BAB 6 :

149 51 2
                                    

Didepan gerbang sekolah, Vera berdiri seorang diri disana sambil menunggu papanya yang akan segera datang. Ya, hari ini Vera dijemput oleh sang papa

Barusan saja tadi papanya menelpon agar ia tidak pulang menggunakan angkutan umum dan akan segera dijemput

Entahlah, Vera tidak tahu alasan sebenarnya dibalik itu semua. Yang pasti, akan terjadi sesuatu dan itu semua menyangkut paut dengan pernikahan papanya

Tiit....

Suara klason mobil itu membuat Vera terlonjak kaget dan langsung mengalihkan pandangannya yang semula pada ponsel kearah mobil sport hitam mengkilat yang berjalan perlahan disamping kanannya, dengan kaca mobil penumpang terbuka

"Dek, abang balik dulu ya.. Daahh~" ucap Nathan dari dalam mobil tersebut sambil melambaikan tangannya kearah Vera dengan senyuman manisnya lalu, mobil sport itupun melaju dengan kecepatan tinggi

Vera yang kaget, hanya mengerjap ngerjap kan matanya bingung. Setelah sadar untuk beberapa detik, barulah ia melihat kearah mobil sport itu yang sudah jauh dijalan sana

Tiit.....

Ingin rasanya Vera mengumpat dan menghajar orang tersebut habis habisan. Pasalnya, suara klakson mobil, lagi lagi mengejutkan Vera dan kali ini berhenti tepat didepannya

Vera tertegun melihat mobil itu yang ternyata milik papanya. Segala umpatan dan akan menghajar orang tersebut, ia urungkan

"Haish... Ternyata papa" gumam Vera lalu masuk kedalam mobil tersebut

"Kamu kenapa tadi?" tanya Papanya yang langsung menjalankan mobil dengan kecepatan sedang

"Hah?" tanya balik Vera dengan ekspresi bingung

"Kamu kenapa tadi? Kok melamun?". Vera ber'oh' ria

"Nggak kenapa napa kok pah"

"Jangan suka ngelamun. Entar disamperin loh sama setan"

Vera berdecak sebal. Mana ada gue ngelamun. Tadi tuh gue ngeliat mobil pah...

"Aku nggak melamun kok pah"

"Serius?"

"Duarius malah pah". Roy, nama papa Vera, tertawa pelan

"Iya deh iya"

"Btw, kok tumben papa jemput aku? Memangnya ada apa? Pasti ada sesuatu kan?" tanya Vera to the point. Roy kembali tertawa pelan

"Kok kamu nanyanya gitu sih?"

Vera cemberut. "Habisnya papa nggak pernah jemput aku sih. Pasti papa ada tujuannya kan tadi jemput aku?"

Roy mengelus sebentar kepala putrinya lembut

"Maafin papa karna selama ini nggak pernah jemput kamu. Dan papa ada alasan untuk itu semua. Papa harus bekerja"

"Sesibuk itu kah pa?". Roy menghela nafas berat dan setelah itu tidak berkata kata lagi

Vera paham jika papanya itu sibuk. Tapi, tidak bisakah satuuuuu kali aja papanya dapat berkumpul dan menemaninya yang sekarang sendirian?

Vera kesepian. Ia butuh kasih sayang dari papanya. Percuma saja punya harta berlimpah, tidak ada artinya bagi Vera dan yang ia butuhkan hanyalah kasih sayang dari seorang papa

Ia menghapus airmatanya yang mulai turun secara perlahan. Ia mencoba menguatkan dirinya dan tidak boleh menangis

Menangis hanya bisa membuat ia lemah

Vera mulai mengukir senyum diwajah cantiknya. Ia menatap papanya sebentar yang sedang sibuk menyetir tetapi dengan raut wajah sedih

"Pa, apa papa mau mengajakku bertemu dengan calon istri papa?" tanya Vera lembut. Tampak Roy menatapnya sebentar

"Iya nak. Apakah tidak apa apa?"

Vera tersenyum cantik. "Tidak apa apa pah. Aku akan berusaha menerima calon istri papa itu. Lagian papakan beri aku satu bulan untuk mengenal calon papa itu. Dan kalau tidak cocok dan tidak baik, papa berjanji bukan, untuk tidak menikah lagi"

Roy tersenyum senang lalu mengelus kembali pucuk kepala putrinya lembut

"Terimakasih nak"





Yuhuuuuuuu readerssssss~
Nextttt yaahhhhhh, jangan lupa Vote and Voment yahhh😂😂
Lup yuhhh so muchhh😍😘😂😂

Kamu Adalah Alan Ku(Hiatus)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang