Barang-barang yang dibawa Azis dan Rahma sudah diangkut kedalam rumah, rumah itu sudah tertata rapi dan bersih berkat mbok Iyem dan suaminya.
Tampak dari depan rumah itu biasa saja, namun saat memasuki kedalam rumah , sungguh luar biasa. Arsitekturnya begitu elegant dengan nuansa putih diseluruh rumah.
Disamping rumah ada taman yang dipenuhi dengan bunga bunga indah, dihalaman belakang juga ada kolam ikan beserta ayunan yang terbuat dari besi yang begitu lucu.
“Dapur disebelah sana dan dilantai dua itu kamar kita” sambil menunjuk kearah lantai dua. Rahma mengangguk dan melangkahkan kaki mereka menuju lantai dua.
“katanya mas suka putih, kok warna cat kamar warna abu-abau sih?” tanya Rahma.
“Ini kan warna kesukaan kamu, jadi supaya kamu berasa ada dikamar kamu sendiri” lanjut Azis sambil meletakkan koper dan belanjaan mereka keatas kasur.
“Kok mas tau aku suka warna abu-abu” tanya Rahma mengintimidasi.
“Kan setelah akad aku tidur dikamar kamu, dan supaya meyakikan aku tanya Mama” jawabnya santai.
Rahma hanya mengangguk saja.Kamar mereka begitu indah dan memiliki aura kenyamanan saat berada dikamar itu dan ditambah hiasan foto-foto mereka.
“Mas, terimakasih banyak untuk semuanya” Ucap Rahma yang memeluk Azis.
“Sama-sama sayang, keluar yuk aku tunjukin isi rumah dan aku kenalin sama mbok Iyem” ajak Azis, yang langsung disetujui oleh Rahma.
Mereka keluar kamar, Azis memberi tahu setiap sudut yang ada dirumah baru mereka. Azis memberitahu kamar kamar yang di rumah ini dan memperkenalkan mbok Iyem.
“Assalamu’alaikum non” ucap wanita paruh baya dan lelaki yang lebih tua dari wanita itu.
“Waalaikumsalam” ucap mereka bersama.
“Nah ini mbok Iyem dan suaminya, dan Mbok ini istri saya” ujar Azis.
“Aduhh, gelis pisan atuh istrinya den.” puji mbok Iyem sambil memegang bahu Rahma.
“Perkenalkan nama saya Rahma Alfathunnisa mbok, panggil Rahma aja mbok gak usah pake non” ucap Rahma mencium punggung tangan mbok Iyem.
“Udah sepantes atuh mbok manggil kamu non, kamu kan istrinya den Azis”
“Jangan mbok, saya merasa gak pantes dipanggil pake non. Panggil Rahma aja ya mbok” pinta Rahma.
“Baik lah den, nak Rahma, mbok sama mamang pulang dulu yah”
“Nggak makan dulu mbok” sahut Azis.
“Loh kok pulang, emang gak tidur disini mbok” lanjut Rahma.
“Mbok kembali lagi besok jam tujuh nak, dan jam segini memang mbok sama mamang pulang kerumah.” ucap mbok Iyem.
“Kirain saya tinggal disini”
Mbok iyem hanya menggepeng pelan dan tersenyum“Ya udah den, nak kami pulang dulu, assalamu’alaikum” pamit mereka. Dan dijawab salam mereka bersamaan.
“Ke supermarket yuk, bahan bahan dikulkas mau abis” ajak Azis dan disetujui oleh Rahma.
Mereka menuju supermarket terdekat, Azis melajukan mobilnya dan memarkirkan mobil ketika sudah sampai di parkiran supermarket. Azis dan Rahma keluar dari mobil dan menuju kedalam supermarket. Azis mengambil troli lalu Rahma merangkul tangan kekar Azis dan mereka melangkah berdampingan. Mereka membeli buah buahan, sayur mayur, hingga daging dan ikan.
KAMU SEDANG MEMBACA
Imam Tak Terduga
Romance"Aku berharap kisah cinta ku seperti kisah Ali dan fatimah, memendam dalam diam dan bersatu di pernikahan. Namun yang kurasakan ialah kepedihan di perjalanan" - Rahma "Disaat aku kecewa dan terluka karena cinta, kau datang bersama cahaya" -Azis