trois

9.2K 1.4K 95
                                    

"Jennie?" Jisoo tersentak kaget saat melihat Jennie sedang duduk di kursinya di kelas

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Jennie?" Jisoo tersentak kaget saat melihat Jennie sedang duduk di kursinya di kelas.

Tidak, bukan itu yang membuatnya kaget. Tepatnya yang mengagetkannya adalah Jennie sudah berada di kelas pagi-pagi sekali. Jisoo sampai harus memeriksa arloji serta jam dinding kelasnya untuk memastikan sekarang pukul berapa.

06.30 KST.

"Kim Jennie, kau sudah gila?"

Jennie menyeringai. "Kaget melihatku hadir lebih awal?"

Jisoo mengangguk seraya menjatuhkan pantatnya ke kursi yang berada tepat disamping Jennie. "Tentu saja, bodoh. Siapa yang tidak kaget melihat perubahan mendadakmu?"

"Kau tidak suka?"

Jisoo menggeleng. "Hanya orang gila yang tidak suka perubahan positifmu."

Jennie terkekeh pelan. Lalu ia putuskan untuk menatap lurus ke arah jendela kelasnya. Tatapannya begitu sendu, membuat Jisoo yang menyaksikannya merasa ada yang tidak beres.

"Ada apa? Apakah ini tentang Tuan rumah mu itu lagi?"

Jennie tersenyum pahit. Lalu ia mengangguk lemah tanpa mengalihkan pandangannya dari jendela. "Seperti biasa kau selalu bisa membaca pikiranku, Jisoo."

"Tentu saja. Wajahmu sangat terbaca, kau tahu!"

Jennie menoleh ke arah Jisoo, masih dengan tatapan sendunya. "Ia menolakku lagi, Jisoo."

Jisoo menghela napas. "Kau menyatakan perasaanmu lagi?"

Jennie mengangguk. "Saat itu aku mabuk. Tapi aku juga masih setengah sadar. Ku pikir dengan aku mabuk ia akan luluh. Tapi nyatanya ia masih sama."

"Justru karena kau mabuk, Kim Jennie. Ia takkan mau menyakitimu di saat kesadaranmu tidak terkumpul sepenuhnya."

"Tapi, di saat kesadaranku terkumpul sepenuhnya pun ia tetap menolakku."

"Lalu kau ingin menyerah?"

Jennie terdiam. Benarkah? Apakah aku sudah ingin menyerah? Ia sendiri tak percaya diri untuk melakukan itu.

"Oh, aku hampir lupa. Bukankah kau ingin membuka hatimu pada Taeyong?"

Aish .. Bagaimana bisa Jennie melupakan Taeyong? Tapi, bukankah hubungannya dengan Taeyong hanya pura-pura?

Astaga, Kim Jennie. Jisoo kan tidak tahu dengan permainan konyolmu! Jennie meringis pelan karena baru saja menyadari kecerobohannya.

Jennie tertawa paksa. "A-aku sedang dalam tahap berusaha, Jisoo. Tapi aku juga belum bisa melupakan Paman Kim."

"Saranku jika kau ingin melupakan Paman Kim mu itu, sering-sering lah pergi kencan dengan Taeyong."

"Ya, tentu. Aku memang berencana melakukannya." jawab Jennie.

[✔️] DELPHINETempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang