Diruang makan kembali hening, setelah insiden Vera yang tidak konsentrasi makan karena Alan terus menatapnya tajam, sampai kedua orang dewasa berjenis kelamin berbeda itu menertawai Vera yang dikira sedang ngelawak
"Ehem..." dehem Roy ditengah acara makannya. Ia meletakkan sendok dan garpu diatas piring
"Vera... Alan" panggil Roy menatap mereka satu persatu. Yang dipanggil pun langsung menatap Roy dengan pandangan berbeda beda. Seperti Vera dengan raut wajah seperti mengatakan 'kenapa, pa' dan Alan yang menatap tidak minat sedikit pun
"Ada yang ingin saya katakan pada kalian berdua". Roy menghirup nafas dalam sebentar lalu, menghembuskannya
"Kalian tau kan kalau kami berdua ini akan menikah?". Vera dan Alan menganggukan kepala mereka
"Jadi gini, sebenarnya kami ingin segera melaksanakan pernikahan secepatnya. Tapi, karna berhubung Vera waktu itu kurang setuju jadi saya beri waktu satu bulan untuk mengenal mama barunya. Disitu, saya berjanji tidak akan menikah lagi jika Vera kurang nyaman dengan Mira" ucap Roy sambil melirik Mira yang terlihat sedih diraut wajahnya saat mengatakan pada kalimat terakhir
Vera yang menyadari itu, jadi tidak enak hati apalagi terpampang jelas raut sedih itu diwajah Mira
Tapi mau bagaimana lagi, ia harus melihat mama barunya ini. Apakah baik atau tidak? Ia tidak mau mendapatkan ibu baru seperti dicerita cerita dan sinetron yang ia tonton ditv
"Jika Vera menyetujui setelah satu bulan itu, kami akan menikah dua minggu yang akan datang. Apa kalian setuju?" tanya Roy lagi
"Kalau aku setuju pa" jawab Vera mantap. Entahlah, ada sesuatu yang membuatnya semangat seperti itu
Roy menatap Alan. "Kalau kamu?"
Cukup lama Alan berdiam diri dan pada akhirnya "Aku juga setuju om" jawab Alan datar. Roy tersenyum senang diikuti oleh Mira
"Terimakasih nak"
**********
Waktu menunjukan pukul tujuh malam. Banyak cerita yang keluar dari bibir Vera saat makan bersama tadi. Entahlah, Vera hanya semangat saja saat itu sampai sampai lupa waktu. Kecuali, Alan. Sedari tadi ia hanya diam tanpa sepatah kata pun
Semua orang tertawa, Alan terdiam tak minat sedikit pun untuk ikut campur dalam bercerita
Setelah makan bersama, Vera, papanya dan Mira berkumpul diruang tv untuk menonton bersama sedangkan Alan? Ia langsung pergi kekamar miliknya
"Sayang, kamu nggak mau mandi? Tante lihat tadi kamu datang kesini masih menggunakan seragam sekolah" ucap Mira pada Vera yang duduk disamping kanannya
"Nggak usah aja tan, entar pas pulang aja"
"Kalau nunggu pulangkan udah terlalu malem. Entar kamu sakit loh. Nggak papa kamu mandi aja, anggap aja ini juga rumah kamu". Vera tampak berpikir sejenak
Kalau dipikir pikir, sebenarnya Vera sudah gerah dari tadi apalagi masih menggunakan seragam sekolah dan tadi ia juga habis piket dikelas
"Ya udah deh tan, aku mandi aja. Tapi aku mandi dimana?" tanya Vera
"Dikamar mandi yang ada dikamar Alan aja. Soalnya kamar mandi dikamar tante rusak kerannya"
Vera mendadak tegang. Dikamar Alan?. Ingin rasanya Vera membatalkan acara mandi tapi tubuhnya sudah begitu gerah akibat keringat
"Se-serius tan kamar mandi tante kerannya rusak?" tanya Vera memastikan. Mira menganggukan kepalanya
"Iya. Tante lupa buat ngebetulkannya. Besok aja tante panggil orang buat betulkannya". Vera menghela nafas pasrah. Kalau bukan karna tubuhnya yang sudah gerah, ia akan menolak mentah mentah buat mandi dikamar Alan
Vera beranjak dari sofa menuju kamar Alan. Dan baru saja sampai ditangga pertama, ia ingat sesuatu
"Oh iya. Aku nggak ada baju ganti tante, handuk juga" teriak Vera tidak terlalu kencang
