Chapter 43 | Mengantar Almira

19.9K 2.1K 932
                                    

BAGIAN EMPAT PULUH TIGA - Mengantar Almira.

***

Jadikan hanya Dia sebagai pelindungmu. Karena tak ada manusia manapun yang bisa melindungimu kecuali Allah, Yang Menciptakanmu.

***

"KAKAK, ikut ya antar Mira berangkat study tour besok. Mira mau semuanya ikut...," rengek gadis itu, bergelantung manja di lengan Azzam. Azzam menyerngitkan dahi, bingung sekali dengan tingkah Almira si sore-sore ini. Azzam memegang kening Almira. Dingin. Tidak panas. Artinya Almira baik-baik saja kan?

"Dek, tadi kamu main di belakang dekat pohon jambu, nggak?" tanya Azzam, membuat Almira menepis tangannya kasar. "Ihh! Kakak mah! Mira nggak kemana-mana dari tadi, ini habis packing buat besok."

"Emang ada acara apa? Kok Kakak baru tau?"

"Study tour, lah. Sebelum Ujian Nasional minggu depan," balas Almira, senyum selalu terukir indah di bibirnya. Almira begitu senang ketika besok sudah hari keberangkatannya untuk study tour. Tujuan sekolahnya tahun ini adalah ke Yogyakarta. Almira begitu ingin sekali menginjakkan kaki kesana. Ia sudah pernah ke Jerman, lalu mengapa ke Yogyakarta saja belum?

"Dih aneh, orang mah Ujian dulu, baru study tour. Emangnya udah yakin 100% lulus? Nilai bagus? Study tour mah udah duluan. Ngabisin uang, pemborosan. Kakak yakin, kamu pasti beli sesuatu buat hobi fotom, kan?" selidik Azzam, ia tahu jika adiknya itu hobi fotografi. Jika ditanya pun, Almira ingin sekali menjadi seorang fotografer berhijab yang terkenal. Tidak ada yang salah dengan cita-cita, memang.

"Yeeey, Kakak mah gitu. Insyaallah Mira dapat nilai yang bagus, dapat nem bagus biar bisa masuk PTN di Yogyakarta. Mira mau banget ke UGM. Masuk fakultas Kedokteran, apalagi Mira suka banget sama Biologi dan Kimia. Pokonya, Mira harus rajin belajar biar nilainya bagus dan nggak ngecewain Abi, Ummi, Abang sama Kakak. Eh, nggak ngecewain Icha juga. Biar Icha termotivasi untuk lebih giat lagi belajarnya. Nggak malas-malasan kayak sekarang. Malah sukanya masak terus," celoteh Mira panjang lebar. Azzam merasakan sesuatu yang mengganjal disini. Almira yang cuek dan tak suka berbicara panjang hari ini berbeda. Almira yang tidak suka membantu Ummi memasak, hari ini justru memaksa Ummi untuk memasak bersama. Almira ingin dimasakkan sayur sop dengan banyak ceker.

"Mau ya, Kak? Harus mau! Pokoknya Mira bakal marah sama Kakak kalau Kakak nggak ikut!" ujarnya, ngambek. Almira mengalungkan kedua lengannya di leher Azzam. Mengecup pipi laki-laki itu. "Nanti Mira bawain oleh-oleh yang banyaaaaak buat semuanya."

Azzam hanya terdiam. Ia tidak mengerti menatap sikap Almira seperti itu. Apalagi, saat Almira mengucapkan sesuatu yang membuat dadanya terbuncah setelah itu.

"Mira kangeeeen banget sama Oppa Arfan. Mira mau ketemu sama Oppa, Kak...," ucapnya lirih, Azzam melihat tatapan sendu Almira.

"Dek," panggil Azzam, Almira mendongak.

"Kakak juga rindu sama Oppa, makanya selalu berdoa buat Oppa biar disana Oppa dikasih tempat terbaik sama Allah, ya?" Almira mengangguk, memeluk Azzam setelah itu.

Azzam tidak tahu harus berkata apa. Ini menyulitkannya. Ada hal yang mengganjal dan Azzam tidak tahu apa itu.

***

Pagi-pagi sekali, Almira sudah bangun lebih pagi dibandingkan Abi dan Ummi sekalipun. Ia membereskan baju-bajunya yang semalam Ummi lipat ke dalam lemari. Lalu, mengeluarkan kopernya keluar menuju ruang tengah. Almira tidak ingin ada yang tertinggal sedikitpun. Ia ingin menikmati study tour kali ini bersama teman-temannya yang lain.

[NUG's 3✔] SENPAI, Ana Uhibbuka FILLAHTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang