Pergi secara perlahan

957 76 1
                                    

Ajari aku untuk melupakan tentang kamu, tentang kita yang tak pernah menjadi nyata.

~Imam Tak Terduga~

🌸🌸🌸

Pagi telah menyapa, langit seakan mengetahui suasana hati ku yang mendung. Aku hanya terdiam dan melamun di bangku kelas. Tak ada rutinitas yang selalu ku lakukan untuk menyambut kedatangannya kesekolah. Setelah kejadian malam itu aku telah bertekat untuk melupakan segala tentang dia, mengikhlaskan dia bersama temanku. 

Saat bell sekolah berbunyi segera aku masuk kedalam kelas, dan menunaikan tugas ku sebagai siswa yang terpelajar.

Saat jam pelajaran telah usai aku hanya duduk di kursi kesayanganku, biasanya kalo lagi jam istirahat selalu pergi ke kantin namun, berbeda dengan hari ini aku mager untuk melakukan aktifitas apapun. Yang ku lakukan hanya melamun kan kejadian tadi malam, akhirnya aku   tersadar dari lamunanku saat sebuah tangan menepuk bahuku.

kamu gak papa kan ma?” Tanya Iqlima.
Selalu saja anak ini mengagetkan ku.

”Iyaa gak papa Iq” jawab ku bohong .

“Jangan kekantin yah disini aja, klo mau beli minum panggil aku aja. Nanti aku yang belikan minum dan  makan mu” Saran Iqlima.

Emang kenapa?” lanjut ku

“klo kamu kekantin, nanti gagal deh move on ny, hehee” Ucap Iqlima.

Aku mengangguk  paham apa yang Iqlima katakan, bahwa dikantin pasti ada Firman dan Lida. Hari-hari ku tak ada yang special lagi. Senyum pun jarang Nampak di bibirku. Yang kulakukan setiap hari selalu belajar , tak ada yang berubah. Kini aku hanya   terfokus untuk UJIAN NASIONAL.

Tak terasa UN telah berkhir, dan acara perpisahan pun digelar di sebuah restoran ternama di Banjarmasin. Layak nya perpisahan pada umumnya siswa siswi Tunas Bangsa menggunakan gaun dan kebaya yang beragam dan laki-lakinya menggunakan jas yang bervariasi. Begitu pun aku, namun hanya menggunakan gaun yang simple namun tampak elegant dan hijab yang menjuntai kebawah untuk menutup dada dengan sentuhan makeup yang tipis.
Aku dan mama memasuki restoran itu dengan beriringan, namun kami berpisah karna mama harus duduk di bangku tamu undangan, dan aku duduk bersama teman-teman sekelasku.

Aku selalu saja melamun tak memandang tempat, sejak kejadian 1 bulan yang lalu kebiasaan ini sering ku lakukan. Namun, tiba-tiba..

“Ayo ngapain” Iqlima dengan nada mengagetkan

“Kebiasaan deh, selalu aja ngagetin aku” Gerutuku pada iqlima

Maaf” Ucapnya polos

Namun, mata ku tertuju pada pasangan yang begitu tak familiar di mataku. Iqlima menyadari apa yang menjadi objek mataku yang tak henti mengarah ke objek itu.

“Kamu belum moveon” Tanya Iqlima dengan intens

Ini lagi berusaha ko, do’in yahh” Ucapku dengan nada so tegar.

Udah lupain aja lelaki macem itu, gak pantes bersanding dengan kamu” lanjut Iqlima, dan aku hanya membalas dengan senyuman.

Acara perpisahan telah usai, tinggal sesi foto bersama teman teman saja, dan tek menyangka mataku tertuju lagi pada pasangan itu, iyaa dia dengan teman ku. Sedang berselfi atau pun berfoto dengan mama mereka.

Dulu aku berkhayal untuk foto berdua denganmu walau hanya satu kali saja pun tak apa. Tapi, takdir berkata lain, hingga kita lulus pun aku tak da kesempatan untuk berfoto dengan mu walau hanya sekedar untuk kenang-kenangan. Ucapku kata-kata itu dalam hatiku tanpa terucap.

 Ucapku kata-kata itu dalam hatiku tanpa terucap

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

( Gak nyambung ya, maaf aku baru pemula. Mohon maklum ya teman teman)

Typo bertebaran guys, maafkeun aku

Vote nya jangan lupa yahh, biar aku semangat nulisnya, heheheee

Imam Tak TerdugaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang