20

1.9K 144 36
                                    

"Loh? Alvin?" Papa Mama Shani kaget saat melihat Vino.

"Om Ver? Tante Veranda?" Vino juga sama kagetnya saat melihat kedua orang tua Shani.

"Kalian sudah saling kenal?" Shani menatap bergantian Vino dan orang tuanya yang sepertinya sudah saling mengenal.

"Alvin ini anak rekan bisnis dan sahabat Papa," jawab Papa Shani memberitahu.

"Dan Vino juga yang waktu itu dijodohin sama kamu," tambah Mama Shani.

Shani langsung ingat saat diberitahu akan dijodohkan. Waktu itu Papanya bilang akan menjodohkannya dengan anak temannya. Tapi karena waktu itu Shani sedang fokus kuliah otomatis menolak keras dan kabur disaat keluarga teman Papanya datang ke rumah.

Vino pun juga ingat kejadian beberapa tahun lalu saat ia dan orang tuanya akan datang ke rumah perempuan yang akan dijodohkan tapi saat sampai ternyata sang perempuan sudah kabur.

"Jadi Shani toh yang bakal dijodohin sama saya, Om?" tanya Vino memastikan karena kaget mengetahui sahabat almarhum Papanya adalah orang tua dari Shani.

"Iya, Nak Vino. Dunia ini sempit sekali ya buat kalian berdua," ucap Mama Shani tersenyum senang ternyata rencana untuk menjodohkan anaknya dengan anak teman suaminya akan terwujud walau dengan jalan lain.

"Kalo gitu Om sama Tante kasih izin dan izin gak saya untuk ngelamar Shani?" tanya Vino sebelum kesadarannya hilang karena pengaruh obat yang ia minum mulai bereaksi.

"Om sih yes. Tergantung anak Om mau ndak sama kamu," jawab Papa Shani memberi lampu hijau.

"Tante sih sama. Tergantung Shani-nya mau apa ndak," sambung Mama Shani.

"Aku ma- Vin?!" Shani terkejut melihat Vino sudah tertidur akibat pengaruh obat yang tadi diminum.

Semua orang nampak terkejut melihat Vino sudah tidur tapi dapat dimaklumi karena memang Vino butuh istirahat dan beberapa menit lalu sudah minum obat.

Hal itu membuat Shani dan kedua orang tuanya beserta Gracia dan Yupi keluar dari kamar rawat untuk membiarkan Vino beristirahat dengan tenang.

Kini mereka semua berada di kantin rumah sakit untuk mengobrol, terlebih orang tua Vino ingin akrab dengan cucu sahabatnya Papa Shani yaitu Yupi dan sahabat Shani yaitu Gracia.

"Kamu anaknya Nathan sama Rona?" Papa Shani menatap Yupi yang tengah memakan roti. Ia ingin memastikan karena baru bertemu.

"Iya. Hmm... tapi Yupi manggilnya apa ya?" Yupi menatap kedua orang tua Shani karena masih bingung harus memanggil apa.

"Kakek sama Nenek aja gimana? Berhubung anak Tante bakal jadi istri Papa kamu dan jadi Mama baru kamu," ucap Mama Shani memberi saran dan justru membuat pipi Shani memerah.

"Ih, Mama!" Shani jadi salah tingkah.

"Kalo Gracia ini kenal anak saya dari kapan?" Papa Shani kali ini bertanya ke Gracia.

"1 setengah tahun kayanya, Pak. Saat hari pertama saya kerja di AAF," jawab Gracia.

"Tapi pabrik milik Alvin ini memproduksi apa?" tanya Papa Shani penasaran karena setahunya semua perusahaan sahabatnya sudah berpindah tangan dan ia pun baru tahu kalo Vino ternyata punya pabrik  sendiri.

"Produksi bahan untuk bra," jawab Shani memberitahu tapi memelankan suaranya di akhir.

"Oh produksi itu." Papa Shani kaget karena produksi pabrik milik Vino berbeda jalur dengan orang tuanya.

"Mama, boleh aku nanya sesuatu?" Shani menatap Mamanya karena ingin tahu sesuatu.

"Apa?" tanya Mama Shani.

Love in FactoryTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang