"Malam semakin larut, kita akan pergi dari sini menggunakan apa?" tanya Sungyoon yang berjalan didampingi Jaeseok seraya memegangi tangannya yang terluka parah.
"Entahlah. Apa jika kita merakit perahu mampu membawa kita pulang dari sini?" balas Jaeseok, menoleh pada teman-temannya.
"Kita akan pikirkan itu nanti. Sekarang kita harus cari dulu tempat perlindungan yang aman." Daeyeol meyakinkan teman-temannya.
Mereka berjalan meninggalkan villa keluarga Seungmin beriringan. Donghyun berjalan terseret sebab kakinya yang masih terasa sakit. Sungyoon yang lukanya sangat parah dipapah oleh Jaeseok sambil sesekali meringis. Bomin berjalan takut, berlindung di belakang tubuh Daeyeol yang tengah mengoprek ponsel, berharap menemukan signal. Jaehyun yang sejak tadi diam juga sama seperti Daeyeol, berusaha mencari signal ponsel. Sedangkan Youngtaek dan Seungmin hanya berjalan linglung mengikuti teman-temannya. Ya, mungkin mereka hanya tidak mengerti mengapa mereka bisa berada di situasi seperti sekarang.
"Ada signal!" pekik Daeyeol tiba-tiba. Namun, bersamaan dengan teriakkan Daeyeol itu, terdengar juga teriakkan dari belakang mereka yang teramat keras sampai membuat mereka menoleh seketika.
"Joochan!" pekik mereka serempak kaget.
Daeyeol segera menyerahkan ponselnya pada Bomin yang kebetulan ada di sisinya. "Hubungi Sungyeol hyung!" ujar Daeyeol yang kemudian segera berlari menuju Joochan, Jangjun dan Jibeom, disusul oleh Seungmin, Jaeseok, dan Youngtaek.
Bomin yang panik memegang ponsel Daeyeol dengan tangan bergetar. Dia berusaha tenang saat mencari kontak Sungyeol. Tapi sungguh, Bomin malah hampir menangis saat dia sama sekali tidak menemukan kontak yang Daeyeol suruh. Mungkin, saking paniknya, Bomin tidak bisa mengatur tubuhnya sendiri. Dan demi apa pun, Bomin sangat membenci sisi dirinya yang cengeng seperti ini.
"Biar aku yang lakukan!" Sungyoon merebut ponsel dari tangan Bomin dan mendial nomor Sungyeol yang segera ia temukan tak sampai lima detik. Bomin merasa sedikit lega saat itu juga.
Sementara, Sungyoon menanti panggilannya yang sama sekali belum diangkat. "Arrgh!" Dia meringis saat tangannya terangkat memegang ponsel sesaat setelah panggilan tersambung.
"Sungyeol hyung!" pekiknya.
***
"Joochan, kau tidak apa-apa?" Jangjun menggoyang-goyangkan bahu Joochan yang langsung terkulai setelah menjerit keras.
Joochan membuka mata dengan sangat cepat. Tapi... tatapan itu. Joochan menatap Jangjun dengan tatapan tajam, membuat siapa pun yang melihatnya merasakan kengerian yang luar biasa.
"Joochan kenapa?" tanya Jaeseok yang kembali menghampiri mereka bersama yang lain.
Joochan berdiri, sementara Jibeom masih memejamkan mata erat sambil terduduk. Meringkuk memeluk dirinya sendiri dengan sangat ketakutan.
"Hyung, lebih baik kalian pergi!" desis Jibeom, membuka mata takut-takut. Tapi, atensi teman-temannya malah teralih pada sosok Joochan lagi yang kini--
"Joochan! Apa yang kau lakukan?"
Semuanya berteriak pada Joochan yang berdiri di hadapan Jangjun, lalu mencekik lelaki itu. Tatapan nyalang beserta desisan seperti orang yang berkomat-kamit membuat bulu kuduk mereka meremang.
"Joochan, lepaskan! Apa yang kau lakukan pada Jangjun?" teriak Daeyeol panik. Ia berusaha mati-matian menarik Joochan dari hadapan Jangjun. Namun, tenaga Joochan benar-benar bukan tenaga manusia. Dia begitu kuat dan keras.
"Joochan, sadarlah! Kau bisa membunuh Jangjun!" Jaeseok ikut membantu menarik Joochan.
"Ma..."
"Joochan! Uhuk." Jangjun sudah kehabisan napas karena cekikan Joochan benar-benar kuat, bahkan kakinya sampai menggantung di atas tanah.
KAMU SEDANG MEMBACA
Last Holiday▪️Golden Child✓
FanfictionLiburan musim panas telah tiba. Seungmin mengajak serta teman-temannya: Daeyeol, Sungyoon, Jaeseok, Jangjun, Tag, Jaehyun, Donghyun, Jibeom, Joochan, dan Bomin untuk berlibur ke sebuah pulau kecil di mana keluarganya memiliki sebuah villa di sana. J...