8. MAKAN MALAM

11.4K 488 5
                                    


Raja menurunkan Naura di dalam UKS, lebih tepatnya didepan wastafel cuci tangan.

Raja menyalakan kran air dan membawa tangan kiri Naura untuk pertolongan pertama.

Naura yang masih terkejut, menatap Raja yang terlihat begitu khawatir padanya. Bukan hanya Naura, siswi yang bertugas di UKS juga terpaku ditempat mereka.

Ella, Ghea dan Naya yang baru datang juga terdiam.

Setelah dirasa cukup, Raja membawa Naura untuk duduk di sofa.

Ella tidak tinggal diam, ia mendekati lemari obat. Tapi tangan seseorang lebih dulu mengambil salep dan perbannya.

Ella dengan wajah melongo memperhatikan Raja yang kembali menghampiri Naura.

"Ssts.."ringis Naura saat Raja mengoles salep dipunggung tangannya yang memerah.

"Tahan sebentar" ucap Raja mengoleskan nya dengan hati-hati. Ia juga meniup tangan Naura agar tidak terlalu perih.

Naura memperhatikan wajah tampan milik Raja.

Ella mengulum senyumannya begitupun dengan Ghea.

"Gue yakin Kak Raja tertarik sama Naura, mereka bakalan jadi pasangan yang serasi. Udah ganteng, baik lagi. Beda jauh sama temannya yang brengsek itu" batin Ella kesal mengingat wajah Sadewa.

Sementara itu di tempat yang berbeda, Bianca dan kedua temannya tengah berhadapan dengan Sadewa diruang OSIS.

Mereka hanya bisa menunduk, tanpa berani menatap Sadewa. Mereka bertiga tadi di suruh membersihkan lantai kantin dan diminta menemui Sadewa.

Dalam hatinya Bianca mengumpat kesal, niat hati ingin membantu temannya yang menyukai Raja membalas Naura. Tapi sekarang ia malah ikut terseret dan Sadewa pasti makin ilfil padanya. Ia jadi semakin sulit mendapatkan Sadewa.

"Mau buat apa lagi setelah ini?! Dia target kalian selanjutnya?" tanya Sadewa menatap datar ketiga perempuan yang sering merundung siswi lainnya.

Bianca dan kedua temannya semakin tak berkutik.

"Gue benar-benar nggak sengaja Wa, tadi itu dia datang tiba-tiba terus gue--"

"Akui kesalahan lo! atau gue laporin ke guru!" ancam Sadewa membuat Bianca melotot. Ia sudah mendapatkan peringatan ke 2 dari sekolah. Jika guru tau, ia akan di DO. Nggak lucu kan, ia keluar disaat sudah kelas XII.

Bianca menatap tajam kedua temannya. Ia dalam masalah besar sekarang.

"Iya, gue ngaku salah. Gue sengaja karna Sasa cemburu lihat adik kelas itu deketin Raja" ucap Bianca membuat Sasa melotot.

"Lo kenapa ngomong gitu sih!" bisik Sasa kesal.

Sadewa menatap datar ketiganya, mereka selalu merundung siswi yang berani dekat dengan Raja dan Bara. Kecuali dirinya, karna cuma Bianca yang pernah berani mendekatinya. Itupun hanya satu kali karna ia menolaknya mentah-mentah dan memakinya. Setelah itu Bianca tidak berani terang-terangan lagi mengganggunya.

"Lo kan yang nyuruh gue tadi!" geram Bianca pelan.

"Iya, tapi idenya dari lo!" kesel Sasa tak terima.

"Lo berdua bisa diam!" tekan Sadewa dingin.

Bianca dan Sasa langsung terdiam.

"Gue nggak ikutan Wa, sumpah. Aws.." ringis Feby saat Bianca mencubit lengannya.

"Coba Bara yang digangguin lo nggak akan ngomong gini!" kesal Bianca.

"Kalau Bara yang digangguin itu mah beda lagi" gumam Feby membuat kedua temannya kesal.

SADEWATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang