BAB 2 :

222 58 0
                                    

Vera dan Deby, nama adik kelasnya yang sudah Vera ketahui namanya itu saat mereka di bus tadi, memasuki gedung sekolah mereka yang terletak di Kota Jakarta. Sungguh megah sekolahannya itu

Vera menatap jam yang bertengger manis di pergelangan tangan kirinya. Pukul 06:45, yang berarti 15 menit lagi bel akan berbunyi

Saat mereka sampai dikoridor sekolah lantai satu tempatnya anak kelas 10 semua, Deby menghentikan langkah kakinya yang diikuti Vera

"Kak aku masuk kekelas dulu ya" pamit Deby sopan. Vera tersenyum

"Iya". Deby pun memasuki kelasnya yaitu X IPA 2. Oh, ternyata dia anak IPA toh

Vera melanjutkan kembali langkahnya menuju lantai dua dimana disana letak kelasnya XI IPS 2

Selama ia berjalan dikoridor lantai satu, ia selalu disapa adik kelasnya dari laki laki maupun perempuan dan dibalas dengan senyuman ramah milik Vera

Yap! Iya termaksud terkenal dikalangan adik kelas karna, setiap mereka menyapa Vera, ia dengan senang hati akan menyapa balik mereka dengan senyuman manis miliknya

Ia tidak pernah sombong dengan siapa pun dan selalu bersikap ramah

"VERA!!" teriak sahabatnya, Jenny, saat ia baru saja memasuki kelasnya dari arah belakang

Vera sudah tau persis apa yang akan terjadi selanjutnya

Vera berjalan menuju bangkunya yang terletak paling belakang nomor urut dua. Ia menyimpan tasnya diatas meja, lalu membukanya dan mengambil sebuah buku

"Noh" ucap Vera sambil memberikan buku PRnya pada Jenny

"Lo tau aja maksud gue apaan"

"Selalu". Jenny hanya nyengir sambil menggaruk tengkuknya yang tidak gatal, mendengar ucapan Vera

Dengan secepat kilat, ia mulai menyalin PR Vera dibuku miliknya sendiri

"VERA!!". Ia mendengus sebal seraya menatap sahabatnya lagi, Fira, saat memasuki kelas dengan tergopoh gopoh

Keringat mulai bercucuran dari pelipis perempuan berikat kuncir kuda itu. Vera tahu persis yang akan terjadi lagi selanjutnya

"Anjayy!! Gue huh belum huh ngerjain huh PR sosiologi nih. Bagi donk, Ver" ucap Fira tersenggal senggal

Vera menunjuk buku PR yang berada pada Jenny menggunakan dagunya. Dengan tidak sabaran ia membuka tas nya yang berwarna hitam bertuliskan 'SWAG' dan segera mengambil buku serta bulpoin

" Ver, lo boleh minggir bentar nggak? Gue buru buru nih. Tinggal 5 menit lagi bel bunyi". Vera kembali mendengus sebal. Tingkah sahabatnya yang satu ini memang patut dijitak

Dengan gerakan malas, Vera beranjak kebangku disebelah kanannya. Ia duduk disitu karna itu adalah bangku Fira

Untung saja teman satu kelasnya sudah paham dengan sikap kedua sahabatnya ini yang suka sekali berteriak apalagi sedang kepepet. Be, bisa bisa nadanya tinggi terus

" Jam sialan! Gara gara dia gue hampir telat kesekolah. Coba aja tuh jam kagak habis baterai, pasti gue udah selese nyontek PRnya, nggak perlu terburu buru kek gini!" gerutu Fira sambil mencatat contekannya

Ia terus saja menggerutu tanpa ada yang peduli

Dan biasanya Jenny akan mengomentari, tapi sekarang? Ia sama sama kepepet oleh waktu

Dan Vera? Ia hanya menggeleng gelengkan kepalanya melihat tingkah Fira yang terkenal akan ketomboyannya, bahkan mengalahkan laki laki sejati

Bagaimana tidak? Waktu baru baru memasuki kelas sepuluh, ia berkelahi dengan kakak kelas yang terkenal dengan keberandalannya dan sekarang menjadi kakak kelas mereka yaitu kelas XII

Namanya Alan, ia terkenal banget disekolah ini. Selain karna ia berandal, ia juga terkenal akan ketampanannya bak malaikat, lebih tepatnya sih malaikat maut!

