Sebuah rahasia 2

2.7K 116 4
                                    


Sudah seminggu lebih pangeran jarang keluar kamar, zoya dan mario tidak mengerti sikap pangeran saat ini. Dia seperti terjebak dalam kesalahan yang beruntun, makan pun ia malas dan jarang berbicara.

Pria berwajah manis itu selalu termenung, mengenal arumi membuatnya gila.. Benar-benar gila, pangeran tidak mengerti mengapa ia segalau ini, wajah arumi terbayang-bayang di benaknya. Apakah ini cinta? Atau hanya rasa sementara seperti cinlok (cinta lokasi) pangeran meremas rambut acaknya, wanita itu seperti penyihir menyihir seluruh hidupnya, gagal sekali seorang pangeran ia sedang memakan senjatanya sendiri.

Jauh jauh hari ia memikirkan rencana perceraian tapi saat menang justru ia sendiri yang seperti orang gagal.

" Apa ini arumi!! Kamu ikan gabus yang hampir membuatku gila!.. "

Pangeran berbicara sendiri, rasa bersalah kepada orang-orang disekitarnya juga ikut menghantuui.. Kepada ayah,ibu dan kedua orang tua arumi, mengigit bibir bawahnya ia sepertinya harus minta maaf kepada arumi, apapun yang terjadi ia harus minta maaf .. Yah.. Setelah yakin dan tidak mau semakin merasa bersalah ia mengambil handphonennya dan menekan nomor tujuan.

"Assalamu alaikum.."

"Wa alaikum salam" ini nomer telpon arumi tapi yang mengangkat seorang laki-laki . apa yang bagus untuk ditanyakan pada orang ini . pikir pangeran.

"Aruminya ada?" pangeran mulai berpikir aneh-aneh.

" oh saya abinya, dia sudah tidak ada di rumah ini. Dia ke rumah kakaknya" pecahlah impian pangeran.. Dan bodohnya ia tidak tau kalo suara berat ini suara abinya arumi.

"Ini siapa ya?" mendengar ucapan itu buru-buru pangeran mematikan ponselnya, ia tau ini tidak sopan tapi jika memberitahukan bahwa ia adalah pangeran maka siap-siap ia menanggung malu karena hinaan sang mantan mertuanya itu.

Sepertinya pangeran menyerah, lebih baik lupakan hal ini, lagipula siapa arumi itu.. Dia hanya masa lalu, mungkin minggu ini ia terlalu bodoh memikirkan arumi.

Pangeran menjatuhkan tubuhnya pada kasur empuknya, memandang langit-langit kamarnya membuat pikirannya berkali-kali melayang pada wajah arumi, sial sekali pangeran tidak bisa move on.. Apa benar dia jatuh cinta? Atau ini hanya perasaan bersalah kepadanya?

Pangeran membalikkan badan menghadap ke kiri agar ingatannya punah, namun tidak sengaja ia melihat tas besarnya

ia jadi berpikir kenapa ranselnya tiba-tiba sebesar itu padahal kemarin-kemarin ia hanya membawa baju sedikit. Tidak mau dikalahkan oleh rasa penasaran ia membangunkan tubuhnya dan berjalan menuju ke tasnya.

Saat membukanya ternyata pakaian arumi ikut di tasnya, bibir pangeran tersenyum saat tangannya meraih baju arumi, sekilas teringat baju yang ini dia pakai masak dan yang pink itu ia pakai saat hendak tidur dengannya.. Dan baju gamis ungu yang terakhir pangeran raih di dalam ranselnya adalah baju saat ia dan pangeran berpelukan gara-gara kecoak.

Hahah . pangeran tertawa mengingatnya, dan berakhir kecewa saat melihat kertas perceraian mereka. Pangeran meremas surat sialan itu, ia tidak mengerti kenapa tiba-tiba merindu dengan arumi, senyumnya, dakwahnya, tawa, dan masakannya..

"Arkhh.." meremas gemas rambutnya.

. tiba-tiba Tangan pangeran tidak sengaja menemukan sebuah buku.

Alis pangeran terangkat saat berhasil mengambilnya.

"Buku Harian?". Pangeran menganggap buku yang agak tebal ini adalah buku hariannya.

perempuan kan suka begitu.. Curhat di buku dan menangis saat menulisnya jika sedih, haha pangeran mulai berpikir arumi gadis yang cukup alay.

pangeran tersenyum, ini buku harian gadis itu.. Kesempatan emas untuk mengetahui isi hati mantan istrinya. Dengan langkah yang cepat ia duduk di atas kasurnya dan siap mendalami tulisan arumi.

TerhalalkanTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang