3 - Pulanglah

158 20 0
                                    

Haechan menggenggam erat tangan Mark yang dibalut perban. Haechan terjaga semalaman.

"Hyung, cepet bangun dong, lo harus hidup, harus." Ujar Haechan. Tapi Mark masih terpejam.

Sesekali mata Haechan melirik ke ujung ranjang. Kaki Haechan kembali gemetar setiap kali ia melihatnya. Ia benar-benar takut dan gelisah. Sosok pria itu masih berdiri di sana. Seperti mengawasi.

Haechan sebenarnya penasaran pada pria itu. Tapi rasa takutnya mengalahkan rasa penasarannya. Akhirnya ia memutuskan untuk diam saja dan pura-pura tidak melihatnya.

  ***  

Pukul 10

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

Pukul 10.00

"Hyung....Hyung....Hyuuuuung." Haechan terbangun dari tidurnya. Dia mimpi buruk lagi. Keringat bercucuran di wajahnya,

Haechan tertidur pagi tadi setelah ia terjaga semalaman. Keinginannya untuk terjaga hingga Mark sadar tidak didukung oleh tubuhnya yang lelah.

"Hyung? Hyung kemana? Kok gak ada sih. Kapan bangunnya? Kok gak bangunin gue." Mark tidak ada di ranjangnya yang membuat Haechan panik. Haechan segera bangkit dari tempat duduknya dan berlari keluar kamar untuk mencari Mark.

"Maaf mbak, tadi mbak liat gak pasien yang bernama Mark yang di kamar 127 lewat ke sini? Soalnya dia gak ada di kamarnya mbak. Semaleman dia gak sadar tapi tadi pas saya bangun dia udah gak ada di ranjangnya." Haechan bertanya pada perawat yang berjaga. Ia terlihat sangat panik.

"Maaf mas saya gak liat. Tapi saya akan beri tahu security untuk membantu mencari keluarga mas." Ujar perawat dengan sangat ramah.

"oh iya, makasih ya mbak." Ujar Haechan yang langsung bergegas pergi untuk mencari Mark.

Haechan berkeliling rumah sakit. Setiap lantai sudah ia susuri tapi Mark tidak juga ia temukan. Bahkan ia juga mencari di taman sekitar rumah sakit. Tapi hasilnya tetap nihil.

"Astaga, kenapa gue gak kepikiran ke sana. Hyung pasti ada di sana lagi." Haechan tiba-tiba teringat suatu tempat yang biasa di kunjungi Mark. Ia pun bergegas untuk pergi ke sana.

***

"wah emang ga beres nih anak, bukannya istirahat dia malah di sini

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

"wah emang ga beres nih anak, bukannya istirahat dia malah di sini." Ujar Haechan ketikamelihat Mark di sebuah kafe tempat biasanya Mark bekerja sampingan.

Haechan pun dengan cepat menghampiri Mark.

"Hyung, ngapain lo di sini? Lo belum boleh keluar rumah sakit. Lo masih butuh istirahat, hyung." Ujar Haechan pada Mark yang sedang sibuk mencatat pesanan pelanggan.

"baik, tunggu sebentar, pesanan anda akan segera siap." Ujar Mark pada pelanggan dan langsung berjalan meninggalkan Haechan tanpa berkata apapun.

Haechan yang mulai kesal terus membuntuti Mark. Ia terus mengomel hingga membuat Mark kesal.

"Hyung, gue mohon jangan kaya gini ya, kita balik lagi ke rumah sakit ya. Nanti kalo lo kenapa-kenapa gimana? Gue cape hyung." Ujar Haechan. Mark menghentikan pekerjaannya. Perkataan Haechan seperti keluhan baginya.

"Gue gak minta lo bantuin gue. Gue juga gak mau lo nyelamatin gue. Kenapa lo selalu ikut campur urusan gue? " Ujar Mark sedikit membentak. Mendengar ucapan Mark, Haechan pun terdiam, tiba-tiba emosinya mulai memuncak.

"Hah, ikut campur? Lo bilang gue ikut campur? Ya, gue nyelamatin lo bukan karena gue mau, tapi karena nenek. Lo tau kan nenek pasti sedih setiap lo kaya gini. Semalem nenek juga sakit tapi dia tetep nyuruh gue buat jagain lo di rumah sakit." Mata Haechan mulai berkaca-kaca. Mark masih terdiam menatap Haechan.

"Gue tau hidup lo berat, lo merasa frustasi, tapi bukan gini caranya. Lo gak bisa seenaknya lari dengan bunuh diri. Nenek, orang yang udah ngurus lo selama ini, lo gak kasian liat dia sedih liat lo kaya gini? Lo ga kasian liat nenek sakit-sakitan gara-gra mikirin lo?" Tambah Haechan.

"cukup. Mending sekarang lo pergi dari sini dan jangan temuin gue lagi." Balas Mark.

"oke, gue bakalan pergi. Gue gak akan ikut campur urusan lo lagi. Tapi lo harus inget, hidup lo gak semenyedihkan yang lo kira. Lo gak sendirian di dunia ini. Lo punya nenek yang sayang banget sama lo. Dan gue, lo punya gue yang siap ngebantu lo kapanpun. Kita itu keluarga hyung, sampai kapanpun." Ujar Haechan

"Hyung, gue pengen lo pulang, gue tunggu lo di rumah. Nenek pasti khawatir sama lo." Haechan menepuk pundak Mark dan berlalu pergi meninggalkan Mark yang masih berdiri tertegun.

Date Angel - Mark/MinaWhere stories live. Discover now