8 - Broken

84 40 0
                                    

Ceklekk

Kania membuka knop pintu. Ia mengarahkan pandangannya menuju ruang utama yang kelihatan sunyi seperti tak berpenghuni.

"Mungkin mama sama papa belum pulang." Pikirnya. Dalam hatinya ia selalu merasa sedih. Setiap kali pulang sekolah, tidak pernah ada yang menyambutnya sekedar untuk menanyakan tentang suasana hatinya ataupun keadaannya.

Bram selalu pulang larut setiap harinya. Alasannya, ia sangat sibuk dan pekerjaannya menumpuk. Sedangkan Tamara seringkali pulang petang bahkan hingga masuk waktu isya' karena sangat mementingkan butik miliknya. Akibatnya, Kania pun sering merasa sendiri ketika di rumah.

Ia melangkah gontai menuju lantai atas, tepat ke arah kamarnya yang bernuansa biru dan putih.

Sesampainya disana, ia langsung menutup pintu dan membanting tubuhnya ke atas kasur dengan seragam dan sepatu yang masih melekat di tubuh mungilnya.

Ia menatap langit-langit kamar. Matanya menerawang, berkelana entah kemana. Kania dapat merasakan dengan jelas bahwa badannya benar-benar terasa lemas dan penat. Ia pun memutuskan untuk tetap berada di kasur sampai tak berlangsung lama, Kania terlelap di dalam mimpinya.

🍁🍁🍁🍁

Pyarrr

Kania terjingkat dari tidurnya. Ia segera bangun dan mengucek matanya, menyesuaikan dengan cahaya sekitar. Ia terkejut dengan suara keras seperti benda pecah. Tak ingin berlama-lama diam karena penasaran, Kania pun memutuskan untuk bangkit dan turun ke lantai bawah, memastikan apa yang sebenarnya terjadi.

"Bibi'? Apa yang jatoh??" Tanya Kania terkejut ketika mendapati bi' Ijah sedang terbungkuk-bungkuk membersihkan sesuatu yang berserakan di lantai.

"Eh anu non, tadi bibi nggak sengaja mecahin piring. Maaf ya non.." Tutur bi' Ijah dengan lirih.

"Ya Allah bi'! Kania kira apa, sampe kaget tau! Yaudah gapapa, lain kali ati-ati ya.." Balas Kania lega.

"I..iyaa non.. sekali lagi bibi minta maaf yaa.."

"Ya Allah bibi.. enggak papaa.. santai aja kali. Kania nggak galak kayak majikan yang ada film-film tau!" Kata Kania sambil setengah tertawa.

"Yaudah. Kalo gitu non Kania mau dibikinin apa? Makan? Minum?" Tawar Bi' Ijah kemudian.

"Nggak usah deh bi.. nanti Kania bikin sendiri aja.. mending bibi istirahat, masa seharian kerja nggak capek!"

"Yaa.. kan bibi disini cuman numpang buat kerja toh. Bukan buat numpang tidur, gimana kamu ini.."

"Hehehe. Yaudah deh kalo bi' Ijah mau, tolong bikinin pasta sama jus jambu ya buat Kania. Kania agak sakit kepala, laperr banget dari sore belum makan." Pinta Kania lembut.

"Aashiiappp non.. nanti bibi anterin ke kamar yaa.."

"Nggak usah bi, nanti taroh di meja makan aja! Kania mau makan di sini."

"Oh oke non.."

Kania pun mengangguk lalu segera berbalik. Ia ingin kembali ke kamar dan membersihkan badan lalu setelah itu makan.

"Eh iya, mama sama papa belum pulang bi?" Kania kembali membalikkan tubuhnya setelah berjalan beberapa langkah.

"Belum non."

"Oh. Yaudah deh. Kania mau ke atas yaa."

"Iya non.."

Kania pun kembali melangkahkan kakinya secepat mungkin ke arah kamar nya di lantai atas. Ia cepat-cepat meraih handuk dan membersihkan tubuhnya di kamar mandi.

HURTSTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang