Kania mengenakan arloji berwarna silver ke pergelangan kirinya. Ia terlihat tengah bersiap-siap. Matanya mengarah ke jam dinding yang menunjukkan pukul 7 p.m. Malam ini ia ada janji hangout dengan Elsa.
Kania memperbaiki tatanan rambut nya yang sengaja ia biarkan tergerai. Sedangkan bagian poninya ia jepit ke samping.
Drrttt Drrttt
Suara getar handphone nya membuat Kania tergelak. Ia secepatnya meraih handphone yang terletak di meja riasnya. Kania membaca sekilas pesan singkat yang muncul di layar utama. Tentu saja itu adalah pesan dari Elsa.
ElsaD.A : jd ngg hangout ny?
Kania menggerakkan jari nya dengan lincah di atas keyboard handphone nya dan mengetik pesan singkat juga sebagai balasan untuk pesan Elsa.
KaniaAura : Jadi, gue otw.
Kania mematikan handphone nya lalu meraih tas kecil berwarna hitam yang selalu ia bawa kemana-mana.
Sekali lagi, ia menatap dirinya ke arah cermin. Memastikan bahwa penampilan nya sudah benar-benar pas.
Setelah dirasa cukup, Kania langsung mengambil langkah cepat. Ia bergegas menuju pintu kamar dan turun ke lantai bawah.
Langkahnya langsung terhenti di anak tangga nomor 3 dari bawah saat mendapati 2 orang yang juga termasuk penghuni rumahnya duduk di sofa ruang tamu sambil berhadapan. Kania menghela napas. Ia bersidekap, seperti nya ia sudah menerka-nerka apa yang akan terjadi.
"Kamu lihat! Makin hari pengeluaran kita makin banyak, dan ini semua gara-gara kamu!"
"Hah? Kok aku?"
"Jelaslah, sekarang kan pekerjaan kamu sukanya ngurusin butikmu yang nggak jelas itu!"
"Jangan sok nyalah-nyalahin aku ya mas, kita makan juga dapet hasil dari butik aku juga kok! Jangan munafik deh!"
"Aku nggak nyalahin, aku bicara fakta! Emang kenyataan nya kalo kamu itu boros uang! Toh, uang aku juga nggak kamu buat nge biayain butik kamu doang! Kamu juga sering beli buat kepentingan yang nggak guna kan? Buat beli make up, perhiasan, buat modal arisan atau apalah. Kamu pikir uang itu nggak terbuang sia-sia gitu!!?"
"Dih. Jangan bicara omong kosong! Aku jarang banget kali beli semua barang nggak guna yang kamu maksud itu! Emang dasar kamu nya aja yang pelit!
"Kania memejamkan matanya. Tangannya bergerak menutup kedua telinga nya. Ia jengah.
"CUKUP!!" Teriak Kania keras.
Sontak, kedua orang yang bersahut-sahutan tak jelas itu langsung diam. Mereka terkejut dengan sentakan Kania dan menatap putri nya lekat.
"Kenapa mulut mama sama papa itu nggak pernah capek berantem terus? Kania yang nggak ikut berantem setiap harinya aja capek, masa kalian nggak?" Picik Kania tajam. Emosi nya kini sudah sampai di ubun-ubun.
"Kania kamu mau kemana?" Tanya Bram santai. Mata nya menyapu penampilan Kania dari atas sampai bawah yang kini terlihat rapi sekali. Gadis itu mengenakan celana jeans panjang dan kemeja kotak-kotak berwarna biru dan hitam yang melekat pada tubuh mungilnya.
"Jangan mengalihkan topik!" Sentak Kania sinis.
"Ini semua salah papa kamu! Dia kerjanya setiap hari cuman bisa menyalahkan mama aja Kania!" Adu Tamara. Telunjuk nya mengarah ke Bram yang melotot ke arahnya.
KAMU SEDANG MEMBACA
HURTS
Teen FictionSiapa sangka jika gadis cantik seperti Kania banyak menyimpan sejuta kepahitan hidup di balik senyum dan wajah cantiknya? Ia begitu pintar menyimpan semua luka nya dengan rapi hingga tak kasat mata. Sampai tiba-tiba, 2 orang yang tidak pernah ia dug...