Anastasya?

92 22 1
                                    

"Syaaaa, kok muka lo pucat gitu? lo sakit?" Tanya Amel khawatir melihat perubahan wajah sahabatnya yang kian memucat itu.

Tasya tak menjawab, malah berusaha menghindar dari pertanyaan Amel. Ia menelungkupkan wajahnya diatas meja, pura-pura tertidur.

"Syaaaaa, tasya......!" panggil Amel lagi sambil menggoyang-goyangkan bahu Tasya.

Tak ada jawaban, gadis itu masih tetap bergeming, menutup matanya.

"Anastasya Algistariaaaa, gue tau lo gak tidur. Gue tau lo cuman pura-pura. Cerita dong Syaaa... lo kenapa? Sakit?"

Tasya mengangkat wajahnya tegak. khawatir Amel yang penasaran dengan apa yang terjadi. Tadi pas jam pertama Amel lihat wajah sahabatnya itu baik-baik saja, tidak pucat seperti sekarang. Setelah kembali dari toilet wajah sahabatnya itu langsung berubah.

"Huuuuffft!!" Tasya menghela napasnya lelah, sebelum benar-benar melanjutkan kalimatnya.

"Gini yah, Mel... !gue gak apa-apa. Gue cuman ngantuk dan gue pengen tidur. Oh ya, satu lagi! gue gak sakit Mel" ucapnya singkat, merasa energinya terkuras habis hanya karna berusaha berbohong di depan Amel. Padahal kenyataannya sebaliknya, pikirannya sedang kacau.

"Apa jangan-jangan lo liat hantu di WC Sya? hantunya cewek, kan? rambutnya panjang, terus pake seragam. Bajunya robek-robek, terus ada noda noda darah di bajunya. Terus yah Syaaa... katanya nih ya!, muka hantunya hancur banget, arwah penasaran kali!" Jelas Amel berapi-api.

"Maksud lo?" Tasya mengernyit tak paham, ia masih belum mengerti dengan apa yang di katakan Amel.

"Jadi gini, Syaa, tadi pas lo izin ke toilet pak guru izin keluar bentar, ada yang nelpon katanya. Tapi ternyata keluarnya lama, ada sesuatu yang harus dia urus di TU. Nah! terus dia nitip catetan di kelas kita, yah lo tau sendiri lah kalo jamkos gini pasti jarang yang catat. Paling-paling juga itu Miya si mata empat, yang lainnya mah, asik ngegosip. Apalagi si Saipul tuh si mulut mercon kaleng-kaleng syalala... trilili, " ucap Amel dengan cepatnya, sampai lupa kalau ia tidak mengambil pasokan oksigen dari tadi.

Gadis itu kemudian melanjutkan ceritanya lagi.

"Terus nih, Syaa... gue kan coba-coba gabung di kumpulan gosipnya si Saipul, sekalian sebagai ajang perkenalan lah yah!. Awalnya sih biasalah ngebahas sekolah ini. Gimana orangnya dan bla bla bla. Sampai akhirnya si Reva yang katanya tinggal deket sini tuh cerita. Sebelum kita masuk dan resmi jadi murid SMA sini, ada kasus pembunuhan. Gak jelas juga sih tadi si Reva ceritanya. Banyak gosip yang beredar kalo korban di perkosa lah, di culik lah, di bunuh lah, pokoknya gitu. Terus yang di bunuh itu cewek rambutnya lurus kecoklatan panjang, kalo gak salah inisialnya A. Motif pembunuhannya pun masih belum diketahui sampai sekarang. Gosip pun mulai bertebaran menyatakan kalo kasus pembunuhan ini terjadi atas dasar dendam lah, iri lah pokoknya banyak. Terus nih yah!, katanya pihak sekolah kerjasama dengan pihak kepolisian buat nutup kasus ini, dan gak akan nyebarin ke media. Sebab kalo di sebarin gak bakal ada lagi yang mau masuk SMA 1." jelas Amel serinci-rincinya.

"terus, kok Reva bisa tau? Padahalkan kasusnya gak di sebarin sama media?" Tanya Tasya sambil menatap Reva yang sedang bercanda ria bersama Saipul. Kebetulan ia sudah mengenal yang namanya Reva saat perkenalan tadi.

"Yaelah!, Syaa, lo gak tau apa kalo bundanya Reva itu ibu kantin sekolah kita. Ya, otomatis tau lah, kan waktu itu seluruh penghuni sekolah juga tau kasus itu. Dan kalopun sekarang lo tanya ke kakak kelas bahkan ke tukang sikat WC sekolah sekalipun, mereka bakalan bungkam. Karna pihak sekolah mewanti-wanti agar kasus ini tidak sampai di dengar orang luar. Alias gosip ini limited editon Syaaa...bundanya Reva cuman cerita ke reva karna takut terjadi apa apa sama anaknya. Pembunuhnya masih berkeliaran dengan bebas di lingkungan sekolah. Dan Reva cuma cerita ke gue, Saipul dan dua temennya yang lain, kita-kita udah janji gak bakal ngebocorin rahasia ini."

DekkaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang