Thorne-Zytkow(2)

56 14 5
                                    

"Thorne....zytkow?" Tanya Tasya terbata, ia masih tak mengerti apa maksud ucapan cowok tersebut.

Dekka tersenyum misterius, atau lebih tepatnya menyeringai. Ia kemudian buru-buru mengambil hoodie hitam yang di letakkan di samping ayunan tempatnya duduk. Tetapi sebelum benar-benar pergi, ia membalikkan badannya menghadap Tasya, kemudian melanjutkan perkataannya lagi.

"Lo gak usah ikut campur dan pengen tau tentang kasus ini, kalo lo mau selamat!" Peringatnya kemudian berlalu meninggalkan gadis itu sendirian.

Tasya hanya bisa melongo memandangi punggung tegap itu yang berjalan menjauh. Kerutan di dahinya menandakan bahwa ia bingung dengan ucapan ambigu yang dilontarkan cowok itu. Ia kembali memusatkan pandangannya ke depan jalan, dilihatnya cowok itu yang mulai menyalakan mesin motor, melaju dan akhirnya hilang di tikungan.

"Lo sebenarnya siapa Dekka?" Ucapnya menatap nanar ke depan.

****
Tasya sedang duduk di balkon rumahnya. Sudah malam, tapi matanya tidak bisa mengatup barang sebentar, pikirannya masih tertuju pada ucapan Dekka. Sebenarnya apa maksud cowok itu?.

Gadis itu pun kemudian mengambil handphonenya, mengecek notifikasi yang ada. Kemudian membukanya satu persatu. Hanya ada beberapa chat dari grup angkatan , juga chat dari sahabatnya Amel yang menanyakan keadaannya.

Ia menyimpan kembali handphone di sampingnya, tidak berniat melanjutkan chatnya dengan Amel. Ia kemudian meloloskan pandangannya kedepan. Gelap, suasananya begitu sepi. Jam menunjukkan pukul 22:00 dan ia masih belum bisa tertidur.

Gadis itu masih terduduk memeluk lututnya. Angin sepoi-sepoi yang datang dari arah selatan menerbangkan anak rambutnya. Ia hanya.... hanya sedang was-was. Atau mungkin masih takut dengan ancaman yang di lontarkan Dekka tadi siang.

Ia teringat kembali percakapannya bersama cowok itu. Tapi tunggu..... ada sesuatu yang mengganjal di benaknya. Benar. Ia belum mencari tau ini sebelumnya.

Tasya kemudian mengambil kembali handphonenya, kemudian mengetik beberapa kata di mesin pencari. Dan ketemu!

Thorne-Zytkow.

Ia membacanya perlahan. Keningnya kembali mengerut saat melihat artikel mengenai Thorne-Zytkow tersebut.

"Thorne-Zytkow object merupakan sebuah bintang di dalam bintang. Objek ini kemungkinan muncul akibat sebuah bintang maha raksasa yang melahap sebuah bintang neutron."

Bintang di dalam bintang...

Tasya kemudian meletakkan handphonenya asal. Ia berlari menuju rak bukunya, mengambil salah satu kemudian kembali ke balkon. Ia membuka satu persatu halaman buku tersebut, masih belum mengerti dengan semua ini.

Ia kembali meletakkan bukunya, kemudian membaringkan diri menghadap langit yang maha luas. Tangannya dijadikan sebagai penopang, kemudian matanya fokus memperhatikan gugusan bintang-bintang di angkasa. Matanya tak sengaja melihat sebuah bintang dengan cahaya yang sangat terang. Mungkin bintang tersebut jaraknya lebih dekat dengan bumi. Ia tau bahwa objek tersebut bukanlah sebuah planet, karna planet tidak berkedip ketika memunculkan cahaya.

Bintang, benda langit yang sangat eksotik. Ia punya filosofi yang mengagumkan. Semua orang menyukai bintangm. Bintang yang terlihat cantik dengan cahaya yang berkedap-kedip bak kunang-kunang di kegelapan. Bintang merupakan mahakarya tuhan yang begitu luar biasa. Ia berada jauh di luar angkasa sana, bahkan mungkin lebih banyak dari jumlah pasir-pasir di pantai, ikan-ikan di lautan. Jumlahnya pun lebih banyak dari buih di lautan. Walau bentuknya terlihat sangat indah, bintang sebenarnya hanyalah sebuah bola panas pijar yang jauh dari kata indah. Ia memancarkan api dengan panas yang berbeda-beda. Ia simbol kekuatan yang tak pernah habis, bahkan planet planet pun bergantung pada bintang. Bintang merupakan penguasa untuk sebuah sistem peredaran di langit, lebih-lebih bintang seperti matahari yang menopang semua kehidupan di bumi.

DekkaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang