cinq

8.6K 1.2K 126
                                    

Jennie sedari tadi tersenyum sendiri di kelas. Hari ini mood nya nampak sangat baik. Bahkan saat Seolhyun datang untuk bergelut dengannya, Jennie membalasnya dengan berkata-

"Baiklah .. baiklah .. Jika kau ingin aku berhenti mengganggu Taeyong, aku akan berhenti."

Jisoo sampai kaget mendengarnya. Apalagi Seolhyun sendiri. Apakah Jennie sudah menyerah? Gadis berkulit kecokelatan itu sempat berpikir seperti itu.

"Kau gila? Bukankah kau ingin move on dari pria itu?" bisik Jisoo tepat di telinga Jennie.

"Baguslah kalau begitu. Jangan pernah mendekati Taeyong lagi. Ku peringatkan kau!" ancam Seolhyun.

Jennie mengangguk. "Tentu."

Jisoo menatap Jennie tak percaya. Apakah itu artinya hubungan Jennie dan Taeyong berakhir?

Jennie tersenyum miring. "Tapi jika Taeyong tak mendekatiku lagi." tambahnya.

Seolhyun terperangah. "Apa?!" dan ia segera menarik rambut Jennie.

Jennie tertawa. Apalagi mood nya saat itu benar-benar bagus. Ia pun membalas dengan menarik rambut Seolhyun dan keduanya pun berkelahi.

Jisoo terdiam. Tidak, ada sesuatu yang tidak beres disini. Jennie yang biasanya cenderung menghindar atau jika bertemu dengan Seolhyun, ia tampak kesal.

Tapi tidak pada hari ini. Jennie bahkan terlihat bersemangat saat berkelahi.

"Apa terjadi sesuatu semalam?"

Jennie menoleh ke arah Jisoo tanpa memudarkan senyuman di bibirnya. "Kenapa kau menanyakan itu?"

"Kau tampak ... bahagia?"

Jennie terkekeh pelan. "Terlihat jelas?"

Jisoo mengangguk. "Tentu saja. Kau begitu bersemangat dan banyak tersenyum hari ini."

"Bukankah itu bagus?"

"Coba ceritakan padaku." pinta Jisoo.

Jennie terdiam sejenak. Ia mulai berpikir. Jika dirinya menceritakan Jisoo perihal semalam, mungkin Jisoo akan mengomelinya.

Tidak .. tidak .. Jisoo tidak boleh tahu!

"Apa Tuan rumahmu melakukan sesuatu?" tebak Jisoo.

Jennie menelan salivanya kasar.

Kemudian Jisoo langsung menggeleng. "Tidak, tidak mungkin. Bukankah ia sedang pergi?"

Jennie mengangguk kaku, mencoba membenarkan perkataan sahabatnya itu.

"Oh!" Jisoo menjentikkan jarinya. "Pasti tadi malam Taeyong datang ke rumahmu. Apa aku benar?"

Jennie tersenyum paksa. "Ah iya, kau benar." jawabnya berbohong. Memang Taeyong datang, tapi bukan itu yang membuatnya seperti ini.

Jisoo tersenyum. "Pantas saja kau tampak bahagia. Sepertinya Taeyong memang pilihan yang tepat untukmu, Jennie."

Jennie terkekeh pelan. "Ku rasa itu benar."

"Ingat! Kau sudah sejauh ini. Jangan menyakitinya. Oke?"

Lagi, Jennie menelan salivanya kasar.

"Ah .. ku rasa sebentar lagi kau bisa melupakan pria sombong itu. Sadarlah, Kim Jennie. Mencintainya adalah kesalahan. Taeyong adalah orang yang tepat untukmu."

Sekali lagi, Jennie harus kembali meredam perasaan bersalah. Baik kepada Jisoo maupun kepada Taeyong.

[✔️] DELPHINETempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang