13

1K 118 28
                                    

"Kita sekarang ngerti, Vin. Alasan lu kenapa nyamar jadi operator mesin," ucap Dyo mengerti setelah Vino memberitahu alasannya turun langsung ke lapangan padahal Vino ialah Mr. A sang Bos PT AAF.

Saat ini Vino bersama Dyo, Dinan, Araz, Mario, Frans dan Yoga sedang berada di sebuah kafe untuk mendengarkan cerita Vino si Mr. A Bos PT AAF. Tentunya semua makanan dan minuman yang dipesan di kafe dibayar oleh Vino.

Vino menceritakan kenapa ia turun langsung kerja karena ingin memantau secara langsung produksi pabriknya terkhusus di bagian cutting desk yang sering terjadi masalah dalam 3 tahun terakhir. Terus juga Vino ingin tahu keluh kesah para pekerja dengan mengobrol bersama mereka yang membuat ia melakukan beberapa perubahan sejak ia mulai bekerja.

Memberikan seragam baru secara serentak merupakan keputusan perubahan pertama Vino yang melihat seragam pekerjanya ada yang luncur, kotor, sedikit rusak di kerah.

Lalu tidak melarang pekerjanya memakai sandal saat bekerja karena Vino pernah merasakan sakit dan kram di kakinya akibat berdiri terlalu lama.

Selanjutnya gaji bulanan yang bertambah 500 ribu sebelum akhirnya menaikan lagi jadi 20%. Vino memutuskan itu karena mendengar keluh kesah pekerjanya yang sudah kehabisan uang seminggu sebelum gajian.

"Duh ini kita manggilnya Pak apa biasa aja," ucap Araz nampak bingung mengingat statusnya beda dengan Vino.

"Biasa aja, Vino gitu. Tapi terserah sih manggil gue apa karena apalah arti sebuah nama kalo dipanggil pasti nengok," ucap Vino.

"Tapi tadi Shani kenapa tiba-tiba nampar lu padahal dia bilang hatinya buat lu pas lu nyamar jadi orang jelek?" tanya Yoga heran mengingat kejadian Vino menyatakan perasaan saat menyamar.

"Gue kenalan sama Shani lewat aplikasi Hago dan itu jauh sebelum gue ketemu dia. Awalnya gua gak engeh Shani yang gue kenal lewat aplikasi itu salah satu pekerja di pabrik gue, pas gue cek fotonya ternyata baru engeh gue." Vino menjeda cerita sebentar untuk minum ice lemon tea.

"Terus gimana, Vin?" tanya Dinan.

"Shani kenal gue itu sebagai V karena gue gak sebutin nama asli gue. Karena keburu ketemu dan ketemunya itu bikin dia marah, sempet gue bingung untuk jujur kalo gue ini V. Akhirnya gue mutusin untuk nyamar jadi orang jelek yang kalian tadi liat dengan nama Alvin. Dan gue ketemu sama Shani sebagai Alvin pas dia gak masuk dan gue dateng ke pabrik sebagai Mr. A," lanjut Vino bercerita.

"Dan Shani ngerasa kecewa karena ngerasa lu udah ngebohongin dia?" tanya Yoga menyimpulkan.

"Iya. Gue udah duga reaksi dia kaya tadi," jawab Vino lalu menghela nafas.

"Sekarang lu gak mau ketemu sama dia buat ngejelasin?" tanya Mario.

Vino menggeleng. "Nanti aja. Dia lagi butuh waktu sendiri. Kalo gue maksain ketemu yang ada dia makin benci."

"Jangan nyerah, Mas Bro." Yoga dan yang lain menyemangati Vino.

*****

Di kamar kontrakannya Shani masih saja menangis karena kecewa dengan Vino yang ternyata adalah Alvin teman mabarnya dan Mr. A Bosnya di pabrik. Ia tidak habis pikir kenapa Vino harus menyamar seperti itu dan tidak jujur.

Di luar kamar kontrakannya itu ada Gracia, Okta dan Shania yang menyusul berusaha menemani tapi sayangnya pintu dikunci dari dalam sehingga mereka hanya duduk di teras menunggu pintu dibuka.

"Gak nyangka aku kalo Vino itu bos kita selama ini," ucap Okta mengingat kejadian di pabrik.

"Ditambah teman mabarnya Ci Shani," tambah Gracia.

Love in FactoryTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang