2

22.7K 1K 18
                                    

Saat semuanya sudah mulai menerima teman satu kelompoknya, Kesya masih tetap pada pendiriannya, yaitu terkejut. Kesya sudah menyukai William selama  satu tahun terakhir. Namun ini adalah kali pertama Kesya dan William berada dalam satu kelompok.

Jam pelajaran hampir habis, bu Dini bersiap sambil mengemasi buku panduan mengajarnya.

Kesya melirik jam yang berada ditangannya. Lima menit lagi pelajaran berakhir. Ia bernafas lega, setidaknya ia tidak akan mengerjakan tugas kelompoknya di hari ini. Maklum Kesya yang baru pertama kali satu kelompok dengan sang pujaan hati merasa perlu belajar mengontrol dekat jantungnya dan juga ia harus belajar bersikap normal. Jadi Kesya sanagt butuh waktu.

"Setelah ini pelajaran apa?" tanya bu Dini menatap seluruh muridnya.

Tidak ada yang menjawab. Semua kompak diam, takut menyesal jika menjawab pertanyaan bu Dini. Pasalnya bu Dini adalah guru piket dihari ini, jika bu Riri tidak masuk hari ini berarti ia akan kembali mengajar.

Karena tidak ada yang menjawab pertanyaannya bu Dini menatap William.

William yang ditatap cukup terkejut, karena dari sekian banyak manusia yang berada dikelas ini lalu mengapa harus dia yang ditatap?

"William"

"Eh, iya bu" jawab William terkejut.

"Jawab pertanyaan ibu!" perintah bu Dini terdengar galak.

"Emm, ini bu. Eh siapa ya? Enggak tau lah bu saya" ucap William asal.

Merasa pertanyaannya belum diindahkan bu Dini menatap Kesya, sedangkan yang ditatap langsung mengalihkan pandangannya, pura- pura membaca buku.

Bu Dini pasrah melihat murid- muridnya tak menindahkan jawabannya. Akhirnya ia keluar tapi sebelum keluar, ia mengucapkan kata kata yang cukup membuat sport jantung seluruh penghuni kelas.

"Saya akan kembali jika sekarang diajar oleh bu Riri"

***

Sekarang William dan Daniel sedang berada dikantin. Mengambil posisi duduk tepat dipojok. Setiap jam istirahat, pojok kantin menjadi tempat bersemayam khusus mereka untuk melepas lapar dan haus. Tidak ada satu orang pun yang berani duduk disana.
Siswa- siswi menyebut jika tempat itu adalah kawasan terlarang.

"Syukur aja sih bu Bio nggak masuk lagi pas tau bu Riri nggak masuk" celetuk Daniel setelah meminum jus mangganya.

"Tapi gue nggak bersyukur dengan kelompok Biologi kita" balas William.

"Lo nggak mau Will, sekelompok sama gue. Jahat bodoh lo" balas Daniel dramatis.

"Apaan sih, drama banget" cibir William "Bukan sama lo, gue nggak bersyukur karena kita sekelompok sama si cupu" ucap William sambil melepaskan almamater seragam sekolahnya.

Daniel yang mendengarkan hanya nyengir.

"Sejak kapan sih lo jadi baperan kayak gini?" tanya William sambil menatap Daniel geli.

"Tapi, liat sisi positifnya. Kalo kita sekelompok sama si cupu kita nggak perlu capek- capek mikir. Kita tinggal nemenin dia buat tugasnya, setelah selesai cabut deh" ujar Daniel dengan tersenyum licik.

William menganggukkan kepalanya. Ia setuju dengan apa yang diucapkan Daniel, tapi tetap saja ia tidak menyukai adanya si cupu dikelompoknya.

Merusak pemandangan.

***

Kelas hampir sepi, hanya tersisa beberapa murid yang sedang berkemas dan melaksanakan piket kelas. Kesya pun tengah mengemasi bukunya dan bersiap untuk pulang.

Young Mommy [Tersedia Ebook]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang