Ternyata Dia

623 49 0
                                    


Single, seperti Matahari.

~Imam Tak Terduga~

🦋🦋🦋

Pagi minggu seharusnya menjadi waktu bersantai atau bermalas malasan di kamar, tapi tidak dengan diriku. Iqlima meminta ku untuk ikut dengan dia ke acara yang kemarin ka Fahri katakan, yaitu penggalangan dana untuk korban kebakaran dan meminta untuk ikut berpartisipasi dalam acara tersebut. Apalah daya aku dengan bujukan Iqlima yang menampakkan muka memelasnya akhirnya aku ikut dalam acara tersebut.

“Emang gak papa ya kita ikut kan kita bukan anak hukum” tanyaku pada Iqlima yang sibuk memainkan handpone nya.

“Kata ka Alif gak papa, ini kan acara sosial, siapa aja bisa ikut katanya” tutur Iqlima.

“Kamu chatan sama ka Alif” tanyaku pada Iqlima dengan penasaran, Iqlima hanya menggagukan saja pertanyaan ku. “Ko bisa? Kan baru ketemu kemarin? Lanjutku.

“Kemarin ketemu di mini market, terus ka Alif minta nomer ku” jawab Iqlima sambil menarik tangan dengan terburu-buru takut telat katanya.

Saat menuju tempat yang telah di beri tahukan ka Alif, dari kejauhan kami sudah menyadari mungkin itu lokasi yang di kirim ka Alif tadi lewat wa yang dikirim ke Iqlima. Benar saja dugaanku ini lokasi yang penggalangan dana. Tanpa basa basi Iqlima kembali menarik tangan ku,

“Tuh kan telat kamu sih mandinya lama banget” katanya menggerut.

"Yee,  kok aku yang disalain" ucapku heran.


****

Maaf ya ka telat, biasa bidadari mandinya lama, harus pake tujuh bunga rupa” kata Iqlima lagi lagi menatapku dengan menurun kan alisnya.

“Ngomong nya ngawur ka, dia aja dateng nya ke pagian kan kata ka Alif jam 8. Iqlima dateng kerumah ku malah jam 06.30” Jawabku polos.

“Ya sudah jangan ribut, kaya anak kecil aja ributin hal sepele” Ujar ka Alif menengahi keributan kecil kami, “Iqlima tolong ambilkan kotak yang ada disana ya, itu ada Fahri minta aja ke Fahri” ujar ka Alfi kepada Iqlima, dengan cepat Iqlima melakukan apa yang di pinta sama ka Alif, tersisa lah kami berdua.

“Lia gak ikut ?” tanya ka Alif padaku dan kujawab dengan gelengan kepala.

“ Katanya ada acara keluarga” ucapku

“Boleh nanya gak Rahma?” lirih ka Alfi padaku.

“Iya boleh ka”langsung ku jawab.

“Em, si Iqlima udah punya pacar gak sih?” tanya ka Alfi dengan ragu.

“Kayanya gak ada deh, klo adapun pasti aku tau. Hampir 3 tahunan dia jomblo”Jawabku seadanya.

“Klo kamu sendiri udah punya pacar?”Tanyanya lagi.

“Klo aku hampir sama kayanya Iqlima tapi aku gak jomblo cuma Single” Kataku sambil ketawa tipis, Iqlima dan ka Fahri menghampiri kami berdua.

“Ngobolin apaan sih, serius amat”Tanya ka Fahri yang langsung memberikan pertanyaan kepada kami berdua.

“Rahma masih Single bro, jadi aman” Ucap ka Alfi dan menepuk bahu ka Fahri lalu melangkah pergi.

Aku hanya menggaruk jidat yang tak gatal karna bingung dengan kata kata ka Alfi kepada ka Fahri, dan aku tak sengaja melihat wajah ka Fahri yang tiba tiba malu dan memerah mungkin dia malu.

Setelah kejadian itu pun aku langsung mengambil kotak yang di berikan Iqlima pada ku dan langsung saja kami melakukan penggalangan data tersebut.

Cukup lama kami berdiri dipinggir jalan untuk meminta sumbangan, aku merasa kaki ku lelah sekali aku menghampiri Iqlima sedang duduk dibawah pohon, aku tau dia pasti juga lelah. Hampir 4 lebih kami berdiri dipinggir jalan.

“Cape ya Iq?.” Tanya ku.

“Lumayan, panas nya aja yang gak bisa ku tahan”

“Nih minum” ucapku sambil memberikan air mineral padanya.

“Alhamdulillah, makasih ama ku” ucapnya dan setelah itu hening sebentar.

“Ama, menurut ku loh yaa, sepenglihatan aku juga loh ya ini ” katanya.

“Iya kenapa?” ucapku.

“Kayanya ya ma, si ka Fahri ada rasa deh sama kamu” ujar Iqlima.

“Jangan so tau, kebiasaan deh” Ucapku.

“Enggak ma, dari tadi aku memperhatikan ka Fahri, matanya itu selalu liat ke arah kamu”

“Mungkin gak sengaja aja pas lagi liat aku, kamu juga liat dia kearah aku” lanjutku.

“Kok aku gak ngerasa kaya gitu yah” ujar Iqlima.

“Udah jangan suudzon sama orang”ucapku lagi.

“Ama,”Panggil Iqlima.

“Iya, kenapa Iqlima”

“Ama ada rasa yah sama ka Fahri. Jujur ma gak papa kok, kan sama aku juga jujurnya”Paksanya.

“Emm,, Kayanya sih tapi gak tau pasti” ucapku.

“Kok bisa sih ma, pastiin dong” lanjutnya lagi.

“Udah ah, ini udah mau masuk shlat dzuhur. Yo pergi ke masjid”Ajakku.

“Yaudah ayo”lanjutnya.

*****

Maaf yah guys klo banyak typo nya, semoga kalian menyukai cerita saya☺

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Maaf yah guys klo banyak typo nya, semoga kalian menyukai cerita saya☺.

Jadikan al-quran sebagai bacaan utama 🤗..

Jalan lupa vote nya ya guys

Imam Tak TerdugaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang