Siapa Dia

595 44 0
                                    


Tatapan sekilas akan menciptakan perasaan yang membekas
Senyuman sedetik akan membuat jiwamu tak berkutik
Sapaan yang hanya sekali akan membuatmu rindu berkali-kali.

~Imam Tak Terduga~

🌸🌸🌸

Abdullah Khairul Azis Pov.

Pergi dari masalah bukan lari dari masalah. Pergi ke kalimantan hanya untuk menenangkan fikiran dan bernostalgia dengan teman teman lama di pondok. Pesantrennya dulu.

Banyak pertanyaan yang menghampiri Azis, kenapa belum nikah?, udah cukup kayanya nikah? Dokter sudah punya anak berapa. Lelah rasanya mendengar pertanyaan yang hanya saya jawab nanti jika sudah waktunya, hanya itu yang Azis katakan.

Bukan berarti Azis tidak laku jika kalian berfikir dia bujang buntu kalian salah sudah banyak wanita yang dikenalkan sang Ibu padanya untuk menjadi Istrinya namun Azis menolak.

Wanita cantik nan elok pun dia menolak alasanya dia ingin memilih wanita yang hatinya ingin kan, dia ingin memilih wanita pakai hati dan akhlaknya.

Pagi ini Azis sedang duduk di ruang tunggu bandara Syamsudin Noor yang berada di Banjarmasin. Menunggu teman seperjuangan nya dulu di pesantren untuk menjempunya. Dia berada di Banjarmasin hanya sekitaran 5 hari hanya sekedar jalan jalan menikmati kota Seribu sungai ini.

Taap

Merasa ada yang menepuk pundaknya, Azis segera menoleh kebelakang. Ternyata yang menepuk nya adalah sahabatnya Rifky.

"Kayf halik ya Azis" ucap lelaki berkumis tipis (Apa kabar ya Azis).

"Alhamdulillah, madha eank ya 'akhi" ucapku sambil memeluk Rifky. (Alhamduliah baik, bagamana dengan kamu saudaraku).

"Alhamdulillah aku baik, macem kau lihat sekarang nih" Kata Rifky menirukan bahasa batak.

"Ayo sekarang kita kerumah mu, aku lelah dan ingin istirahat sejenak" pintaku.

"Baiklah, silahkan tamu kehormatan ku"

Saat perjalanan menuju rumah Rifky aku tertidur di dalam mobilnya, sungguh aku lelah. Pulang dari kantor sekitar jam 2 pagi aku melanjutkan kepergianku ke Banjarmasin.

"Zis udah nyampe, lanjut tidur dikamar ane aja"ucap rifky.

"Maaf Ky, ane ketiduran" sambil mengumpulkan nyawa yang belum sempat terkumpul.

"Gak papa Zis, sekarang masuk kamar ane, langsung Istirahat aja. Temen-temen yang lain jam 2 baru kesini katanya" Ucap Azis.

"Ya sudah, ane masuk kamar antum yah" pamitku pada Azis.

Entah berapa jam aku tertidur di kamar Rifky, merasa lebih dari cukup istirahat aku segera bangun dari tempat tidur karna mendengar banyak orang sedang mengobrol di luar kamar Rifky. Setelah membuka knop pintu kamar Rifky aku segera mengarahkan badan ku kesumber suara.

"Wehh, si Dokter udah bangun, sehat dok. Anak saya periksain dok" ucapan dari teman teman di pondoknya dulu, aku mengobrol sebentar dengan mereka lalu permisi pergi ke mesjid untuk menunaikan sholat dzuhur yang tertinggal.

"Ane pergi sebentar ya, mau ke mesjid" ucapku.

"Kenapa gak dirumah aja Zis" ucap salah satu temanku.

"Sekalian mau ada yang dibeli didepan"

"Tuh pakai motor ane aja, nih kuncinya"tawar Rifky sambil memberikan kunci sepeda motornya.

"gak usah, jalan kaki aja toh deket juga kan" tolakku.

"Yasudah, Hat-hati ya pa Dokter"Ucap Si Ali.

"Assalamu'alaikum"Ucapku pada mereka semua, dan mereka menjawab salamku serempak.

Aku menuju mesjid yang ada di dekat rumah Rifky, setelah menunaikan kewajibanku sebagai seorang muslim. Aku mapir ke mini market yang dekat Mejid tersebut. Sekedar membeli makan, minuman, gorengan, dan beberapa jenis buah jus.

Setelah semua merasa cukup dibawa pulang kerumah Rifky untuk kami makan bersama-sama sebagai cemilan mengobrol aku melihat dari kejauhan ada sosok wanita berbaju hitam dan kepala yang ditutupi oleh hijab cantik yang berwarna ping. Saat setelah berada didepan rumah aku melirik ke arah gadis itu, tak sengaja mata kami saling berpandangan dan aku langsung menundukkan kepala langsung menuju ke dalam rumah.

"Wiih banyak juga makanannya, asik nih. Pekka atuh si dokter mah" Ucap Asep menirukan bahasa kota ku.

"Iya iya, ini dimakan dan diminum juga" ucapku dan mataku mengarahkan mata kepada senior dan panutan ku di waktu pondok.

"Ka Rahman, masyaa allah kapan dateng ka" ucapku sambil memeluk senior ku itu.

"Baru aja datang tadi, sama adek perempuan ku yang diluar itu" katanya.

"Loh ka gak disuruh masuk adek nya ka"

"Malu katanya, disini laki laki semua kan"tutur ka Rahman.

"Zis, tolong anterin ini ke depan kasih ke adenya ka Rahman"pinta Rifky padaku.

"Jangan Alpukat, dia gak suka kasih rasa Mangga aja"ralat ka Rahman saat aku ingin mengantarkanya dan aku mengganti jus itu dengan jus yang diminta ka Rahman langsung aku menuju gadis itu untuk memberikan jus untuk dia.

"Ini de, diminum" tangan mengarahkan jus pada gadis itu.

"Iya ka terima kasih"Ucapnya sambil mengambil jus yang ada ditanganku.

"Kenapa gak masuk dek?" ucapku basa basi.

"Enggak ka, saya disini saja"

"Ya sudah saya kedalam dulu ya" pamitku. "Iya ka" lanjutnya.

Sungguh hatiku deg degan saat melihat wajahnya, ingin rasanya aku kenal lebih jauh dengannya. Terbesit di hatiku yang paling dalam ingin langsung menjadikan dia Istriku.

Jazakumullah Khairan katsiiraa buat kalian yang sudah membaca Imam Tak Terduga ini

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Jazakumullah Khairan katsiiraa buat kalian yang sudah membaca Imam Tak Terduga ini.

Segini dulu yah manteman,  maaf pendek bangett 😅.

Tinggalkan jejak kalian dengan cara vote karya aku yahh. Typo masih meraja lela.

Salam manis dari aku🌷

Imam Tak TerdugaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang