Sean P.O.V
"Maaf" hanya itu yang bisa kuucapkan, saat dia melepaskan pelukan ku rasanya seperti sebuah jawaban kalau hubungan ini sudah selesai "tidak, kau tidak perlu minta maaf bukankah kau sudah bilang kalau kau memang tidak ingin hubungan ini. Hanya aku saja yang terlalu berharap" ucapnya sekali lagi aku merutuki kebodohan ku bagaimana mungkin aku melupakan kata kata itu.
Jangan pernah menyamakan semua wanita hanya karna 1 tidak berperasaan bukan berarti yang lain juga ada yang lebih baik lagi dari yang baik.
Kata kata yang mom ucapkan tergiang dikepalaku, aku hanya bisa menghela nafas kasar.
Aku memelukknya lagi entah kenapa aku tidak ingin melepaskan nya seakan kalau aku tidak memeluknya dia akan menjauh. Aku menatap nya lekat seakan tetingat masa lalu.
Flashback......
"Sean kenapa kau melakukan itu!? Ucap seorang gadis sambil menangis sedangkan laki laki itu hanya terkekeh mana mungkin aku membiarkan kekasihku diganggu laki laki hidung belang" ucap sean " sudahlah jangan menangis nanti jelek lho! Lagipula cuman luka kecil aja sampai harus nangis gitu, yang luka siapa yang nangis siapa" Ucap sean menenangkan samvil bercanda " apa kau bilang cuma luka kecil, apa kau butuh cermin untuk melihat kondisi mu ini huh! Lihat ini tangan patah kaki patah kepala bocor plus babak belur ada luka sayatan dan yang paling parah perutmu tertusuk pisau, kayak gini dibilang luka kecil, ini semua salah ku seharus nya aku tidak keluar rumah saat itu seharusnya aku yang terluka!" Sean langsung merubah raut wajah "apa yang kau katakan tidak mungkin aku membiarkan mu keluar sendirian sedangkan 1 minggu lagi kita alan menikah " gadis itu hanya menundukkan kepalanya "memangnya kau tau darimana apa kau menguntitku"ucap si gadis.
Sean hanya terkekeh melihat kepolosan gadis nya, sean mencubit pipi gadis itu hingga gadis itu mengadu kesakitan "sakit sean padahal tangan nya dah patah tapi masih berfungsi juga" ucap gadis itu kesal "apa kau bilang, ternyata kau ingin agar tangan ku tidak berfungsi lagi!?" Gadis itu tergagap mendengar ucapan sean " eh eh mana ada aku bilang seperti itu,ngarang aja kerjanya apa gak ada yang lain apa selain ngarang aja " bela diri sendiri gadis itu " ihh makin gemes deh" ucap sean lebay " yaudah deh aku ngaku jadi kapan kamu keluar dari rumah sakit?" Tanya gadis itu " ehm kata dokter sih 4 hari lagi baru boleh pulang" ucap sean sedangkan gadis itu hanya menganggukan kepala.
Hari pernikahan.....
"Sean apa kau sudah siap?" Tanya dad dengan anggukan kepala sean sebagai jawaban nya "baiklah kalau begitu kita langsung ke altar" ucap dad, entah kenapa ia merasa kan firasat buruk tapi ia tepis itu jauh jauh tapi firasat itu semakinmenguat membuat sean merasa resah.
30 menot kemudian...
Tiba tiba datang seorang penata rias mempelai wanita "tuan nona karin tidak ada di ruang ganti !?" Ucap penata rias itu semua orang menoleh menatap heran penata itu "apa kau sudah cari dia di toilet atau dimana pun itu?" Tanya mom sean penata mengangguk kan kepala nya.
"Jadi benar firasat ku kalau sesuata yang buruk akan terjadi dan ini sedang terjadi dan yang membuat nya adalah gadis yang kucintai"ucap ku pelan, sean menatap kedua orang tua dengan tatapan apa yang harus aku lakukan.
Sean pergi dari altar ia ingin mencari gadisnya ia ingin bertanya banyak hal kenapa ia bisa setega itu pada dirinya sendirian di altar kenapa ia setega itu mempermalukan dirinya dan orangtuanya.
Sean mencari mobil nya ia lalu pergi dari pekarangan dengan kecepatan maksimun. Sean memperlambatkan kecepatan mobilnya ia melihat seorang gadis dengan gaun penganti sedang berlari menuju seorang laki laki ia melihat cewek itu memperhatikan wajah gadis itu hingga ia sadar kalau itu karin gadisnya ia segera menghentikan mobil nya .
KAMU SEDANG MEMBACA
The Addict Of Love [✔] |REVISI
General FictionSean, pemuda sukses yang harus mengalami namanya perjodohan yang dilakukan ibu nya. Mungkin kalian berpikir kalau ia akan dijodohkan dengan wanita cantik yang manja, suka berpakaian seksi, dan pastinya memiliki orang tua yang kaya. But, no..... Semu...