Waktu itu Fira tidak sengaja menumpahkan kuah baksonya saat dikantin. Kami melewati bangku geng Alan dan tiba tiba saja Alan berdiri dan menyenggol tangan Fira

Alhasil, karna Fira juga lagi kepanasan saat memegangi tuh mangkuk, akhirnya kuah bakso itu tumpah mengenai baju seragam sekolah Alan

Fira mengucapkan kata maaf terus menerus, pasalnya ia adalah kakak kelas Fira. Jadi harus sopan bukan?

Karna tidak terima bajunya yang terkena tumpahan kuah bakso, Alan marah marah

Bukan Fira namanya jika ia tidak tersulut emosi akibat mendengar kata kata tajam dari mulut Alan

Dengan keberanian penuh, ia mendorong Alan dan membalas ucapan Alan tidak kalah sengit. Alan yang merasa adik kelasnya itu melawan dirinya, langsung saja menampar pipi Fira

Fira yang semakin kalut dalam emosinya, langsung meninju pipi Alan bertubi tubi hingga ia babak belur.

Gilak!! Saat itu Fira bener bener serem dah. Mukanya memerah menahan emosi

Dan dari situ lah Fira mulai musuhan dengan Alan, sampai SEKARANG GAIS....
Kalau berpaspasan, tatapan sengit dan aura mencekam muncul dari dua manusia itu

Kring... Kring...

"YEAY!! AKHIRNYA SELESE TEPAT WAKTU..!!!" teriak Jenny dan Fira bersamaan sambil mengangkat kedua tangan mereka ala ala penonton sepak bola yang baru saja mendapatkan gol dari para pemainnya

Seisi kelas hanya bisa menggeleng gelengkan kepala melihat tingkah mereka yang nan ajaib, bahkan ada yang sedang tidur langsung terlonjak kaget lalu mengelus elus dadanya terkejut

"Bisa nggak sih, sekaliiiiiiiiiiiii aja kalian nggak teriak teriak?" tanya Vera sambil mengangkat tangan kanannya, membentuk angka satu menggunakan jari telunjuk

"Bisa kok. Asalkan gue bisa ngebuat Alan masuk Rumah Sakit lalu koma!"

Vera memutar bola matanya malas mendengar ucapan Fira. Alan lagi

"Segitu bencinya lo sama dia?" tanya Jenny. Fira tersenyum remeh

"Ya iyalah! Benci pake bangetttttt!! Kakak kelas songong ke dia patut diberi pelajaran!"

"Serah lo deh. Kalo lo kenapa napa gue nggak tanggung" ucap Jenny sambil nyengir kuda. Fira menatap Jenny sinis

"Gitu ya lo sama sahabat sendiri"

"Bukan apa apa, Fir. Dia itu cowok, lah gue? Perempuan. Masa iya gue kelai sama dia, yang ada gue KO. Lain dengan lo! Lo kuatnya melebihi sumo tau nggak!"

Bukannya tersinggung, Fira malah bersorak senang

"Ya iyalah. Jadi cewek jangan pengecut. Kalo ada yang berani berani sama kita, bisa langsung.. Hmm... " ucapnya sambil memperagakan ala ala petinju diatas ring

Jenny menepuk jidatnya lalu menghela nafas kesal

"Serah lo"

Vera yang melihat Fira seperti itu, hanya tertawa kecil. Memang teman ajaib

Tak berapa lama, guru Sosiologi pun memasuki kelas XI IPS 2. Mereka pun mengumpulkan PR karna, Bu Sofia guru sosiologi itu, menagihnya lalu melanjutkan penjelasan di BAB selanjutnya






Nextttttttttt😊😊~
JANGAN LUPA VOTE AND COMENT GAISSSSSSS😍😘😘~
Sorry Typo gais....

Kamu Adalah Alan Ku(Hiatus)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang