14. TERUNGKAP

10.9K 436 29
                                    

Naura masuk kedalam kelas membuat seorang gadis yang tengah mencoret-coret mejanya terkejut.

Ghea.

Ghea terdiam, tidak menyangka Naura datang lebih pagi.

Naura melangkah dan berdiri tepat dihadapan Ghea. Tatapannya tetap sama. Begitu tenang, tidak terkejut dengan apa yang dilakukan Ghea.

Begitu banyak cacian dan kata-kata tidak pantas di mejanya. Dan itu perbuatan sahabatnya sendiri.

"Kenapa?" tanya Naura kecewa.

Ghea meraih tasnya dan menarik Naura keluar dari kelas.

Sadewa yang baru keluar dari ruangan Osis melihat keduanya. Ia datang lebih cepat karena ingin memeriksa CCTV mading. Ia sempat terkejut melihat siapa orangnya yang menempel foto Naura. Teman gadis itu sendiri. Ia jadi tau alasan Naura menutup kasus itu.

Sadewa mengikuti mereka yang mengarah ke taman belakang sekolah.

Ghea melepas tangan Naura dan menatapnya datar.

Sadewa menaiki tangga belakang gudang, sehingga ia bisa melihat jelas keduanya dari atas.

"Kenapa? Lo mau bilang sama semua orang kalau gue pelakunya? Silahkan! Gue nggak peduli meskipun gue harus dikeluarin dari sekolah ini!"

Naura menggelengkan kepalanya.

"Gue jahat kan?! Gue udah jadi orang jahat kan sekarang?!" sentak Ghea frustasi. Di satu sisi ia sudah pasrah setelah Naura mengetahui semuanya. Ia jadi takut jika dikeluarkan dari sekolah.

"Nggak Ghea, Lo bukan orang jahat.. gue pasti ngelakuin kesalahan sampai lo jadi gini kan?" tanya Naura menggenggam lengan Ghea.

"Ya! Lo yang udah buat gue jadi jahat Naura!" jawab Ghea penuh kebencian.

Naura terdiam saat Ghea menepis tangannya kasar. Ada apa dengan Ghea?

"Gue udah muak Ra! Muak karena semua orang selalu muji lo! Hidup lo sempurna Ra! Dimana pun semua orang selalu perhatian dan sayang sama lo! Lo bisa hidup bebas tanpa di kekang orang tua lo! Semua orang sayang sama lo! Semua orang selalu nanyain lo! Banggain Lo! Naura ini! Naura itu!! Gue muak dengarnya!.." bentak Ghea menangis.

Sadewa menggelengkan kepalanya, alasan seperti apa itu. Sesempurna itukah kehidupan Naura hingga sahabatnya sendiri merasa iri.

"...Lo punya orang tua yang kaya! Lo punya segalanya! Sedangkan gue nggak! Lo selalu unggul dalam segala hal! Bahkan di mata orang tua gue! gue juga mau di posisi lo Ra! bisa ngelakuin apa yang lo mau sesuka lo tanpa dilarang orang tua! Kenapa lo selalu beruntung Ra! Kenapa?! Lo rebut semua perhatian orang! Lo juga rebut cowok yang gue suka! Dulu Reza dan sekarang Kak Dewa! Gue benci banget sama lo!" isak Ghea membuat Naura terdiam.

Sadewa menaikan sebelah alisnya mendengar pengakuan teman Naura.

Tiba-tiba dari belakang, lengan Ghea ditarik paksa dan..

Plak

Naura menutup mulutnya tak percaya saat Ella menampar Ghea kuat.

Ghea menyentuh pipinya yang terasa
kebas dan menatap kecewa Ella.

"Tega lo ngelakuin ini sama teman lo sendiri!" bentak Ella berapi-api.

"El, Ghea--"

"Cukup Ra! Jangan belain dia lagi! Cukup lo ngalah sama dia Ra! Dia terlalu egois!" ucap Ella memaki Ghea.

SADEWATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang