gak pernah mikirin kedepannya. Lo masih ada kesempatan bang dan lo malah buang kesempatan itu dengan alasan egois lo" kadang yeri emang selalu benar tapi entahlah. Gue masih gak bisa buat memperjuangkan apapun dalam kisah ini. Kali ini joy berhak menentukan semuanya. Gue gak akan campur tangan sama takdir kami. Gue pasrah dengan takdir yang mungkin akan mengakhiri semuanya atau malah mempersatukan kami lagi. Setidaknya saat ini gue mencintai dia dan gue pengen dia bahagia dengan atau tanpa kehadiran gue di hidupnya.