"Mana ya?" Vino celingak-celinguk mencari sesuatu.
Sekarang ini Vino bersama Yupi dan 5 teman kerjanya sedang berada di aula hotel untuk makan siang. Saat memasuki aula, mereka harus bersabar karena antri untuk menyendok nasi dan lauk.
"Mana apanya, Vin?" tanya Dyo yang tepat berada di belakang.
"Pengantinnya," jawab Vino.
"Lu kira ini nikahan apa. Ini family gathering," ucap Dinan tepat di belakang Dyo dan mendengar apa yang Vino ucapkan.
"Lu kalo datang ke nikahan orang gimana? Antri gak ngambil makanannya?" tanya Vino.
"Antri sih," jawab Dinan.
"Nah itu tau."
"Ini kita gak salah milih temen, 'kan?" Dyo berbisik ke Dinan.
"Kayanya sih iya," ucap Dinan.
Selama kenal sejak hari pertama bekerja, Vino memang orang yang cukup konyol. Ada saja tingkahnya yang menarik perhatian orang-orang di pabrik. Tapi Vino juga baik karena sering mentraktir Dyo, Dinan dan teman yang lain saat istirahat.
Antrian pun mulai bergerak maju seiring orang-orang sudah mendapatkan makanan. Vino pun mengambil 2 piring dan 2 pasang sendok-garpu yang terbungkus tisu.
"Masnya, gak kenyang apa sampe 2 piring gitu?" tanya seorang perempuan yang berjaga di prasmanan saat Vino menyendok nasi ke piring.
"Yang satu buat anak gue, Mbak," jawab Vino lalu berpindah untuk menyendok lauk.
Lauk yang disediakan untuk makan siang bermacam-macam. Ada ayam kecap, sop ayam, kentang balado, capcay dan kerupuk. Melihat itu membuat Vino heran.
"Mbak, kok menunya ini? Gak ada ikan, cumi, udang?" tanya Vino.
"Itu nanti saat makan malam, Mas," jawab perempuan yang tadi.
Vino mengangguk mengerti lalu mulai mengambil potongan ayam, capcay, kentang balado dan kerupuk. Khusus Yupi, Vino tidak memasukan kentang balado ke piring Yupi.
"Yo, Nan. Ambilin gue aqua ya," pinta Vino lalu melangkah pergi ke tempat Yupi menunggu.
"Iya." Dyo dan Dinan mengerti karena Vino tidak bisa mengambil aqua karena kedua tangannya membawa 2 piring.
Yupi yang sedang menunggu Vino sedang ditemani Shani, Gracia, Okta dan Shania yang sedang makan siang di meja bundar.
"Cie," ucap Vino saat menghampiri Yupi sambil memberikan piring berisi nasi dan lauk.
Shani, Gracia, Okta dan Shania yang sedang makan langsung menoleh dan berhenti menguyah saat melihat Vino datang.
"Cie kenapa?" tanya Gracia bingung.
"Kita couple-lan bajunya," ucap Vino setelah duduk di kursi yang kosong.
"Semuanya juga sama kali Vin bajunya," ucap Shania karena baju yang ia kenakan sama seperti yang dipakai rekan kerja di pabrik.
"Vin, bisa gak hari ini gak bikin kesel?" tegur Shani mulai kesal.
"Bisa. Tapi ada syaratnya," ucap Vino membuat sebuah penawaran.
"Apa?" tanya Shani terpancing.
"Jadi istri gue," jawab Vino.
Sontak saja semua yang mendengar apa yang Vino ucapkan pada Shani langsung tersedak massal karena kaget.
"Cie, cie," goda Yupi.
"Ogah!" tolak Shani dengan tegas.
"Santai kali nolaknya. Gue cuman bercanda dan gak serius." Vino mulai menyendokan makan siang ke mulut.
KAMU SEDANG MEMBACA
Love in Factory
FanfictionVino si pekerja baru membuat Shani menjadi penasaran. Saking penasarannya membuat Shani justru ... Penasaran jalan ceritanya? Silahkan baca....