..........
Tap tap tap
Kania melangkahkan kaki nya melewati koridor sekolah yang mulai sepi. "Aduh, kesiangan lagi kan." Gumam nya kesal. Ini gara-gara tadi pagi ia bangun kesiangan. Apalagi bangun nya pukul 6.20. Alhasil, ia harus mandi dan berseragam cepat-cepat dan pergi ke sekolah tanpa sarapan.
Kalau kalian bertanya apakah mamanya tidak membangunkan Kania, maka jawaban nya adalah tidak. Mama nya saja baru bangun ketika Kania baru ingin berangkat. Tadi sebenarnya Kania sempat bangun. Tapi karena masih ngantuk jadi alasan utamanya, jadi alarm nya Kania matikan lagi. Bagusss kan..
"Berangkat siang terosss.." Pagi-pagi saja, Elsa sudah mengeluarkan perkataan tidak berguna yang makin membuat kepala Kania makin panas saja. Haduh, gini amat punya temen.
"Bacot. Diem lo!" Kania melemparkan tasnya ke atas kursi dengan kasar, membuat beberapa teman sekelasnya menatap nya dengan tatapan bermacam-macam. Ada yang kaget, ada yang kesal, ada yang takut, ada juga yang bodo amat. Ah, sudahlah.
"Napa lo? Pms?" Tanya Elsa hati-hati. Kania langsung duduk tanpa peduli dengan pertanyaan Elsa. Ia menelungkupkan wajahnya diantara lipatan tangan nya diatas meja. "Lo sakit?" Elsa tak lelah bertanya. "Setiap hari gue sakit kok." Jawab Kania mantap. "Apanya? Apa yang sakit? Kok lo ga cerita? Apa yang sakit??" Wajah Elsa agak lebay. "Ini, di hati." Kania menatap Elsa melas sambil menunjuk ke arah hati nya yang sekarang mulai jarang bahagia. Kasihan sekali hatinya.
"Ck, Kania.." Elsa berdecak pelan. Ia merangkul sahabatnya itu dan mendekapnya erat. Elsa tau, Kania memang sedang rapuh. Tidak ada gunanya kalau dia bilang baik-baik saja. Mungkin sebagian orang banyak yang percaya. Tapi Elsa tidak. Kania terlalu bodoh kalau bilang dirinya baik-baik saja di depan Elsa.
"Bisa nggak sih sehari... aja lo bisa bahagia tanpa sedih?" Kata Elsa pelan. "Mana gua tau." Jawab Kania sekenanya. "Eh eh, gua mau cerita deh." Kania segera melepaskan diri dari dekapan Elsa dan menatap sahabatnya itu penuh arti. "Busyet. Kok ada ya makhluk aneh kek lo? Tadi dateng marah-marah, terus habis itu sedih, sekarang bisa sok sok an semangat gitu. Dih.," Cibir Elsa. "Hushh diemm..dengerin dulu. Gue yakin pasti lo kaget sama cerita gue." Potong Kania. "Cerita ape??"
"Lo tau ga sih, kemaren itu gue kena apes gara-gara wakil ketua osis songong itu njir, kesel gue!" Kania mulai bercerita dan Elsa langsung mengkerut kebingungan. "Maksud lo, kak Arga?"
"Iyalah, siapa lagi cobak."
"Emang dia ngapain sih sampe lo bisa kesel gitu?"
"Lo inget gak yang kemaren gue disuruh pak mangku buat naruh lembar ulangan kelas 12 di ruang guru?"
"Hooh, terus?"
"Waktu gue lewat di koridor, dia itu malah lari-lari ga jelas dan nabrak gue njir. Yaudah, akhirnya semua lembaran yang gue pegang jatoh terus basah kena bekas air hujan di lantai koridor. Dan lo bisa bayangin gak sih gimana marahnya pak mangku ke gue?!"
"Terus lo dimarahin dong?"
"Iya, gue ditampar malah."
"Ih, masa sampek segitu nya sih Kania? Itu harus di laporin polisi tuh..!"Kania menepuk dahi nya kesal. Bahkan dalam kondisi seperti ini pun, Elsa masih saja bego gak ketulungan. "Gue suka gaya lo. Tolol nya natural."
"Ih.. kok lo ngeselin sih?!" Elsa berdecak sebal. "Ya elu sih, kalo udah tau gitu pasti lah gue dimarahin. Pake acara nanya lagi, ya jelas nya iya! Orang pak mangku aja sampe ngancem bakal ngosongin nilai ips gue kalo gue nggak ngerjain ulang semua ulangan itu."
"Hah? Ih.. pak mangku tega banget sih. Terus lo udah ngerjain ulang semua nya belum?"
"Udah. Di bantu in sama kak Brandon hahaha."
"Lah. Kok ada kak Brandon nya? Apa lagi ini ya Allah..?"Kania ngakak lalu menceritakan semua kejadian kemarin hingga runtut. Mulai dari awal mula ia bertemu Brandon saat ia kecelakaan lalu saat Brandon membantu Kania mengerjakan hukumannya.
KAMU SEDANG MEMBACA
HURTS
Teen FictionSiapa sangka jika gadis cantik seperti Kania banyak menyimpan sejuta kepahitan hidup di balik senyum dan wajah cantiknya? Ia begitu pintar menyimpan semua luka nya dengan rapi hingga tak kasat mata. Sampai tiba-tiba, 2 orang yang tidak pernah ia dug...