Iam at payphone trying to call home
All of my change i spend on you
Where have the times gone
Baby its all wrong
Where are the plans we made for two......Nada alarm di handphone yang berbunyi mengagetkan Tasya. Padahal sudah di settingnya waktu di handphone tersebut tepat waktu, tapi menurutnya masih terlalu pagi. Ia kembali mengeratkan selimutnya mencari kehangatan. Efek begadang, juga efek menangis semalam membuat matanya berat seolah dihinggapi berton-ton beban, ia masih sangat mengantuk. Tetapi nyatanya alarm itu seolah tak mau bekerja sama. Ia berbunyi lagi dengan suaranya yang terdengar makin kencang. Tasya kesal, apa alarm itu tidak tau bahwa sekarang ia sangat mengantuk?. Ia segera bangkit dari tidurnya dan berniat mematikan handphonenya lagi, sejenak ia tertegun dan segera sadar bahwa bulan sudah tidak di tempatnya lagi, alias sudah tergantikan oleh gemerlapnya cahaya matahari.
06:45
Ia memelototkan matanya. Bagaimana bisa ia bangun jam segini, kalau begini ia bisa terlambat ke sekolah. Ia tidak mau berurusan dengan Pak Dodi guru BKnya yang killer itu, atau lebih parahnya lagi ia akan di jemur di tengah lapangan, mirip seperti ikan teri.
Ia buru-buru bangkit dari tempat tidurnya, kemudian segera menuju kamar mandi. Tidak mand, hanya mencuci muka saja. Setelah itu cepat-cepat ia mengobrak-abrik lemari seragamnya, untung ia punya seragam cadangan. Ia segera memakainya dan turun ke lantai bawah.
Gadis itu buru-buru berlari menuruni anak tangga, tetapi tangannya juga cekatan menyisir rambutnya. Ia mengedarkan pandangannya ke seluruh rumah, tapi tak dapat menemu kan mamanya. Ia segera berlari menuju kamar mamanya. Teringat lagi kejadian tadi malam,apa orang itu sudah mencelakai mamanya?. Tidak!, ia tidak boleh panik. Di gedornya pintu kamar itu, rasa panik dalam dirinya menguasainya.
"Maaaa...mama?" Panggil Tasya keras keras. Ia berusaha memastikan apakah mamanya ada di dalam kamar atau tidak. "Mamaaaa, jawab Tasya mah! Mama di dalem kan?"
"Maaaa, mamaaaa?" Panggil Tsya lagi. Ia kalut, panik, dan cemas. Ia takut terjadi apa-apa dengan mamanya. Ia mengetuk pintu keras keras, juga berusaha menggedor pintu tersebut.
"Maaaaa." panggil Tasya putus asa. Kali ini ia tak dapat menahan tangisnya dan menangis tersedu-sedu. Ia takut kehilangan mamanya, sampai kapan pun ia tidak akan memaafkan orang tersebut kalau terjadi apa apa dengan mamanya.
Kreeek
Tiba-tiba ganggang pintu berputar, muncul sosok di balik pintu kamar mama Tasya.
"Aaaaaaaaaa!!!" Teriak Tasya kencang. Ia kaget melihat seseorang yang berdiri di hadapannya.
"Aaaaaaa!!!" ucap orang tersebut ikut ikutan berteriak, ia juga kaget dengan teriakan Tasya.
Tasya memandang orang itu dari atas sampai bawah. Lantaran menyipitkan matanya saat wajah orang tersebut sangat familiar, ia sangat mengenal orang itu.
Mamanya!.
Tentu saja mamanya!"Ih, si mama, ngagetin Tasya aja. Lagian ngapain sih pake masker- maskeran segala? aku kira hantu, lah kan putih-putih gitu sih," ucap gadis itu mengerucutkan bibirnya.
"Ini anak mama satu nih, lagian kenapa kamu gedor-gedor pintu kamar mama pagi-pagi? Pakek nangis nangis segala lagi, drama queen banget."
"Iiiih si mama, tadi tuh aku panik banget mah, aku gak lihat mama di mana pun, terus pintu kamar mama ke kunci. Pas aku panggil gak ada jawaban, yah aku nangis lah, kan aku khawatir!" ucap Tasya seraya berjalan mendekati mamanya. Ia kemudian memeluk mamanya erat, bulir-bulir air mata turun membasahi pipinya. Ia khawatir jika terjadi apa-apa dengan mamanya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Dekka
Mystery / ThrillerBagaimana jika sebuah permulaan yang menjadi bagian penting dari alur sebuah kehidupan rumit kamu lupakan?. Bagaimana jika jiwamu didalam ragamu sendiri tidak kamu kenali?. Begitulah yang dirasakan oleh seorang Anastasya Algistaria biasa dipanggil T...