12 - Pulang Bareng

66 25 5
                                    

Happy reading:)

...........

Kania melangkahkan kaki nya cepat-cepat menuju perpustakaan yang untungnya masih buka.

Ini dilakukan dengan sangat terpaksa sekali tentunya. Jika bukan karena hukuman yang diberikan Pak Mangku, Kania tidak akan repot-repot pergi ke perpustakaan untuk meminjam banyak buku sejarah.

Sejujurnya, Kania tidak terlalu suka dengan pelajaran sejarah. Karena menurutnya, sejarah itu selalu berhubungan dengan masa lalu. Dan Kania, tidak terlalu suka mengungkit-ungkit masa lalu. Nah loh, jadi curhat kan?

Setelah selesai meminjam beberapa buku untuk dijadikan panduan tugas, Kania segera keluar dari perpustakaan dan berniat untuk langsung pulang.

Sekarang bawaan nya terasa makin berat karena ketambahan dengan buku-buku sejarah yang cukup tebal. Ingin mengeluh tapi bagaimana lagi? Ini sudah takdir. Nasi sudah jadi bubur. Lagian nggak mungkin kan bubur mau dijadiin nasi? Nyetak nya pake apa coba.

Kania melangkah cepat. Sekolah sudah sepi. Ia melirik jarum jam ditangan nya yang telah menunjukkan pukul 3.38 p.m. "Pantes aja sepi." Jam sekolah sudah diakhiri setengah jam yang lalu.

Sesaat kemudian ia sedikit terperangah. Matanya menatap seseorang yang tengah memundurkan motor nya dari parkiran. Seperti nya orang itu juga baru mau pulang.

Kebetulan sekali. Orang itu juga orang yang sama dengan orang yang menabrak nya tadi dan menyebabkan kekacauan sehingga ia jadi korban kemarahan Pak Mangku hari ini.

"Kak!!" Panggil Kania dengan keras tepat saat motor yang ditumpangi orang itu hampir melewatinya. "Kak..berhenti!!" Kania menyetop motor itu dengan berdiri tepat di depannya. Alhasil, Arga segera menghentikan motornya sambil menatap kesal ke arah Kania.

"Apa?"

"Kak! Turun!"

"Hah?"

"Turun!!"

"Apaan sih!? Buang-buang waktu lo!" Kata Arga sebal. "Turun kak! Aku mau minta pertanggungjawaban dari kak Arga!"

Dan seketika itu, Arga ambigu.

"Ma...maksudnya?"

"Kak Arga udah buat kacau semuanya! Sekarang kak Arga harus tanggung jawab!" Kata Kania dengan emosi meletup-letup.

"Maksud lo apasih!? Ngomong yang jelas dong, waste time banget sih!" Pekik Arga sebal. "Inget nggak? Gara-gara Kak Arga nabrak aku waktu di koridor tadi, semua lembar jawaban yang aku bawa jatuh dan basah kena bekas air hujan. Gara-gara itu juga, aku dimarahin habis-habisan sama Pak Mangku! Itu semua gara-gara Kak Arga!" Jelas Kania sambil ngomel-ngomel. Mirip sekali sama ibu-ibu kos yang lagi nagih uang bulanan.

"Terus hubungannya sama gue apasih?!" Tanya Arga masih tak paham. "Ya kak Arga harus tanggung jawab lah! Kak Arga harus ikut ngejalanin hukuman yang pak Mangku kasih ke aku!" Jawab Kania geregetan.

"Terserah lah! Bodo amat gue sama lo! Bukan urusan gue, sok sok an cari perhatian lo pake acara buat-buat cerita kek gitu ke gue." Kata Arga sarkas nyaris membuat Kania hampir saja melempar sepatu kearahnya.

Dan kalau boleh jujur, Kania sakit hati sekali dengan perkataaan Arga barusan.

"Minggir lo! Nganggu banget sih!" Arga segera menjalankan motornya lagi tanpa memperdulikan Kania yang masih diam di tempatnya.

"Dia..bener-bener..nggak punya hati bangett sih..!!" Kata Kania penuh penekanan. "Awas aja! Gue nggak ridho pokoknya! Guee nggakk ridho!!!"

🍁🍁🍁🍁

HURTSTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang