Cahaya matahari yang masuk melewati jendela mengganggu tidur nyaman Tasya. Entah sejak kapan ia bisa tidur senyaman ini di kasur empuk miliknya, di temani bau maskulin yang menenangkan.
Ia mengerjapkan matanya perlahan. Menetralisir sinar matahari yang masuk kedalam iris cokelatnya tersebut. Ia menolehkan kepalanya tatkala menyadari bahwa kamar ini serasa bukan kamar milik dirinya. Lantas membulatkan matanya saat tau bahwa ia sedang tidak berada di kamar tidurnya. Ia berada di sebuah kamar yang familiar. Dengan dekorasi dan nuansa klasik, juga jendela besar yang memperlihatkan jalanan ramai di luar sana.
Ia pikir ini sebuah apartemen. Tapi apartemen siapa? Apa mungkin kejadian semalam hanya mimpi? Dan kejadian yang dialaminya kali ini juga termasuk mimpi?. Gadis itu kemudian berusaha bangkit dari tempat tidurnya. Saat ia mencoba untuk menapakkan kakinya di lantai tiba- tiba rasa pusing mendera kepalanya. Juga rasa sakit tak tertahankan seolah ia pernah dijambak dengan keras oleh seseorang. Ia menepuk-nepuk wajahnya. Berusaha meyakin kan diri bahwa ia sedang tidak berada di alam mimpi. Ia menghembuskan napasnya lega saat tau bahwa ia memang sedang berada di dunia nya, dan kejadian semalam benar-benar terjadi. Si lelaki misterius itu, dan juga Dekka.
Saat rasa pusing di kepalanya sudah agak berkurang, ia memutuskan untuk bangkit dari tempat tidurnya dan berjalan mengitari sudut kamar. Ia pikir kamar ini sangat familiar untuknya. Hanya saja mungkin beberapa perabotnya yang dipindahkan si pemilik rumah. Salahkan dirinya yang terlalu pelupa untuk ukuran manusia normal. Sebuah bingkai foto di atas nakas menarik perhatiannya. Entahlah, rasanya ia seperti dipandu untuk melihat bingkai foto tersebut. Ia memutuskan untuk melihat isi di balik bingkai foto yang di simpan terbalik tersebut. Isinya membuat Tasya menganga tak percaya.
Foto Dekka. Bersama gadis beriris mata cokelat dan berambut cokelat yang sering hadir di mimpinya. Berarti ia sedang berada di apartemen Dekka? Si manusia es tersebut?. Bodohnya ia yang tak cepat menyadari bahwa dulunya tempat inilah ia pertama kali melihat banyak luka di sekujur tubuh cowok itu. Ia juga yang sempat mengobati luka Dekka di kamar ini. Ia bertanya pada dirinya sendiri, apa yang terjadi semalam sehingga ia bisa ada di apartemen seorang psikopat ini. Apa jangan-jangan Dekka menculik diri nya? Atau mungkin melakukan hal yang tidak tidak padanya?. Hal lain yang membuatnya takut setengah mati adalah gadis mengerikkan yang sering hadir di mimpinya itu berfoto bersama Dekka. Seorang Alvaro Dekkandra Malik. Apa hubungan mereka berdua sehingga terlihat berpose begitu mesra di dalam bingkai foto tersebut?. Seorang Dekka yang tak pernah tersenyum sekali pun pada siapapun, dengan dunia misteriusnya yang dingin dan tak tersentuh, dalam foto tersebut terlihat tersenyum bahagia. Begitupun dengan si gadis bermata cokelat dan berambut cokelat yang sering hadir di mimpi Tasya. Mereka berpose seolah mengesankan bahwa mereka berdua lah manusia paling bahagia di dunia ini. Pertanyaan-pertanyaan beruntun memenuhi kepala Tasya, berputar 360º di kepalanya dan terus terngiang bersama keanehan lain yang terjadi. Sosok Dekka terlalu misterius baginya. Rasa penasaran nya pada cowok itu semakin muncul ke permukaan. Ia ingin mengetahui siapa sebenarnya sosok Dekka.
Ia beralih pada laci nakas yang untuk kedua kalinya menarik perhatiannya. Seperti dituntun oleh sebuah kekuatan magis tangannya terulur untuk membuka laci nakas tersebut. Terlihat sebuah amplop berlogo SS. Rasa penasarannya pun menjadi-jadi saat ia membaca deretan huruf pada amplop tersebut. Tertera tulisan SALISBURY SCHOOL. Tasya tau apa itu SALISBURY SCHOOL. Sebuah sekolah khusus laki laki dengan kalangan borjuis alias tempat berkumpulnya orang orang kaya di Salisbury, Amerika sana. Lantas mengapa amplop dari SALISBURY SCHOOL ini berada di laci nakas Dekka?. Apa mungkin cowok bermata abu-abu itu pernah menginjakkan kakinya di sana alias pernah menuntut ilmu di sekolah bergengsi tersebut?. Entah mengapa rasa curiganya pada Dekka semakin bertambah. Ia rasa cowok yang di kenalnya beberapa hari terakhir ini bukan lah Dekka yang sesungguhnya. Ada sesuatu yang dia sembunyikan.
KAMU SEDANG MEMBACA
Dekka
Mystery / ThrillerBagaimana jika sebuah permulaan yang menjadi bagian penting dari alur sebuah kehidupan rumit kamu lupakan?. Bagaimana jika jiwamu didalam ragamu sendiri tidak kamu kenali?. Begitulah yang dirasakan oleh seorang Anastasya Algistaria biasa dipanggil T...