Sudah seminggu Kesya tidak sekolah karena merasa takut untuk berjumpa banyak orang. Bahkan untuk bertemu orang yang berada satu rumahnya saja ia ragu.
Ia selalu keluar dari rumah saat pagi hari dengan seragam tapi dia tidak pernah sampai ke sekolah.
Selama ia tak sekolah, ia berada di sebuah danau merutuki kebodohannya. Ia juga selalu membawa laptopnya untuk mencari tempat yang aman jika suatu saat akan ada resiko dari apa yang dilakukannya dengan William kemarin.
Hari ini Kesya berniat untuk tidak sekolah lagi, tapi wali kelasnya mengancam akan memberi tahu orang tuanya yang sedang di luar negeri atas absensinya, jadilah Kesya pergi ke sekolah hari ini.
Kesya memasuki kelasnya dengan perasaan ragu. Sebenarnya semua terlihat biasa saja, teman-temannya pun tidak ada yang menanyakan kemana Kesya selama seminggu. Tidak ada yang memperhatikan dirinya yang telah berubah ini.
Ia yang terlalu berlebihan melihat situasi disekelilingnya pun duduk dikursinya.
Kesya melihat William dan Daniel masuk ke dalam kelas. Matanya menatap William namun yang ditatap tidak sama sekali memperhatikannya, malah Daniel yang sedari tadi melihatnya bukan lebih tepatnya menatap lekat.
Kesya mengeluarkan earphone miliknya, memasangkan musik yang akan membuat ia menjadi lebih baik. Kesya mulai mengeluarkan buku pelajarannya dan belajar.
Saat Kesya sedang sibuk dengan bukunya. Tiba-tiba pesan dari Daniel masuk ke handphone miliknya, ia melihat ke tempat duduk Daniel, dan Daniel menatapnya sebentar lalu pamit keluar dengan William.
Tak lama Daniel keluar, Kesya ikut keluar menemui Daniel di taman belakang sekolah.
"Kemana lo seminggu?" tanya Daniel.
"Bukan urusan lo" jawab Kesya ketus. Namun tak bisa ditampik pertanyaan itu membuat dadanya bergemuruh, takut.
"Gue udah bilangkan gak usah nemuin William" Daniel memegang lengan Kesya kuat, melampiaskan kekesalannya.
"Lepasin! Lo apaan sih?" Kesya mencoba mencekal, namun tenaga Daniel lebih besar darinya.
"Tunggu, berarti lo tau kan kalo William mau ngelakuin itu sama gue?"
Daniel diam, ia mengendorkan pegangannya pada lengan Kesya. Sekarang gantian Kesya yang memegang kedua tangan Daniel.
"Jawab Dan!"
"Sya, gue-"
"Kenapa William ngelakuin itu sama gue? Lo tau kan alasannya, kan? Jawab Daniel!" Kesya mengeluarkan air matanya.
"Lo mau tau alasan gue ngelakuin itu sama lo?"
Daniel dan Kesya melihat arah sumber suara, ternyata William sudah berdiri dengan melipat tangannya didepan dadanya. Kesya menatap William dengan tajam.
Sebenarnya ia malu bertemu dengan William, ia merasa jijik dan kotor dengan dirinya sendiri. Rasanya Kesya ingin langsung kabur sekarang, tetapi ia tahan karena William ingin mengatakan sesuatu yang sangat penting baginya.
Pria itu maju mendekat kearah Daniel dan Kesya. Matanya memperhatikan Kesya yang sedari tadi gelisah dan menatap ke bawah.
William ingin menyentuh tangan kesya "Hey" ucapnya, namun Kesya mundur.
Daniel yang melihat interaksi Kesya dan William sontak menarik wanita itu ke belakang tubuhnya.
"Mau apa lo disini?" tanya Daniel pada William yang sedari tadi tak mengalihkan pandangannya dari Kesya.
"Lo kenapa sih? Lo belain dia. Gue menang, kan?"
Kesya menatap Daniel dari belakang. Ia maju mensejajarkan diri dengan Daniel "Maksud lo apa?"
KAMU SEDANG MEMBACA
Young Mommy [Tersedia Ebook]
Genç Kurguaku mencintai dia dengan sederhana, apa adanya. aku tak merubah apapun yang ada didalam diriku. aku menjadi aku apa adanya. aku tau resiko dari mencintainya. terluka. aku sangat mengerti tentang itu. aku sadar, bahwa aku mencintai orang yang salah...