6 - Turun Ke Bumi

106 18 2
                                    

"kapan kita sampe ke rumah Mark? Jalannya jangan cepet-cepet dong, cape nih." Keluh Mina pada Seongwoo.

"bentar lagi." Balas Seongwoo tanpa menoleh pada Mina yang jauh tertinggal di belakangnya.

"Kenapa kita harus jalan kaki? Malaikat kan punya kekuatan buat teleportasi atau terbang." Ujar Mina sedikit berteriak.

"Gue punya kekuatan itu, lah elo emangnya punya? Kita jalan kaki tuh gara-gara lo. Udah deh gak usah banyak ngeluh." Balas Seongwoo sambil terus berjalan.

"panas, bumi kenapa panas banget sih, haus gue. Mentor Ong, kita istirahat dulu ya, bisa dehidrasi nih gue lama-lama." Ujar Mina sembari duduk di bawah pohon.

"Okey kita istirahat 2 menit." Ujar Seongwoo dan duduk di sebelah Mina.

Sembari istirahat, Seongwoo mengecek maps yang ia bawa.

"nama jalannya sih udah bener, rumahnya itu nomor 19 A." Gumam Seongwoo sambil melihat alamat rumah Mark. Matanya lalu sibuk mencari nomor rumah 19 A.

"17, 18 B, 18 A, 19, 19 A." Sengwoo terkejut, matanya nyaris keluar ketika melihat gerbang rumah di hadapannya memiliki nomor 19 A. ternyata ia sudah sampai di depan rumah Mark.

"Ngapain istirahat di sini kalo udah nyampe. Mending ikut ngaso di dalem, siapa tahu di kasih makan." Gumam Seongwoo.

"Bangun, bangun, istirahatnya udahan." Ujar Sengwoo pada Mina yang nyaris tertidur.

"Baru juga merem bentaran Mentor. Tunggu bentar lagi ya, masih pegel nih kaki." Balas Mina.

"Kita udah sampe. Tuh rumah Mark." Seongwoo menunjuk rumah yang tepat berada di depannya.

"what? Kenapa gak bilang dari tadi kalo udah nyampe? Gue kan gak usah tiduran di terotoar gini." Ujar Mina mengomel.

"udah gak usah ngomel, buruan kita masuk." Seongwoo berjalan terlebih dahulu. Mina mengikuti di belakangnya.

***

Suasana rumah Mark siang ini sepi. Tidak ada orang di rumah.

"Mentor, kita gak keliatan sama manusia kan? Mereka juga gak bisa denger kita kan?" tanya Mina sedikit berbisik.

"Ya enggak lah, kita kan malaikat. Gak usah bisik-bisik kali ngomongnya, biasa aja." Ujar Seongwoo.

"dan lo jangan panggil gue mentor, panggil aja oppa." Tambah Seongwoo.

"ooooh, okay, oppa." Balas Mina, merasa geli sendiri memanggil Seongwoo dengan sebutan oppa.

Seongwoo dan Mina berkeliling rumah Mark. Mereka mengamati setiap detail yang ada di rumah Mark.

"Wah, Mark lucu banget di foto ini. Dia juga kayanya anak yang ceria. Mark kayanya juga bukan anak yang suka di bully. Terus kenapa dia suka bunuh diri?" Mina memperhatikan foto-foto Mark yang di pajang di atas meja.

"Namanya juga manusia. Mereka bisa berubah." Ujar Seongwoo yang tengah sibuk mencari sesuatu di kamar Mark.

"I find you." Gumam Seongwoo ketika menemukan sebuah buku di rak milik Mark.

"aku pulang." Suara Mark terdengar dari arah pintu depan.

"Mark datang, Mark datang." Seru Mina sambil bersembunyi di balik sofa.

"Dia gak akan liat lo, ngapain sembunyi?" ujar Seongwoo santai.

"Tetep aja gue belum terbiasa masuk rumah orang kaya gini." Bisik Mina.

Mark berjalan masuk ke kamar dan langsung merebahkan tubuhnya di ranjang. Wajahnya tampak lelah. Dalam sekejap Mark pun terlelap.

Tak lama, nenek Mark datang. Sepertinya ia baru pulang dari pasar. Kedua tangannya memegang kantong plastik berisi berbagai bahan makanan. Nenek langsung masuk ke dapur, menata belanjaannya dan bersiap untuk membuat makan malam.

"eum, Mark udah pulang?" Nenek berjalan menuju kamar Mark ketika melihat pintu kamarnya terbuka. Ia menatap sejenak Mark yang tengah tertidur pulas. Nenek tersenyum, ia menutup pintu kamar Mark sepelan mungkin agar tidak membangunkan Mark, lalu pergi kembali ke dapur.

"Nenek Mark sepertinya senang melihat Mark ada di rumah dan bisa tidur pulas." Ujar Mina yang sedari tadi memperhatikan Nenek Mark.

Berbeda dengan Mina yang bersembunyi di balik sofa, Seongwoo justru dengan santainya berkeliling rumah. Seongwoo memeriksa setiap barang yang ada di rumah Mark. Ia berharap bisa menemukan petunjuk untuk membuktikan teorinya tentang kasus usaha bunuh diri yang dilakukan Mark.

***

Date Angel - Mark/MinaWhere stories live. Discover now