9 - Dia Kembali

151 21 4
                                    

Seongwoo yang sedang berada di dunia malaikat terlihat sibuk mencari-cari berkas di ruangan penyimpanan catatan kehidupan manusia. Wajah Seongwoo terlihat lelah. Lingkaran hitam di matanya terlihat jelas. Sepertinya ia belum tidur semenjak kembali dari bumi.

Seongwoo terus bulak balik membuka setiap dokumen di dalam lemari dan laci di ruangan itu. Sepertinya ia sedang terburu-buru mencari sesuatu.

"Ah dimana catetan itu di simpennya?" Ujar Seongwoo frustasi sambil terus mencari.

"sebentar, kalau itu tahun 2013 berarti itu disimpen di lemari itu." Seongwoo segera beranjak dan pergi ke ruangan sebelah mencari lemari yang ia maksud.

"Semoga gue bener itu ada di sini." Seongwoo membuka lemari di hadapannya dan mencari 'itu' yang ia maksud.

"okeeey, akhirnya ketemu juga." Seongwoo terlihat lega dan bergegas kembali ke ruang kerjanya sebelum ada orang yang melihatnya.

Setelah melihat keadaan sekeliling Seongwoo kembali pada catatan yang berhasil ia dapatkan. Meja kerja Seongwoo sangat berantakan. Kertas berserakan dimana-mana. Sepertinya Seongwoo sudah begadang mengerjakan sesuatu.

"Minhyun, meninggal Mei 2013." Seongwoo membaca riwayat hidup si empunya catatan itu. Kemudian Ong mengambil buku yang ia temukan di kamar Mark. Di buku itu terdapat beberapa potongan koran yang berisi berita kebakaran di rumah Mark.

"Minhyun ikut jadi korban kebakaran di rumah Mark bareng orang tua Mark. Katanya dia itu tetangga Mark yang mau nolongin tapi malah ikut jadi korban." Seongwoo membaca isi berita dan beberapa catatan di buku Mark. Kening Seongwoo berkerut. Ia berusaha mencari sesuatu dari yang ia dapatkan.

"bentar, di catetannya ini dia juga merusak urutan kehidupan dan kematiannya di bumi." Seongwoo membaca kembali catatan di tangannya dengan teliti.

"Dia seharusnya tidak mati waktu itu, dia bunuh diri." Ujar Seongwoo tampak terkejut. Seongwoo menjadi curiga dengan kematian Minhyun dan orang tua Mark. Ia merasa ada sesuatu dibalik ini semua yang berbeda dengan berita di buku Mark.

Seongwoo kemudian bergegas bersiap untuk turun ke bumi. Ia merasa ada sesuat yang tidak beres. Ia ingin memastikannya. Ia ingin membuktikan dugaannya.

***

Mark berjalan ke suatu tempat di dekat bukit. Ia berada di daerah rumahnya dulu. Mark terus berjalan di tengah guyuran hujan ke sebuah gedung tua yang sudah tidak dipakai. Gedung itu cukup tinggi sekitar 10 lantai. Langkah Mark terus melaju menyusuri setiap anak tangga yang ada di gedung itu. Sampai akhirnya ia berada di tempat tertinggi dari gedung itu.

Haechan yang sedari tadi mengikuti Mark kewalahan. Napasnya tersengal-sengal ketika harus menaiki puluhan atau bahkan mungkin ratusan anak tangga untuk sampai di puncak gedung. Begitupun dengan Mina. Wajahnya basah dengan keringat bercampur air hujan. Mina juga harus menaiki setiap anak tangga untuk bisa sampai di tempat Mark berada. Mina terus berjalan membuntuti Haechan.

"Wah ngapain sih dia naik ke lantai paling atas? Mana hujan gede lagi. Gak cape apa? Nanti sakit gimana." keluh Mina dengan napas yang tersengal-sengal.

"Dulu dia suka ke sini sama hyung yang tinggal di sebrang rumahnya." Tanpa sadar Haechan berbicara pada Mina. Mina yang mendengar ucapan Haechan terdiam, langkahnya terhenti. Begitupun dengan Haechan.

"Ah sial, gue keceplosan." Gumam Haechan sambil menggaruk kepalanya. Karena kepalang tanggung, Haechan pun membalikkan badannya berniat untuk mengaku pada Mina.

Mereka kini saling berhadapan di tengah guyuran hujan. Haechan berusaha mengatur napasnya.

"Okey, gue.............." Perkataan Haechan terhenti. Haechan tiba-tiba melihat sosok pria berbaju hitam itu berjalan di tangga yang lain menuju ke tempat Mark berada sekarang.

"Gawat." Haechan segera berlari kembali menaiki tangga untuk mencegah sosok itu bertemu dengan Mark. Mina yang melihat Haechan berlari juga mengikuti meskipun tidak tahu apa yang membuat Haechan begitu terkejut.

