BAB 15 :

132 48 4
                                    

"Sayang~" panggil seorang wanita dengan nada manjanya, mengelus ngelus bahu kiri cowok yang duduk disampingnya

Cowok itu mengakhiri telponnya lalu, menatap wanita tersebut dingin. "Kenapa?sudah tidak sabar lagi?"

Dengan gerakan sensual, ia mengelus bibir cowok itu. "Iya sayang. Aku ingin merasakan bibir ini". Dengan santainya, Alan menepis tangan wanita itu lalu menatapnya tajam. "Tidak akan. Apalagi untuk jalang sepertimu" desis Alan lalu berlalu pergi dari tempat tersebut

Ya! Padahal tujuan utamanya tadi ingin bermain sedikit ditempat ini. Tempat yang dipenuhi wanita dengan pakaian serba ketat dan kekurangan bahan itu

Baru saja tadi ia duduk sebentar dibar, tak berapa lama seorang wanita dengan baju ketat berwarna hitam, membalut tubuhnya yang ramping nan sexy menghampirinya

Tapi entah kenapa, moodnya hilang seketika. Apalagi mendengar kata wanita tadi. Ia paling benci jika siapa saja yang ingin memegang bibirnya bahkan merasakannya

Dan jika ia ingin bermain, tidak ada yang boleh menyentuh bibirnya sedikit pun. TERKECUALI, ia yang memulai duluan. Egois? Ya! Tentu saja. Alan memang seperti itu, jadi jangan heran ya

Segera ia beranjak dari tempat tersebut, menuju mobilnya yang terparkir tidak jauh dari sana

Baru saja ia ingin menginjak pedal gas, handphonenya berdering tanda panggilan masuk. Alan merogoh saku celana sekolahnya dan mengambil handphone dengan layar bertuliskan panggilan masuk dari sang ibu

Segera ia mengangkatnya. "Iya ma?"

"Sayang, kamu dimana sekarang?" - tanya sang ibu dari sebrang sana

Alan menatap sekitarnya. "Lagi dirumah temen. Memangnya kenapa ma?" tanyanya berbohong

"Kamu buruan pulang ya, ini ada cewek yang terus nanyain kamu" - ucap sang ibu dengan nada sedikit risih

Samar samar, Alan mendengar suara wanita itu dari telpon sambil meneriaki namanya. Pasti jalang itu!

"Oke mah, aku akan segera pulang"

"Hati hati ya nak, jangan ngebut ngebut dijalan"

"Okey". Tuut..... Panggilan tersebut terputus. Dengan gesitnya, ia membawa mobil dengan kecepatan diatas rata rata, tanpa takut akan adanya bahaya dan mengabaikan kata kata sang ibu

15 Menit kemudian.....

Mobil sport hitam mengkilat, terparkir tepat disamping kiri teras rumah yang gedenya bukan main. Alan segera turun dari mobil dan memasuki rumahnya yang pintunya tidak tertutup

Dan dapat dilihat, sang ibu kewalahan menahan wanita tersebut yang berusaha menaiki tangga kelantai dua sambil meneriaki nama Alan

"Alannnn...!!!!!" teriak wanita itu memanggil namanya. Dengan nafas naik turun menahan amarah, Alan berjalan mendekati wanita itu lalu menariknya dengan kasar keluar dari rumah

Sang ibu yang baru sadar anaknya telah datang, membiarkan Alan menarik tangan wanita itu. Ia bernafas lega setelah kewalahan melarang wanita itu untuk tidak pergi kekamar anaknya

"Lo ngapain kesini? HUH!" tanya Alan marah, sambil mengempaskan tangan wanita itu dengan kasar yang membuatnya oleng sebentar

"Sayang~ Gue ngandung anak lo" ucapnya manja tanpa ada rasa takut sedikit pun melihat ekspresi Alan yang seremnya bukan main

Alan mendengus kesal. Ia menarik rambut wanita itu dengan kasar dan membuat wanita itu mengaduh kesakitan

"Lo denger baik baik. Lo ini JALANG! Semua nidurin lo, bukan hanya GUE! Dan didalam kandungan lo itu bukan ANAK GUE! Jadi jangan pernah minta pertanggung jawaban dari gue. Camkan itu!" ucapnya marah dan menatap tajam wanita itu

Bukannya takut, ia malah tertawa sambil mengelus dada bidang Alan sensual. "Ini anak kamu kok sayang. Beneran"

Alan semakin memperkuat tarikan dirambut wanita itu. "A-aww, sakit sayang~"

"Kalo memang yang didalam kandungan lo itu anak gue, kita tes kehamilan sekarang". Kicep. Wanita itu diam membeku

"Kenapa? Lo takut?" tanya Alan menyeringai menatap wajah pucat pasi wanita itu. "Lepas! Gue mau balik" ucap wanita itu lalu pergi dari situ setelah Alan melepaskan cengkramannya dari rambut wanita itu

"Dasar bego! Mau dapat uang lebih caranya begitu" gumam Alan dingin

***************

"Itu tadi siapa nak?" tanya Mira, ibu Alan. Mira tak sempat mendengar percakapan mereka diluar sana karna, Roy menelponnya tadi

"Nggak tau tuh mah. Orang gila" jawab Alan santai sambil mencomot nasi goreng buatan ibunya. "Mungkin karna kamu ganteng, jadi semua naksir kamu ya". Alan tertawa mendengar ucapan ibunya dan Mira juga ikut tertawa

"Ya udah sekarang kamu makan, mama udah buatin kamu masakan spesial". Alan tersenyum lalu, menduduki kursi makan tepat didepan ibunya dan memakan nasi goreng spesial buatan Mira

"Mama mau bicara sama kamu sebentar" ucap Mira setelah beberapa detik yang lalu terjadi keheningan. "Tanya aja ma"

"Kamu setuju, kalau mama menikah dengan om Roy?". Alan terdiam sesaat, kunyahannya terhenti seketika. Ia menatap sang ibu lama dan tidak bicara apa pun lalu, kembali melanjutkan makannya

Tampak Mira menghela nafas. Ia tau, sangat sangat tau, kalau anaknya ini sama sekali tidak setuju jika ia akan menikah lagi

"Mama tau kalau kamu tidak setuju. Tapi mama mohon, kamu dekatin aja dulu Om Roy. Dia itu baik lan, tidak seperti papamu yang bajingan itu" ucap Mira yang mulai terisak kecil

Alan menggeram marah, kalau sudah mengingat papanya itu rasanya ingin memusnahkan dia dari muka bumi

"Jangan nangisin orang yang nggak berguna kayak dia, ma" ucap Alan dingin sambil menatap sang ibu. Mira segera menghapus air matanya dengan cepat. "Mama mohon, dengerkan mama ya nak" ucap Mira dengan nada memohon

"Aku akan mencobanya ma. Tapi jika terjadi sesuatu diluar dugaan, tolong tetap dukung Alan"






Nexttttt, vote and voment gaisss~
Tengkiuuuu~

Kamu Adalah Alan Ku(Hiatus)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang