"Mom yang benar saja jangan mengadah ngadah deh!?" Ucap Sean kesal karna mom nya ini suka sekali mengambil keputusan sendiri "ya ampun Sean sayang mom tidak mengadah ngadah" balas mom Sean.
"Em, bagaimana beri kami waktu dulu untuk memikirkan nya, tante?" usul Clarries "iya benar itu biarkan mereka memutuskan sendiri" tambah mama Clarries.
"Tap-" baru saja mom Sean bicara sudah disela oleh dad Sean "itu benar sayang biarkan mereka memutuskan sendiri" karna mom Sean kalah akhirnya mom Sean pun menyerah dan mereka melanjutkan makan mereka yang sempat tertunda karna perdebatan.
Beep... beepp....
"Eh, ponsel siapa itu yang berbunyi" tanya mom Sean "apa itu ponsel mu sayang?" tanya mom pada Sean.
"Tidak" jawab Sean datar "Clar, apa itu ponsel mu?" Tanya mama Clarries "ah coba kulihat dulu" jawab Clarries "ah iya benar, maaf" ucap Clarries lagi.'Bagamana bisa suara nya aktif, bukannya sudak ku nonaktifkan' batin Clarries.
Clarries pun permisi ke kamar mandi dan mengangkat telpon nya "ya ada apa?" Tanya Clarries to the point tanpa menyapa dulu.
"Kau ini seperti tidak ada sopan santun saja bukan nya bilang halo dulu malah langsung nanya saja" Clarries hanya memutarkan bola mata nya saja "cepat lah, ada apa sebenarnya Ken?" Tanya Clarries "baiklah, cepat datang lah kesini aku membutuhkan bantuan mu ada operasi darurat!?" Jelas Ken "apa tidak ada dokter yang lain, kenapa harus aku?" protes Clarries "tidak ada. Sudahlah datang saja aku akan mengurus nya dulu" jelas Ken dan langsung memutuskan sambungan telpon nya. Tanpa ba bi bu lagi Clarries langsung kembali dan meminta maaf karna harus mendadak pergi.
Clarries pun meminjam kunci mobil ayahnya "dad bisa pinjam sebentar kunci mobil nya, tenang saja akan aku balikkan" jelas Clarries dan dad Clarries pun meminjamkan kuncinya, Clarries pun langsung pergi ke parkiran.
"Sebenarnya ada apa dengan Clarries?" Tanya dad Sean "kami juga tidak tahu" balas dad Clarries. Clarries pun kembali tapi dengan pakaian berbeda ia menggunakan celana jins nya dan kemeja bewarna biru dengan motif bunga serta sneakers putih nya dan jangan lupa yang tadi rambut nya disanggul rapi sekarang sudah berantakan. Keluarga Sean pun begitu terkejut dengan perubahan clarries yang tadinya bagaikan bidadari surga sekarang sudah seperti orang putus asa.
"Ya ampun sayang kenapa tiba tiba jadi begini?" Tanya mama "ada operasi mendadak ma kalau aku pakai gaun itu pasti semua nya bakal mikir yang aneh aneh" jelas Clarries "iya tapi coba rapikan rambutnya dulu" nasehat mama dan Clarries pun langsung menyanggul rambutnya asal menampakkan leher jenjangnya.
"Sayang kamu pergi nya sama siapa?, diantar Sean saja ya, Sean cepat bersiap siap sana" suruh mom. Sean melototkan matanya sambil menunjuk dirinya sendiri dengan telunjuk nya "iya sayang" tanpa ba bi bu lagi mom langsung mendorong Sean agar bangkit. Sean hanya pasrah saja "tidak usah tan, Clarries naik taksi aja" tolak halus Clarries dan langsung pergi.
"Sean cepat sana payah kali kalau disuruh!?" omel mom, Sean pun hanya berjalan santai pergi ke parkiran setelah sampai ia langsung mencari mobil nya.
"Masuk" suruh Sean datar plus dingin nya "eh, tidak usah" tolak Clarries halus "sudahlah cepat naik" paksa Sean tidak menunggu lama Clarries pun langsung masuk dan mereka pun pergi kerumah sakit. Dalam perjalanan suasana nya sangat sepi, Clarries yang orang nya tidak bisa diam hanya berdoa saja semoga cepat sampai.
"Em, kau setuju tidak soal tadi?" tanya Sean membuka pembicaraan "yang mana, ah ya ya entahlah kalau kau?" Tanya balik Clarries "ck, tentu saja aku tidak mau" Clarries hanya mengangguk angguk kan kepalanya "em, apa kau tidak mengenal ku?" Tanya Sean, jujur saja ia penasaran gadis ini apa tidak mengenalnya apa? Padahal tadi pagi mereka bertemu "tentu saja aku mengenalmu kan tadi sudah berkenalan" jawab Clarries.
KAMU SEDANG MEMBACA
The Addict Of Love [✔] |REVISI
General FictionSean, pemuda sukses yang harus mengalami namanya perjodohan yang dilakukan ibu nya. Mungkin kalian berpikir kalau ia akan dijodohkan dengan wanita cantik yang manja, suka berpakaian seksi, dan pastinya memiliki orang tua yang kaya. But, no..... Semu...