Ketika sampai di puncak gedung Haechan melihat sosok itu sudah berada di samping Mark yang berdiri di tepi gedung.

"Hyuuuung!" Haechan berusaha menarik perhatian Mark. Sedangkan Mina yang baru sampai terkejut melihat sosok hitam itu benar-benar ada di dekat Mark. Apa yang diceritakan Seongwoo padanya itu benar.

"Hyuuung, awas jangan di situ, bahaya hyung." Teriak Haechan sambil berusaha mendekat perlahan. Haechan melihat sosok hitam itu terus berbisik pada Mark.

Mina yang melihat sosok itu terus mengganggu Mark langsung berlari mendekati Mark. Mina harus mencegah Mark bunuh diri kali ini. Tanpa pikir panjang Mina langsung menarik Mark agar menjauh dari tepi gedung dan dari sosok hitam itu.

"aaawwwhh." Mina dan Mark terjatuh di lantai. Mark terlempar dan tampak tidak sadarkan diri. Haechan segera berdiri menghadang sosok hitam itu agar tidak mendekati Mark.

"Siapa kamu? Kenapa selalu mengganggu Mark hyung?" ujar Haechan yang kini berhadapan dengan sosok hitam itu. Tapi Haechan tidak bisa melihat wajah sosok itu meskipun mereka saling berhadapan karena sosok itu memakai payung hitam yang menutupi wajahnya.

Sosok itu tidak bergeming. Ia justru terus berjalan berusaha mendekati Mark yang saat itu terbaring di pangkuan Mina.

"Jangan ganggu Mark hyung, aku mohon, jangan ganggu dia." Ujar Haechan dengan lirih. Namun sosok itu tetap diam dan menatap Haechan tajam yang membuat Haechan terintimidasi. Untuk pertama kalinya Haechan melihat dengan jelas wajah sosok hitam itu. Wajahnya terlihat putih pucat, dengan mata yang tajam, dia terlihat seperti manusia tampan tapi menyeramkan. Sosok itu lalu berjalan kembali semakin mendekat pada Mark.

"Ambil dia, kenapa kamu diam saja." Sosok itu akhirnya buka suara. Ia berbicara pada Mina.

"Aku datang ke sini bukan untuk membawanya, tapi aku harus menyelamatkannya." Ujar Mina dengan tegas.

"Menyelamatkannya? Malaikat maut sepertimu menyelamatkan manusia? Omong kosong." Ujar sosok itu lagi.

"Kamu tidak seharusnya menyuruh anak ini bunuh diri. Kamu bukan Tuhan yang mengatur kematian seseorang." Ujar Mina dengan nada yang meninggi. Mina tampak kesal.

"Dia memang sudah seharusnya mati untuk menebus semua dosanya. Dia pembunuh." Ujar sosok itu dengan nada yang tidak kalah tinggi.

Haechan terlihat bingung dan terkejut mendengar apa yang dikatakan sosok hitam itu. Ia tidak mengerti kenapa Mark adalah 'pembunuh'. Siapa yang dibunuh Mark? Tidak mungkin.

Mina juga tidak kalah terkejut dari Haechan ketika mendengarnya. Mina sudah membaca catatan Mark tapi tidak ada yang mengatakan bahwa ia membunuh seseorang di bumi.

"Tidak mungkin, kamu tidak bisa menuduhnya seperti ini. Mark hyung orang baik, dia tidak mungkin membunuh orang." Ujar Haechan berusaha menyangkal. Sosok itu hanya tertawa sinis.

"Baik? Kalian pikir orang baik tidak bisa membunuh orang? Dia sudah menghancurkan hidup orang lain." Ujar sosok itu. Haechan dan Mina semakin bingung dengan apa yang diucapkannya.

"Mati adalah cara terbaik untuk dia menebus semua dosanya." Sosok itu kemudian berjalan kembali mendekati Mark. Haechan berusaha terus menghalanginya.

Sosok hitam itu mengeluarkan sebuah bulu hitam seperti bulu burung dari sakunya. Bulu hitam itu memiliki kekuatan sihir yang dapat menyakiti manusia. Jika manusia terkena bulu itu, ia akan kesakitan seperti tersayat pisau.

"Jangan, jangan sakiti dia." Teriak Mina. Namun sosok itu terus mendekat.

"MINHYUN!" seseorang berteriak cukup keras dari ujung tangga mengalahkan suara hujan. Sosok hitam itu kemudian berbalik ke arah suara itu berasal. Begitupun dengan Haechan dan Mina.

Seongwoo tengah berdiri di sana. Napasnya terngsengal-sengal. Matanya menatap tajam sosok hitam yang ia panggi Minhyun. Semua mata tertuju pada Seongwoo. Mereka bingung kenapa Seongwoo memanggil nama itu.

***

Date Angel - Mark/MinaWhere stories live. Discover now