7

977 117 14
                                    

Pagi hari di depan PT AAF sudah berjejer bus yang akan membawa rombongan pekerja yang akan mengikuti acara Family Gathering ke pantai Anyer selama 2 hari 2 malam.

Sejak PT AAF berdiri 4 tahun lalu sudah 3 kali acara Family Gathering digelar, biasanya hanya 1 hari dan ke tempat wisata di daerah Bogor.

Acara tersebut mendapat antusias semua pekerja di semua bagian karena akhirnya bisa libur sejenak dari tuntutan produksi. Saking antusiasnya, sebagian besar ada yang membawa pacar, suami/istri dan anak. Untungnya jumlah bus yang disewa dapat mencukupi jumlah orang yang ikut karena sudah didata 5 hari sebelum keberangkatan.

Di area belakang yang biasa jadi tempat parkir, sudah terparkir motor-motor pekerja yang sudah datang ke pabrik. Dan Vino yang mengajak Yupi untuk ikut baru saja sampai.

"Ini pabrik tempat Papa kerja," ucap Vino pada Yuvia yang duduk di belakangnya.

"Gede ya, Pa," ucap Yupi melihat 2 bangunan besar di pabrik. Gadis imut itu langsung turun dari vespa Vino.

Vino pun juga turun langsung men-standar-kan vespanya. Lalu helm di kepalanya ia lepas dan ditaruh di spion. Helm Yupi pun yang tadi digunakan langsung ditaruh di spion satu lagi.

"Yuk, kita ke depan," ajak Vino.

"Gendong," pinta Yupi dengan manja.

"Udah gede juga." Vino memindahkan tas ranselnya ke depan lalu berjongkok. "Naik."

Yupi lalu mendekat dan menempel ke punggung Vino. Lalu Vino mulai berdiri mengangkat Yupi dan melangkah ke area depan pabrik.

"Papa kapan jujurnya?" tanya Yupi tepat di telinga kiri Vino.

"Jujur apa?" Vino balik bertanya padahal ia tahu maksud pertanyaan Yupi.

"Papa itu 'kan..." Yupi sengaja menjeda ucapannya yang disambut helaan nafas Vino.

"Nanti kalo masa training Papa selesai. Papa akan jujur ke semuanya," ucap Vino.

"Termasuk ke Tante Shani?"

"Kok jadi Tante Shani?" Vino menjadi bingung apa hubungannya ia harus jujur dengan Shani.

"Bukannya Papa suka ya?"

"Siapa bilang?"

"Yupi, Pa."

"Iya suka. Suka gangguin dan godain dia."

Sesampainya di area depan pabrik, ternyata sudah ramai pekerja yang datang membawa pasangan dan anak untuk ikut family gathering. Tujuan Vino yaitu menghampiri teman-temannya yang kelompoknya itu dinamakan 6 robot bernyawa. Karena mereka selalu bersama sejak masuk hari pertama di pabrik. Di sana juga ada istri anak Dinan yang ikut.

"Pagi wahai lelaki pencari rezeki," sapa Vino.

Semua teman-temannya menoleh melihat Vino datang dengan menggendong anak perempuan cantik dan imut di punggungnya.

"Anak lu, Vin?" tanya Dinan.

"Iya." Vino berjongkok untuk menurunkan Yupi dari gendongannya.

"Gak sekolah dia?" tanya Dyo.

"Izin hari ini dan besoknya libur karena gurunya rapat," jawab Vino.

"Tapi istri lu mana?" Mario heran tidak ada perempuan yang ikut bersama Vino.

"Nanya mulu dah lu pada. Gue gak punya istri," jawab Vino mulai kesal ditanya-tanya.

"Kita kepo, Vin. Hehe..." Araz terkekeh.

"Perhatian semua!" teriakan seseorang di dekat kantor utama dengan memakai toa. "Sekarang kalian boleh masuk ke bus sesuai dengan bagian kalian."

"Sekarang kita ke bus," ajak Vino pada teman-temannya.

Love in FactoryTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang