Sebaik-baiknya lelaki adalah yang paling baik terhadap istrinya.
Azis dan Rahma sangat kompak, sementara belum memiliki baju couple Rahma selalu menyiapkan pakaian yang berwarna senada walau dengan model yang berbeda. Mereka menaiki mobil Toyota putih milik Azis dan meleset dari pekarangan rumah."Mau kemana dulu?" tanya Azis yang terfokus ke arah jalan.
"Kita kebandara dulu yah, tadi malam ka Rahman kasih kabar Ayah Mama dan ka Rahman hari katanya pulang satu jam lagi pesawatnya berangkat".
"Kok gak ngomong dari tadi sih, kan bisa kita agak pagian ketemu Ayah Mama dan ka Rahman dan bawain oleh oleh dari sini"
"Hehehee, Lupaaa" ucapku polos.
Azis melaju lebih cepat menuju Bandara agar bisa bertemu dengan keluarga istrinya, karena semalam dia tidak sempat mengantarkan mereka ke hotel."Mamaaa" ucapku sedikit berlari ke arah Ibu ku.
"Maaf ya bu baru datang, soalnya Rahma baru ngasih tau kalian bakal pulang hari ini" lanjut Mas Azis.
"Iyaa gak papa nak, yang pentingkan kalian sudah nyusul kesini" kata Ayah.
"Besok oleh oleh khas Bandung sampe dirumah ya Bu, soalnya tadi gak sempet beli takut telat kesini nya" lanjut Azis pada Mama ku.
"Gak usah repot repot nak," ucap ibu.
"gak repot ku bu," ucap Azis tersenyum.
"Yah tau gak sih, Mas Azis ternyata udah punya rumah sebelum nikah sama Rahma lagi." Ucapku pada ayah dan melepaskan pelukanku pada Mama.
"Masa,, berarti kamu bohong ya sama Ayah" ucap Ayah pada Mas Azis.
"Bukan gitu Yah, Azis takut dikira Ria"
"ya sudah gak papa, berarti Ayah gak salah nitipkan Rahma ke kamu zis. Ya sudah Ayah sama Ibu dan Rahman pulang dulu yah"
"Iyaa hati hati yah" ucap kami berbarengan lalu mencium pungung tangan mereka semua.
Selesai dari Bandara mereka lanjut lagi pergi ke Mall untuk menemui Iqlima dan suaminya sembari double date.
"Loh kok kita ka Mall, katanya jalan jalan sama Iqlima Alif" tanya Mas Azis ketika sedang memarkirkan mobilnya.
"Iqlima baru kasih kabar kalo mereka akan pulang hari ini pukul 2, jadi ngajak kita ke mall aja"
"Ooo, yo turun" Azis membuka pintu mobil.
"Bukain!" nada manja.
"Ih mulai manja nih ye" sambil mencubit pipi kananku dan membukakan pintu mobil.
"Silahkan bidadariku" sembari memegang tangan kananku.
"Terima kasih pengeranku" tersenyum manis ke arah suamiku.
"Sama sama sayang"
Mereka berjalan bergandengan tangan menuju kedalam mall mendatangi restoran yang sudah dipesan oleh Iqlima untuk mereka berempat."Akhirnya yang ditunggu datang juga" ucap Iqlima saat kami tiba dihadapan mejanya.
Lalu aku dan Mas Azis duduk dibangku yang kosong, aku dan Iqlima berhadapan sedangkan Mas Azis berada di samping kananku ia juga berhadapan dengan Ka Alif.
"Kalian mau makan apa? " tanya Iqlima saat menu makanan dia terima dari pelayan restoran itu.
"Sebenarnya tadi kami udah makan" ucapku.
"Yah gak asik ih, makan lagi" ucap Iqlima dengan menampilkan gigi putih yang rapi.
"Demi kamu apa sih yang enggak" lanjutku.
"Kamu mau pesen apa Mas?"tanya ku pada Mas Azis.
"Samain aja sama kamu" saat mendengar itu aku mengangguk. Iqlima memanggil salah satu pelayan yang bekerja di restoran itu. Iqlima memesan makanan favorit mereka sedangkan aku dan Mas Azis hanya memesan Mie Goreng spesial dan Jus Jeruk.
"Rahma, Klo kamu tinggal disini kuliahmu bagaimana?" tanya Iqlima.
"Kayanya bakal bolak balik deh, nanti kalo bisa aku konsultasi lewat email aja sama dospem. Ya itu klo bisa kalo enggak ya sudah"
"Yah bakal jarang ketemu deh kita"
"Vidio call kan bisa Iq"
"Beda sensasinya Ma" sambil memanyunkan mulutnya.
Ketika Iqlima dan Rahma asik mengobrol masalah tentang perempuan, lelaki yang bersama mereka hanya sibuk dengan mobile legend nya. Entah kenapa lelaki suka sekali bermain permaina itu. Saat makanan pesanan mereka datang mereka langsung menyantap hidangan itu. Tak ada pembicaraan hanya terdengar dentingan sendok dan garpu yang saling beradu.
"Kamu hati-hati yah Iq, ka Alif jagain loh ya sahabat aku ini" ucapku saat berada di depan taksi yang mereka pesan untuk menjemput mereka.
"Tenang istrinya dokter Azis, Iqlima yang bawel ini bakal aman sama pacar halalnya ini" Jawab ka Alif sambil melirik Iqlima yang berada di sampingnya.
"Kok aku yang bawel, bukan nya kamu" protes Iqlima pada suaminya.
Aku terkekeh dengan ucapan Iqlima,"Ini udah jam berapa, nanti ketinggalan pesawat lo" ucapku.
"Iya Ma, aku sama Alif berangkat yah" lanjut Iqlima lalu memeluk ku dengan erat.
"Iya kamu hati hati yah, cepet kasih aku keponakan yah" balasku memeluk Iqlima.
"Kamu juga cepetan kasih aku keponakan yah" Balasnya.
Azis dan Alif bersaliman dan memeluk sebentar layaknya seorang laki laki biasa, tak ada pelukan lama atau tangisan seperti istri-istri mereka.
Setelah taksi yang dinaiki Iqlima dan Alif pergi dan sudah tak terlihat oleh pandangan mereka. Azis dan Rahma pun pergi kembali kedalam Mall menuju butik yang berada di dalam Mall itu untuk memilih baju yang mereka ingin kan.
Awalnya Rahma hanya ingin membeli tiga baju couple, namun Azis ingin tujuh baju couple. Menurut Rahma baju tiga pasang sudah lebih dari cukup namun pendapat Azis berbeda dari Rahma. Azis bilang biar gak pake baju itu itu aja, nanti dikira orang gak punya baju. Itulah pendapat Azis.
Jazakumullah Khairan katsiiraa buat kalian yang sudah membaca Imam Tak Terduga ini.
Gimana pendaat kalian sama part ini?😊
Tinggalkan jejak kalian dengan cara vote karya aku yahh. Typo masih meraja lela.
KAMU SEDANG MEMBACA
Imam Tak Terduga
Romance"Aku berharap kisah cinta ku seperti kisah Ali dan fatimah, memendam dalam diam dan bersatu di pernikahan. Namun yang kurasakan ialah kepedihan di perjalanan" - Rahma "Disaat aku kecewa dan terluka karena cinta, kau datang bersama cahaya" -Azis