005. Cahaya Kota di Malam itu

393 38 2
                                    

"Resha!! PASSING!!" teriak Aruna pada saat pelajaran olahraga. Aruna dan Resha pada saat itu duduk di bangku kelas dua belas dan sedang bermain voli di lapangan.

"Run! Service ya!!" Seru salah satu teman di tim Aruna, kemudian Aruna mengambil bola tersebut bersiap melakukan service. Kebetulan Aruna paling jago melakukan hal tersebut.

Mereka pun kembali bermain bola Voli yang disaksikan oleh para siswa yang belum mendapat giliran. Suasana lapangan olahraga yang bersifat outdoor itu cukup menyengat karena sinar matahari. Sang guru olahraga menilai dari samping lapangan dengan mata tajam.

"OKE! GANTI!" Guru olahraga berteriak memerintahkan kedua tim diganti karena sudah dinilai olehnya. Aruna yang tampak kelelahan pun langsung mengarah ke kantin untuk membeli sarapan bersama teman-temannya.

"Bude, aku mau mie yamin bakso ya satu, sama Aqua dingin." Aruna berkata pada salah satu penjual dikantin, kemudian ia duduk dimeja tempat teman-temannya sudah berkumpul, menggosipkan salah satu guru olahraga muda yang baru mengajar di kelas yang lain.

"Duh ganteng sekali ya Pak Egi." ucap Gita gemas

"Betul! Dia juga katanya dulu pelatih sepakbola loh!" sahut resha sambil memakan Cireng isi yang baru saja dibelinya.

"Menurut elo gimana Run?" tanya Gita pada Runa

"Apanya?"

"Pak Egi, dia sangat tampan!"

"Ya, dia memang tampan." Jawab Aruna datar.

"Kok responnya datar, seperti tidak tertarik." Gita memerhatikan wajah Aruna dengan seksama.

"Buat Aruna, hanya satu lelaki yang membuatnya bergairah!" ucap Resha malas.

"Siapa?" Gita penasaran

"Tak usah ditanggapi" Aruna berkata malas sambil membuka telepon genggamnya, ada orang yang baru saja mengirim pesan padanya.

"Pendek, Gue telat nih!" ternyata Fajar kembali berulah

Aruna membalas

"Lalu?"

"Bantuin dong." balas Fajar lagi.

"Bantu Apa?"

"Gue di belakang sekolah nih, mau manjat pagar. Nanti bawa dan sembunyiin tas gue ya, elo sedang pelajaran olahraga kan? :p" balasan Fajar membuat Aruna menghela nafas panjang.

Melihat tingkah Aruna seperti itu, Resha langsung mendekatinya curiga.

"Apa lagi yang dia lakukan?" tanya Resha sewot. Aruna menatap Resha putus asa.

"Gue ke belakang dulu ya." Ucap Aruna pada Resha yang masih memasang muka galak dan Gita yang penasaran, lalu mengirim pesan pada Fajar untuk memberitahu bawah dirinya sedang menuju ke halaman belakang sekolah.

"Cepat lempar tas elo." Aruna mengirim pesan pada Fajar.

Dalam waktu yang singkat, Tas Fajar sudah dilemparkan melewati pagar belakang sekolah dan Aruna menangkapnya dengan cepat. Aruna langsung membalikkan badan ingin meninggalkan halaman belakang tanpa memerdulikan Fajar yang masih memanjat.

Namun, baru berapa langkah Aruna bergerak menjauh, terdengar suara Fajar terjatuh.

"Aduh!" Fajar meringis kesakitan, Aruna pun berlari kembali ke arah Fajar.

"Kenapa? Mana yang sakit?" Tanya Aruna cemas.

"Khawatir ya?" Fajar cengengesan.

Aruna menghela nafas dan memutuskan meninggalkan Fajar.

ARUNATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang