23. BOLA BASKET

8.8K 343 0
                                    

"Lo bodoh atau gimana huh?! Udah tau hujan bukannya cari tempat neduh!" kesal Sadewa galak.

Naura tidak menjawab, ia hanya diam disebelah cowok yang menariknya begitu saja kedalam mobilnya.

Sadewa menghela nafasnya, Naura hanya diam dan terus menatap keluar kaca mobil. Ia meraih jaketnya yang ada di kursi belakang dan melemparnya ke atas pangkuan gadis itu.

Naura sontak menatap Sadewa yang mulai melajukan mobil. Cowok itu sedikit basah karena hujan.

"Terima kasih" ucap Naura tulus.

Sadewa tidak menjawab, ia melirik Naura yang kembali menatap keluar jendela. Setelahnya hanya ada keheningan diantara mereka.

Jalanan cukup macet membuat Naura memilih memejamkan matanya. Ia tidak ingin Sadewa sampai bertanya apa yang terjadi. Naura tidak memiliki jawaban untuk itu.

Sadewa menghentikan mobilnya, ia lupa mengambil jalan lain. Sekarang ia malah terjebak macet. Sadewa menoleh dan melihat Naura memejamkan matanya. Apa gadis itu tertidur? Pikir Sadewa bergerak menyelimuti gadis itu dengan jaketnya.

Setelah beberapa menit, mobil sport hitam milik Sadewa berhenti didepan gerbang rumah Naura. Hujan sudah reda dan Naura masih tertidur disebelahnya.

Sadewa merasa tidak tega membangunkannya, tapi gadis itu bisa sakit jika memakai pakaian basah.

"Bangun"

Sadewa terkejut saat lengan Naura terasa panas.

Sadewa membuka sabuk pengamannya. Tangannya terangkat meraba kening Naura. Panas.

Sadewa menarik tangannya saat Naura terbangun. Gadis itu menatapnya bingung.

"Bangunin lo susah! Buruan turun!" ketus Sadewa.

"Maaf.." ucap Naura melepas jaket Sadewa.

Sadewa memperhatikan Naura, dengan tatapan yang berubah khawatir. Gadis itu terlihat pucat.

"Terima kasih" ucap Naura dan keluar dari mobil.

Sadewa menatap punggung kecil Naura yang terus menjauh khawatir.

Naura ingin cepat sampai di kamarnya, ia merasa lemas dan pusing.

"Non!" panggil bi Diyah khawatir.

"Non Naura kenapa bisa basah kuyup begini? Ya tuhan! Non sakit?" tanyanya panik saat merasa suhu tubuh Naura yang panas.

"Aku nggak papa kok bi" jawab Naura menenangkan bi Diyah.

"Ayo, bibi antar ke kamar"

Naura tidak menolak, ia membiarkan wanita itu membantunya.

Sadewa berdiri di balkon kamarnya. Ia hanya memakai celana katun selutut tanpa atasan. Udara malam hari yang dingin tidak membuatnya terganggu.

Bagiamana kodisi Naura sekarang? Apa gadis itu baik-baik saja? Pikirnya.

Sadewa menghela nafasnya gusar, ia kembali ingat saat Naura memergoki Mamanya tadi. Pasti rasanya sakit.

SADEWATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang