.
.
Seoul. 07 : 00 pm Wsk.
.
.Langit Gangnam. Seoul korea Selatan. terlihat sudah gelap dengan hembusan angin yang sejuk
hyunjin, Nira, Renjun, Justin dan Reana kini tengah berada di rumah milik Justin, rumah yang cukup aman untuk mereka berlindung di malam hari
Zombie tidak akan bisa masuk ke rumah karna sistem rumah yang sudah modern, dan nampaknya hanya gangnam yang sedikit lebih aman di banding tempat lainnya
Dan hal itu sangat menguntungkan bagi hyunjin dan yang lainnya untuk beristirahat sejenak
Mereka hening dalam diam, dengan pemikiran masing-masing, kawatir, sedih, takut, bingung menjadi satu dalam pikiran
Nira sedari tadi sibuk melihat ke luar jendela dengan harapan dan doa yang telah di terbangkan menuju langit berharap yang maha kuasa mendengar doa malamnya
Hyunjin dan justin sibuk melacak keberadaan Samuel dan yang lainnya di leptop milik justin yang memang khusus untuk memantau keberadaan semua anggota
Sementara Reana tengah duduk di rooptop rumah justin, yang memperlihatkan langit yang luas serta Bintang yang telihat seperti ribuan kristal paling Indah di dunia
Angin berhembus menerpa kulit wajahnya, rabutnya yang di kuncir kuda terlihat berantakan di tambah angin yang nakal terus menggoda anak rambut reana
Ntah apa yang di pikirkannya, hingga tak menyadari keberadaan renjun yang baru saja datang dengan dua gelas coklat panas di tanganya
" Ehm" dehem renjun seraya duduk di samping reana dan menyenderkan punggungnya pada pembatas rooftop
" eh, kak Renjun" ucap reana ketika renjun sudah duduk di sampingnya
" aku tidak tau masalah mu apa, tapi alangkah baiknya jika kamu membagi sedikit masalah itu padaku siapa tau aku bisa membantu" Reana terdiam memandang renjun yang kini menatapnya dengan hangat membuat siapapun yang melihatnya terasa tenang
Renjun meletakkan dua gelas coklat panas di hadapan Ia dan Reana
" aku tidak terlalu pintar seperti pisikolog, setidaknya aku bisa membantu sedikit" ucap Renjun kembali dengan menghadap Reana
Tanpa banyak bicara reana memeluk renjun, yang membuat Renjun terdiam kaget karna tiba-tiba saja reana memeluknya sangat erat dengan isakan tangis yang terdengar pilu oleh renjun
Renjun memeluk balik reana, tangan satunya ia gunakan untuk mengelus rambut reana yang halus dengan harum stroberi
" suuttt, jangan sungkan untuk menangis, menangislah selagi hatimu masih terasa sesak" ucap renjun yang masih Setia mengelus kepala reana yang semakin memeluknya erat
Tak lama tangisan Reana meredak seraya melepaskan pelukannya dari renjun, ntah dari mana datangnya tiba-tiba saja Renjun menghapus air mata reana dengan kedua ibu jarinya
Manik mata biji buah leci yang sangat Indah, dan renjun menyukai itu, tatapanya yang lugu membuat Renjun mengulum senyum
" coba ceritakan? " pinta Renjun yang di angguki kecil oleh reana
" Reana, hanya takut terjadi apa-apa pada bang Felix, Samuel dan kak Sunwoo" lirih reana yang masih serak dengan sisa tangis
Renjun tersenyum seraya mendekap tubuh mungil reana dalam pelukanya, Reana memang terkejut dengan perlakuan renjun, namun ia nyaman dengan pelukan renjun yang memang saat ini reana butuhkan
" tidak apa, semuanya akan baik-baik saja, Mereka semua akan selamat walau kecil kemungkinannya, setidaknya sekarang kita harus berjuang demi mereka yang telah gugur di awal" Renjun semakin erat mendekap tubuh mungil reana di kala angin malam berhembus
" karna reana, samuel dan kak sunwoo sekarang tidak tau selamat atau tidak, Reana ngerasi kalo Reana Gak berg~" ucapan reana terhenti di kala ia mengetahui kenyataan jika saja sunwoo dan Samuel meninggal
Membayangkannya saja membuat hati terasa tercabik-cabik dan teramat sangat perih, bagaimana jika hal itu terjadi?, oh Reana tidak akan memaafkan dirinya sendiri jika hal itu terjadi
Hal yang paling sensitif di dunia adalah sebuah kematian, hal yang paling menyakitkan dari apapun itu
Setiap orang memang akan pergi dengan jalan mereka masing-masing dan jalan cerita yang berbeda-beda
Siap tidak siap kita akan kehilangan satu persatu orang yang kita sayangi
" jangan pernah menyalahkan diri sendiri atas apa yang terjadi, percaya jika semuanya sudah menjadi takdir mereka, jika yang maha kuasa masih mengijinkan kita untuk berjuang bersama mereka, maka dengan cara apapun itu, pada akhirnya kita akan bersama kembali! " mendengar ucapan renjun hati reana sedikit menghangat dan terasa lebih tenang di banding sebelumnya
" Reana akan yakin mulai sekarang " jawab reana seraya menghapus sisa air matanya yang tadi sempat menetes
" Bagus, Itu baru gadis yang kuat" reana tersenyum di kala ia melihat senyuman tulus dan hangat dari renjun
Dan reana menyukai itu, senyum renjun yang sangat manis dan terlihat berwibawa
Senyum reana luntur di kala ia melihat tanganya berdarah, bukan!, bukan reana yang berdarah melainkan renjun
Terlihat renjun menahan sakit, dengan segera reana mengambil sesuatu dari kotak kesahatanya yang memang di berikan khusus untuk reana oleh Suho
" kak renjun, darah" ucap reana
Namun renjun hanya tersenyum seraya menggeleng dengan menahan sakit di pundaknya, agar reana tak kawatir
" tidak apa"
" sini Reana obati, kalo gak di obati nanti inspeksi" ucap reana seraya menepuk pahanya mengisyaratkan Renjun untuk tidur dengan kepala di pahanya
Tanpa banyak perkataan renjun, menuruti ucapan reana setelah ia membuka sedikit bajunya agar reana bisa mengobatinya
Ada sedikit rasa senang di dalam hati renjun, ketika melihat wajah kawatir reana padanya, seperti milihat sosok ibunya yang tersenyum padanya
" ini pasti karna pecahan kaca tadi kan, tahan yah kalo sakit, reana mau cabut kaca kecil yang menancab di kulit pundak kakak" pinta reana yang di angguki Renjun
Tbc
![](https://img.wattpad.com/cover/147392653-288-k425591.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
Zombie City
Mystery / Thrillersemua hilang seakan hanya aku yang tertinggal sendiri di sini namun dia mengulurkan tanganya padaku dan meyakinkanku bahwa semuanya akan baik-baik saja padahal sudah terlihat dengan jelas jika semuanya tidak sedang baik-baik saja