Joochan mengedarkan pandangan di seluruh ruangan pengap itu. Entah sudah berapa lama Villa ini tidak dikunjungi. Seluruh ruangan berdebu dan kotor, seolah tidak pernah ada orang yang datang untuk membersihakannya. Padahal seingat Joochan, biasanya Villa memiliki seorang yang bertugas untuk bersih-bersih. Ia berjalan semakin dalam, mengikuti teman-temannya yang sudah heboh karena merasa harus membersihkan rumah ini sebelum istirahat.
"Sebaiknya kita bersihkan kamar yang akan kita pakai untuk tidur saja dulu. Yang lainnya biar besok pagi saja." Daeyeol, sebagai hyung tertua memberi perintah.
Semuanya mengeluh, tentu saja. Mereka semua pasti lelah dan berharap bisa segera beristirahat saat sampai. Tapi nyatanya, mereka harus bersih-bersih dulu.
"Seungmin-ah, kamu serius, tidak seorang pun di pulau ini yang dipercaya oleh keluargamu untuk menjaga dan membersihkan Villa ini?" tanya Sungyoon, yang malas bebersih.
Seungmin menggaruk tengkuknya yang tak gatal. "Seingatku, dulu ada Chang Soo Samchon yang biasa menjaga Villa ini. Tapi, aku tidak tahu rumahnya di mana. Mungkin dia sudah tidak bekerja lagi pada Appa, atau... yah, aku tidak tahu."
"Sudahlah sudah, berhenti mengeluh dan ayo bekerja!" Joochan menginterupsi. Berjalan untuk menyimpan kopernya di sudut ruang tamu. "Mana kamar yang akan kita pakai?" tanyanya.
"Kamar paling luas ada di lantai dua. Kita bisa pakai kamar itu." Seungmin menjawab.
"Dapur di mana?" tanya Joochan, mengedarkan pandangan.
Seugmin menunjuk ke arah kanannya. "Dapur ada di lantai dasar, di sana!"
"Kalau begitu, kita bagi tugas. Sebagian membersihkan kamar, dan sebagian lagi bersihkan dapur. Kita perlu dapur untuk menyiapkan makan dan minum." Joochan menatap ke sembilan temannya. "Kita cukup tidur di satu kamar, atau harus tambah satu kamar lagi?"
Semuanya saling melempar pandang, kemudian Daeyeol berujar, "Untuk malam ini, kita gunakan satu kamar saja dulu. Membersihkan banyak kamar pasti sangat melelahkan. Kita butuh istirahat setelah perjalanan panjang."
"Baiklah," Joochan mengangguk, "ayo kita kerja!"
***
Kamar yang benar-benar luas. Sungyoon, Jaehyun, Donghyun, dan Daeyeol berdecak kagum melihatnya. Apalagi saat melihat kolam luas di sayap kanan Villa yang bisa dilihat melalui jendela besar di kamar tersebut. Sedangkan Joochan, mata beningnya menjelajah ke setiap penjuru ruangan itu. Dinding berwarna putih pasir yang terlihat berdebu, kusen cokelat yang ia yakin dulu sangat berkilau, pintu toilet yang berkerat saat ia mencoba untuk membuka pintunya, dan lukisan-lukisan indah bertengger di dinding yang keindahannya terasa begitu menakutkan bagi Joochan.
"Besok pagi sepertinya kita harus bersihkan kolam itu!" decak Sungyoon di depan jendela. "Aku ingin berenang di sana!"
"Ide bagus, hyung!" Donghyun menyahut antusias.
"Lebih baik sekarang kita bersihkan kamar ini secepatnya. Matahari hampir tenggelam, kita butuh istirahat," lagi-lagi Joochan menginterupsi.
"Kita akan tidur di lantai?" tanya Jaehyun yang saat ini berjalan menghampiri Joochan.
"Aku rasa udara di sini cukup panas. Tidur di lantai bukan masalah," balas Joochan. "Di mana peralatan kebersihannya, Seungminnie?"
Seungmin yang sejak tadi duduk di atas satu-satunya ranjang di kamar itu mengerjap. "Aku tidak tahu. Tapi sepertinya diletakkan di bawah. Di dapur atau mungkin gudang."
"Donghyun-ah, bisa ambilkan itu?" Daeyeol duduk di sisi Seungmin. Sangat ingin membaringkan tubuhnya, tetapi tak bisa saat debu yang begitu tebal menyelimuti kasur tersebut. Bisa-bisa ia terkena ruam karena gatal.
