Tujuan manusia hidup di dunia adalah mati. Kembali pada Allah sebagai pencipta-Nya. Kita dilahirkan dari tanah, maka kembali pun ke tanah. Jadi, jangan sombong. Jangan tinggi hati karena hanya akan membuatmu tersesat dari jalan Allah.
BAGIAN DELAPAN BELAS
Kabar Duka
____________"OPPA meninggal, Oppa Arfan meninggal," ucapan Amalia terbata-bata kala mengatakan itu. Ia diberi tahu Anzar via telepon beberapa menit yang lalu jika Papa mertuanya meninggal tepat pukul 06 pagi. Kemungkinan masih malam di Jerman. Amalia merengkuh putranya yang juga sama kagetnya. Tidak bisa dibayangkan, bagaimana perasaan Anzar saat ini.
"Oppa?" Azzam bertanya, tidak yakin dengan kabar duka ini. Kemarin, ia masih bercanda ria dengan kakeknya itu meski hanya melalui video call, karena jarak yang terlalu jauh.
"Siapa yang bilang, Ummi? Kemarin Azzam masih teleponan kok sama Oppa. Kenapa bisa?" Azzam mengusap-usap punggung Amalia yang rapuh. Ibunya menangis tak henti-hentinya ketika mendapati sebuah telepon.
"Abi, Abi yang telepon Ummi, Kak," ucapnya. Oleh karena itu, Azzam harus membatalkan niatnya untuk pergi ke kampus. Ia mengabari Fatih jika Oppa meninggal, Fatih menjawab akan segera ke rumah bersama dengan kedua orang tuanya dan Fatin. Fathur? Jangan tanyakan, sejak dulu laki-laki itu tidak bisa diajak berkomunikasi. Entah apa penyebabnya.
"Abi bilang, kita akan ke Jerman. Kita jemput Oppa. Tapi Abi bilang, Oppa mau tetap dimakamkan disana," kata Ibunya. Azzam hanya bisa mengangguk. "Yasudah, Ummi yang tenang, ya. Ini Azzam udah ngabarin Abang biar kesini. Kita berangkat sama-sama, ya. Ummi jangan nangis terus. Nanti Abi marah lagi sama Azzam," ucapnya, mencairkan suasana agar Ibunya mau sedikit tenang. Setelah beberapa menit, akhirnya Amalia bisa tenang. Berbarengan dengan itu, sosok Anzar muncul dengan air muka tegang. Matanya terlihat memerah. Azzam tahu, Ayahnya sehabis menangis.
"Ummi," panggil Anzar. Amalia mendongak, lantas segera memeluk suaminya. Azzam sama sedihnya. Ia tidak menyangka jika kakek dari Ayahnya harus pergi meninggalkan mereka secepat ini.
Suara mobil memasuki gerbang terdengar. Fathan datang bersama keluarganya. Rahma sudah menangis dan segera memeluk Anzar. "Papa, An. Papa meninggal," ucap wanita itu terbata-bata. Sama seperti Amalia. Sebagai anak, tentulah hal ini yang paling tidak diinginkan Rahma dan Anzar.
"Sudah, sayang. Jangan menangis terus, lebih baik kita perbanyak doa semoga Papa mendapatkan tempat terbaik di sisi Allah," ujar Fathan, memberi nasihat pada Rahma.
Azzam memeluk Fatih. Keduanya sama, menangis meski tanpa suara.
Tak lama berselang, Raihan datang bersama Cyrra dan kedua anak kembarnya. Mereka semua sepakat untuk segera berangkat pagi itu juga ke Jerman. Fathan dan keluarganya sudah membawa koper berisi baju selama di Jerman. Raihan dan Cyrra juga sama. Tinggal menunggu Almira dan Alyssa yang harus dibantu Amalia untuk berkemas.
"Aku sudah memesan tiket keberangkatan menuju Jerman, kita terbang dua jam lagi. Pastikan tidak ada yang tertinggal," ucap Anzar, membuat semuanya mengangguk. Kilatan mata yang memerah itu semakin nyata ketika Anzar memeluk Amalia ketika mereka sudah berada di dalam kabin pesawat.
"Aku tidak menyangka Papa akan pergi secepat ini, Lia. Papa tidak punya riwayat penyakit apapun," ucap Anzar pada Amalia. Amalia mengangguk tipis. Ia pun sama, tidak menyangka hal ini akan terjadi secepat ini. Seperti yang Anzar katakan, jika Ayah mertuanya itu tidak memiliki riwayat penyakit apapun. Keadaannya masih sehat, dan tetap bugar. Namun, lagi-lagi takdir Allah tidak ada yang tahu. Kapan ajal akan datang, hanya Allah-lah yang tahu. Manusia hanya manusia lemah yang selalu meremehkan kapan ajal datang. Manusia akan menyembah Allah ketika sudah, namun saat dalam keadaan senang, mereka lupa bersyukur atas apa yang telah Allah berikan.
KAMU SEDANG MEMBACA
[NUG's 3✔] SENPAI, Ana Uhibbuka FILLAH
SpiritualitéNUGRAHA SERIES : GENERASI #2-2 ___ Trilogy of [Assalamualaikum Calon Abi] *** Ini tentang perkara hati dan janji. Indira Mahestri, seorang mahasiswi polos di Universitas Dharma. Semua orang menyukainya karena Indira begitu baik dan suka membantu ses...