"Kamu ambil didalam mobil papa gih. Kebetulan tadi papa ada beli baju piyama untuk kamu" ucap papanya. "Dan untuk handuknya, didalam kamar mandi sudah tersedia" timpal Mira
Vera berjalan keluar rumah menuju mobil papanya setelah mengambil kunci mobil yang papa berikan tadi lalu, mengambil piyama bergambar kesukaannya 'TeddyBear'
Ia kembali memasuki rumah dan melemparkan kunci mobil yang langsung ditangkap dengan sigap oleh papanya. Roy menggelengkan kepala melihat kelakuan putrinya barusan
"Oh iya, kamar Alan disebelah kiri ya sayang. Kamu langsung masuk aja" teriak Mira saat Vera sudah sampai ditangga terakhir
Vera menghentikan langkahnya saat berada didepan pintu kamar Alan. Ia mengikuti instruksi Mira untuk langsung masuk saja tanpa mengetuk terlebih dahulu
Tangannya bergetar memegang knop pintu bercatkan putih bersih itu. Ia membuka pintu secara perlahan dan melangkahkan kakinya pelan memasuki kamar lalu menutupnya kembali
Hawa mencekam langsung menerpa Vera. Dirinya was was jika saja Alan akan melakukan hal yang tidak tidak apalagi sampai membunuh Vera karna masuk kekamar sembarangan. Tapi toh, Mira menyuruhnya seperti itu. Jadi, bukan salah Vera kan?
Ia melihat sekeliling kamar Alan yang hampir keseluruhan bercatkan dark blue. Semakin mistis saja
Terdapat kasur king size yang alasnya berwarna senada yaitu dark blue dan disampingnya terdapat meja nakas kecil. Tv dengan sofa panjang didepannya, rak buku mini yang tampak rapi, kulkas, meja belajar yang diatasnya terdapat tas sekolah dan laptop yang tertutup. Satu lagi! Terdapat lemari kaca yang penuh dengan minuman alkohol
Manik matanya tertuju kearah balkon berpintu kaca yang terbuka sedikit dengan tirai melambai lambai pelan terkena terpaan angin malam
Vera yakin Alan berada disana. Dengan gerakan cepat, ia segera berlari menuju pintu yang juga bercatkan warna dark blue, yang ia yakini itu adalah kamar mandi dan Gotcha! Vera segera memasuki kamar mandi tersebut lalu menguncinya takut tiba tiba Alan masuk. Kejadian yang sangat memalukan bagi Vera, jika hal itu terjadi
Dengan gerakan cepat, ia segera membersihkan diri dengan air segar. Vera sengaja tidak menggunakan air hangat karna tubuhnya yang betul betul gerah dan terasa lengket karena keringat
Ingin rasanya Vera berendam diri didalam bath up yang berada disana tapi ia sadar, kalau disini bukan kamar mandinya
Sepuluh menit sudah berlalu, Vera sudah rapi dengan piyama bergambar teddy bear. Rambutnya yang sengaja tidak ia basah tadi, di ikat gulung keatas, menambah kesan imut apalagi melihat wajah cantiknya dan menggunakan piyama seperti itu
Setelah itu, ia segera keluar dari kamar mandi sambil membawa kantong belanja baju piyamanya yang berisi seragam sekolah
Vera terlonjak kaget saat membuka pintu. Saking kagetnya, hampir saja ia jatuh terjungkang kebelakang. Bagaimana tidak? Alan sudah berada didepan pintu kamar mandi dengan ekspresi wajah terkejut tapi seperkian detik berubah menjadi datar dan dingin, menatap Vera dengan tatapan tajam setajam elang
"Lo ngapain dikamar mandi gue?" tanya Alan dengan nada dingin menusuk. Vera menelan liur susah payah mendengar nada mencengkam terlontar dari bibir Alan. Mampus! Tamat riwayat gue
•
•
•
•
•Nexttttt gaiiissss.....
Jangan lupa Vote and Voment yah, supaya aike tambah semangat buat ngelanjutin ceritanya
Tengkyuuuuu gaisssss, saranghae😘😍😂
Salam kecup dari Alan❤😘😂
KAMU SEDANG MEMBACA
Kamu Adalah Alan Ku(Hiatus)
Novela JuvenilMAMPIR SINI KUY SIAPA TAU TERTARIK SAMA CERITANYA HEHE JANGAN LUPA VOTE AND VOMENT YAW MANTEMAN MAKASIH BANYAKKK:) Kisah Cinta ini bermula disaat Vera yang tidak setuju jika ayahnya akan menikah lagi dan Dia harus memiliki mama baru bahkan Kakak bar...