"Aku?" Donghyun menunjuk dirinya sendiri.
Seungmin berdiri. "Ya, bersamaku. Sekalian ajak kelompok dapur, mereka juga butuh alat bebersihnya."
Donghyun mengangguk, lantas meninggalkan kamar bersama Seungmin di sisinya.
"Hyung, aku merasa... perasaanku kurang baik semenjak kita akan berangkat ke sini," gumam Joochan, berjalan pelan menghampiri hyungnya.
"Kamu tidak enak badan?"
"Bukan, hyung. Bukan itu!" sergah Joochan. Matanya kembali menjelajahi setiap detail kamar itu. Dan ia mengerang frustasi saat instingnya lagi-lagi membuat Joochan ketakutan setengah mati.
"Joochan-ah. Jangan katakan kalau kamu merasakan hal-hal aneh seperti saat di sekolah kamu kekeuh melihat 'gadis' itu?" Sungyoon ikut duduk di antara mereka, diikuti oleh Jaehyun.
"Oh, ayolah, aku benar-benar, hyung. Kita harus pulang secepatnya. Tempat ini tidak aman!"
"Tenanglah, Joochan. Nikmati saja liburanmu, jangan berpikiran macam-macam. Semakin kamu berpikiran macam-macam maka, kamu akan semakin takut." Jaehyun ikut menyahuti.
Joochan mengusap wajah dengan kasar. Dipejamkan matanya erat-erat saat bisikan demi bisikan yang mengganggu pendengarannya semakin tak terkendali.
"Hyung, kita harus pulang!" teriaknya kemudian, membuat teman-temannya tersentak kaget. Kali pertama mereka mendengar Joochan berteriak dengan emosi seperti ini.
"Joochan-ah, bisakah kamu tenang?" Jaehyun menepuk pelan pundak Joochan.
"Bagaimana aku bisa tenang, huh? Bagaimana bisa!? Sedangkan kalian..." Joochan terdiam sejenak, seolah menyadari bahwa ia hampir mengatakan hal yang tak seharusnya ia katakan, "aku... kita benar-benar harus pulang besok pokoknya!" Joochan meninggalkan kamar, menekan batang hidungnya sambil memejamkan mata, berharap hal yang membuat kontrol dirinya lemah bisa hilang.
Ia berjalan tanpa arah, hingga tatapannya menangkap sosok Jibeom yang berjalan linglung menuju kolam.
"Jibeom-ah!" panggilnya. Jibeom menoleh dan tersenyum kaku padanya. "Kenapa di sini sendirian?"
"Oh, tidak. Hanya saja tadi ada anak kecil yang berlarian di sini," balas Jibeom.
"Anak kecil?" Joochan menaikkan sebelah alis, bingung. "Jangan ikuti siapa pun orang asing yang kamu lihat di sini, Jibeom-ah. Kamu bisa tersesat."
"Tersesat? Yang benar saja, Joochanie! Aku bahkan tidak keluar dari Villa ini. Jikalau tersesat pun paling hanya tersesat ke toilet!" Jibeom tertawa, Joochan tidak.
"Terkadang, sesuatu yang kamu lihat bisa menipu, Jibeom-ah. Jangan ikuti siapa pun, kecuali hatimu sendiri. Karena bukan hanya bangsa kita yang menghuni dunia ini."
***
Kalian pernah ngalamin hal horror nggak, sih? ceritain dikit dong, buat inspirasi. hehe
Dan cerita ini gimana? Terlalu absurd, bertele-tele atau gimana? Tolong, minta masukannya, ya. Biar bisa diperbaiki ke depannya. Soalnya aku ngerasa belum puas aja sama cerita-cerita yang aku buat, terutama cerita ini, karena ini cerita horror pertama yang aku buat, jadi belum punya perbandingan sama cerita lainnya. Aku ngerasa banyak salahnya, tapi entah di mana. Barangkali kalau ada yang mau ngasih kritikan, aku bisa tahu letak salah dan kurangnya aku di mana. Terimakasih sebelumnya. Dan maaf ujungnya ada curhatan galau penulis hehe^^
KAMU SEDANG MEMBACA
Last Holiday▪️Golden Child✓
FanficLiburan musim panas telah tiba. Seungmin mengajak serta teman-temannya: Daeyeol, Sungyoon, Jaeseok, Jangjun, Tag, Jaehyun, Donghyun, Jibeom, Joochan, dan Bomin untuk berlibur ke sebuah pulau kecil di mana keluarganya memiliki sebuah villa di sana. J...