009. Wanita Kelas Bawah

274 28 4
                                    

Fajar menghilang, dan Aruna tak punya Alasan untuk menghubunginya. Sudah dua minggu sejak pertemuan mereka kembali. Tapi apalah daya, Pekerjaan dan masalah lainnya memaksanya untuk tidak memikirkan Fajar.

Walaupun begitu, hati dan pikiran Aruna hari ini kalang kabut. Bagaimana tidak, malam ini Angga mengajaknya makan malam bersama kedua orangtuanya. Apakah ini tidak terlalu cepat? Atau mungkin dirinya saja yang belum siap?

Dan entah mengapa, semakin dekat harinya, semakin sering Fajar muncul di mimpinya. Apa ini karena pertemuannya dengan Fajar? Atau karena dirinya merindukannya? Atau Fajar mungkin tidak ingin Aruna pergi bersama Angga?

Tapi mengapa harus begitu? Siapa Fajar sampai ia berani dan turut andil dalam keputusan yang harus diambil Aruna saat ini.

Aruna berusaha mengusir Fajar dari pikirannya, dan saat itulah seorang perempuan menghampirinya dan meletakkan beberapa dokumen disebelah Aruna.

"Run, nih banyak kumpulan CV mau gue kasih." Ujar Dhila, HRD manager di kantor Aruna.

"Dilihat dari bawaan elo, banyak nih kandidatnya." Sahut Aruna, sambil mempersilahkan Dhila duduk di hadapannya.

"Lumayan, 7 kandidat. Tapi gue rekomen 4 aja. 3 nya kurang dari sisi attitudenya." Dhila membagi dokumen itu menjadi dua kelompok, antara direkomendasikan atau tidak.

Aruna perlahan-lahan membaca CV yang direkomendasikan oleh Dhila.

"Dari big 4 semua?"

Big 4 adalah istilah untuk 4 Kantor Akuntan Publik terbesar di indonesia, bahkan dunia, salah satunya adalah tempat Aruna dulu bekerja.

"Sesuai kriteria yang elo minta, kapan ada waktu interview?"

"Gue cek lagi deh jadwal gue."

"Ok, chat gue ya kapan available."

Baru saja Dhila meninggalkannya, seorang pria sudah sudah duduk disamping Aruna, dan membuka toples camilan, lalu memakannya.

"Runa, mau heads up produk baru gue nih." Ujar Reza tanpa pikir panjang.

Reza adalah seorang Product Marketing Manager yang cukup dekat dengan Aruna, sikapnya yang selengean namun ramah membuatnya akur dengan Aruna.

"Tanggal berapa sih ini? Kenapa dari pagi semua orang datang ke ruangan mau heads up produk."

"Ini bulan januari bu, target baru." Reza nyengir lebar.

"Apa kali ini produk elo?" Aruna memberikan lirikan tanda curiga.

"Biasalah pinjaman, Cuma kali ini mau ke sektor yang mikro."

"Sudah buat analisanya?"

"Belom dong." Jawab Reza kalem.

"Ya bikin dulu lah, baru curhat ke gue." Aruna berkata tak percaya.

"Entar Sore juga gue email kok, btw elo kencan sama Angga?" tiba-tiba Reza sudah mendekatkan mulutnya ke telinga Aruna dan berbisik.

Aruna menghentikan pekerjaaannya dan melirik Reza lalu memberinya tatapan heran.

"Kenapa elo nanya begitu?" Aruna bertanya balik.

"Menurut elo kenapa?"

"Yee, mana gue tahu."

"Run, kalian berdua ini lagi rajin-rajinnya sarapan bareng, makan siang bareng, makan malem bareng, ngopi bareng, jajan bareng, shalat bareng bahkan kayanya ke toilet bareng."

ARUNATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang