Love

26 8 0
                                    

"Tasyaaa, banguuun!!" ujar Amel kembali menepuk pipi gadis itu. Nyatanya sudah setengah jam Anastasya pingsan dan gadis itu belum sadar juga. Dekka sudah membawa Tasya menuju UKS dengan alasan bahwa gadis itu pingsan di belakang sekolah. Tentu saja Amel tidak percaya, karna sebelum Anastasya masuk ke hutan bersama Dekka, gadis itu sudah terlebih dahulu menghubunginya dan dia sudah berjaga-jaga.

Amel sempat kalap dan menampar Dekka keras tadi. Ia tak menyangka bahwa sahabat satu-satunya itu bisa bersama si cowok misterius ini. Si black shadow nya sekolah yang berbahaya. Si aneh menurut Amel sendiri. Tetapi Dekka telah menjelaskan semuanya dari awal. Walau tidak secara detail tapi penjelasannya cukup meyakinkan Amel. Terbukti dengan Tasya sendiri yang kelihatan masih baik-baik saja. Seragamnya pun bersih dan tidak ada bagian tubuh manapun yang terluka, hanya saja wajah gadis itu yang agak pucat.

"Ernggh." terdengar lenguhan dari bibir si gadis yang terbaring lemah di ranjang. Ia kemudian bangkit dan memijat kepalanya yang pusing. Lantas gadis itu mengitarkan pandangannya ke seluruh ruangan, dan segera sadar bahwa dia telah berada di UKS.

"Astaga Tasya, sukur banget deh lo udah sadar. Gue panik Syaaaa sumpah gue panik banget!, lo tuh kemana aja sih? Ngebolos apa gimana? Tadi gue cari lo ke seluruh penjuru sekolah Syaaa, sampe ke tukang kebun sekalian," cecar Amel tanpa jeda sedikit pun. Ingin rasanya ia menjedotkan kepala gadis itu ke tembok, supaya ia tidak dekat-dekat lagi dengan yang namanya Alavaro Dekkandra Malik si cowok misterius itu.

"ih!...Amel cerewet banget sih, baru juga sadar langsung di ceramahin." ujar Tasya cemberut, sembari memijit- mijit kepalanya yang masih pusing.

"Shhhhh..." Tasya meringis, kepalanya benar-benar mau pecah.

"Aduduhduh!... maapin gue, gue khawatir, mana yang sakit mana?" Ucap Amel panik.

"Udah mendingan sih"

"Eh Syaaa, tadi lo tau siapa yang nganterin lo kesini?" Tanya Amel.

"Gak tau, emang siapa?"

"Mampus, lo gak amnesia kan Syaa? Sumpah yah gue syok banget ngeliat lo tadi pingsan, apalagi pas digendong sama si Dekka itu. Gue tadi baper sih ngeliat itu, cuman kebaperan gue hilang saat ngeliat lo terkulai lemas dan saat ngeliat si Dekka muka rata itu yang nge gendong lo. Percuma cakep tapi dingin kayak es batu di pluto," gerutu Amel cerewet.sambil memijat-mijat kepala Tasya penuh perhatian.

"Kebiasaan deh hiperbola, lagian tau darimana lo di pluto ada es nya?" Ucap Tasya terkekeh, lantaran sahabatnya itu akan menjadi sangat cerewet kalo sedang panik.

"Terserah deh, pokoknya gue gak suka yah lo deket-deket lagi sama si es itu, awas lo kalo deket dia lagi. Gue ingetin yah Anastasya Algistaria sahabat gue yang paling ajaib, Dekka itu A-N-E-H, and dangerous!!!"

"Sok inggris lo." kekeh Tasya lagi.

********

"Lo pulang bareng gue" ucap Dekka dingin.Ia menarik paksa tangan Tasya untuk pulang bersamanya.

"Lo apa-apaan sih?" Ucap Amel tak suka. Ia menyingkirkan tangan Dekka dari Tasya. Ia juga heran mengapa ekka ini sok dekat dengan Tasya, padahal mereka baru berkenalan beberapa hari yang lalu.

Tasya sendiri tak dapat berbuat apa- apa. Jujur ia takut dengan tatapan dingin Dekka, tapi juga takut dengan peringatan Amel tadi. Ia tau Amel sangat menyayangi dirinya. Sampai-sampai ia mengantisipasi dan menepis jauh-jauh orang-orang yang dianggapnya jahat untuk masuk ke kehidupan Tasya.

Dekka hanya diam. Ia melayangkan tatapan dingin pada Amel dan juga Tasya. Amel yang di tatap pun gugup seketika, begitupun dengan Tasya.

"Tasya pulang bareng gue!" ucap Dekka sekali lagi penuh penekanan.

DekkaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang