BAB 25 :

131 41 0
                                    

Kenan bergegas keluar kelas sembari menyambar tasnya. Teriakan dari teman teman gengnya, ia acuhkan

Langkah kakinya cepat. Menyusuri koridor sekolah yang lumayan ramai. Padahal belum waktunya istirahat, tapi sudah ramai dipenuhi anak anak SMA Rajawali. Bahkan mereka berjongkok didepan kelas masing masing

Tangannya mengepal kuat saat tak sengaja manik matanya melihat kearah taman depan sekolah. Disana ada Weni dan Artha yang tengah duduk berdua dibangku bawah pohon rindang

Hatinya sakit. Nyeri terus menjalar disana. Emosinya kembali membludak. Segera ia menuju parkiran kearah motor sportnya dan melaju menuju kearah tujuannya

***************

Suara deru motor mengalihkan pandangan mereka semua kearah sang suara. Motor dimatikan, pemiliknya membuka helm full face lalu turun dari motor menghampiri mereka

"Kayanya ada yang salah alamat nih" ucap Steven menatap teman temannya

"Keseringan denger lagu ayu ting ting kali ye" jawab Nathan tergelak

"Alamat palsu" sambung Bian ikut tergelak

"Ngapain lo kesini?" sinis Alan tajam menatap Kenan yang sedang berjalan kearahnya dan duduk disebrang kursi Alan dkk

"Perasaan kagak ada larangan buat datang kesini" balas sinis Kenan disertai seringaian kecil

"Wah anak ayam mulai berani main dikandang musuh" celetuk Steven mulai terpancing

"Serang aja gimana? Mumpung sendirian" usul Bian yang ikutan terpancing bahkan ia sudah ancang ancangan ingin menjotos Kenan yang songongnya bukan main

"Nggak perlu. Entar kalo dia sekarat temen temennya pada nangis" tahan Alan sekaligus mengejek. Kenan mengepalkan tangannya kuat

Ingin rasanya ia menghajar mulut mereka satu persatu. Tapi kalau sampai dia melakukannya. Yang jelas dia akan kalah. Satu banding lima? Jelas tidak sinkron

Apalagi ini kawasan sekolah mereka. Yang ada entar dia dikroyok rame rame oleh anggota geng Alan yang lainnya

"Jangan dikepal itu tangan. Entar sakit" ejek Nathan kembali tertawa

"Bacot!" umpat Kenan menatap Nathan tajam. Yang ditatap berdiri seraya menunjuk Kenan. "Songong lo ya!"

"Udah, Nat. Duduk. Yang dewasa diem aja. Bocah jangan dilawan. Mending main monopoli" ucap Bian menengahi. Nathan mengehentakkan meja lalu kembali duduk seperti semula sambil menghisap rokoknya

Kenan melirik sekilas kearah mereka. Banyak omong!

Tujuannya kesini adalah menunggu Vera sampai pulang. Dan dia sengaja memilih warung didekat sekolah SMA TB. Ia ingin melihat geng Alan yang banyak omong itu

Kenan memesan segelas es teh tak lupa menyeruput rokok yang selalu ia bawa kemana pun

Untuk sejenak, ia meredakan emosi yang sempat melonjak akibat pesan dari papanya itu. Kenan mengambil ponselnya yang berada disaku hoodie putihnya lalu memainkannya

Sedangkan geng Alan, terus tertawa dengan si biang rusuh yang selalu membuat lelucon aneh, terkecuali Alan

"Sekali kali lo ketawa napa, Lan. Hidup lo suram banget dah" sindir Nathan yang mendapatkan angkatan bahu cuek dari Alan

"Makanya sering gambar pelangi, biar idup lo warna warni. Nggak warna abu abu aja" sambung Bian seraya terkekeh

"Gue gini aja banyak yang suka. Lah lo? Senyum sampe gigi kering, semua pada kesurupan" ucap Alan sedikit mengangkat sudut bibirnya

Kamu Adalah Alan Ku(Hiatus)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang